Ceriwis - Korut Punya Ribuan Pengolah Bahan Nuklir

Menurut ilmuwan AS, Korut memiliki sedikitnya 2.000 unit sentrifugal pengolah uranium.
Rabu, 1 Desember 2010, 10:37 WIB
Renne R.A Kawilarang, Denny Armandhanu

http://media.vivanews.com/thumbs2/20...h__300_225.JPG

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-il (tengah) (AP Photo)

VIVAnews - Korea Utara (Korut) mengaku telah memiliki ribuan perangkat sentrifugal untuk mengolah uranium menjadi energi nuklir. Namun rezim Pyongyang itu mengatakan energi nuklir yang mereka miliki hanya untuk tujuan damai.

Demikian pengumuman dari kantor berita pemerintah Korut, KCNA, seperti yang dipantau stasiun televisi CNN, Selasa 30 November 2010. Pengumuman itu dikeluarkan selang sehari setelah Korut memperingatkan ancaman perang terbuka terhadap Korea Selatan (Korsel) jika latihan militer gabungan dengan Amerika Serikat (AS) masih berlanjut.

Menurut KCNA, ribuan unit sentrifugal itu ditempatkan di suatu fasilitas modern. “Konstruksi reaktor tingkat rendah sangat menjanjikan di Korut dan pabrik modern untuk pengayaan uranium dilengkapi dengan ribuan centrifuges berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar untuk reaktor tersebut,” tulis KCNA.

Lebih lanjut, pemerintah Korut mengatakan bahwa perkembangan energi nuklir akan terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik di masa depan.

Ini merupakan pengumuman resmi dari pemerintah Korut setelah ilmuwan AS, Siegfried Hecker, mengaku diajak berkeliling ke pabrik pengayaan uranium di Korut pada awal November lalu. Dia mengungkapkan bahwa Korut mempunyai sedikitnya 2.000 unit sentrifugal yang berhasil mengolah uranium tingkat rendah.

Namun, Hecker mengatakan bahwa pabrik pengayaan uranium itu begitu canggihnya hingga sewaktu-waktu bisa digunakan untuk menghasilkan uranium tingkat tinggi sebagai bahan bakar bom nuklir.

“Bukannya melihat beberapa centrifuge ukuran kecil, yang tadinya saya yakini dimiliki Korut, saya malah melihat centrifuge yang modern, bersih yang jumlahnya lebih dari seribu. Semuanya tertata dengan rapi di bawah tanah,” tulis Hecker seperti dikutip kantor berita Associated Press. (umi)

No WAR please... :hope: