Ceriwis - Udara Bersih Jakarta Hanya 27 Hari Setahun

VIVAnews - Warga Jakarta hanya menikmati udara bersih selama 27 hari dalam setahun. Kualitas udara di Jakarta jauh lebih buruk dari Kota Semarang dan Bandung, yang memiliki udara baik lebih dari sebulan dalam setahun.

Ketua Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPPB) Ahmad Safrudin, menjelaskan, hampir 70 persen pencemaran udara perkotaan khususnya Jakarta akibat emisi kendaraan bermotor. Karenanya, penurunan emisi kendaraan bermotor harus jadi prioritas utama.

Menurutnya, sejumlah aspek wajib dilakukan pemerintah dan pengusaha otomotif. Yaitu peningkatan kualitas bahan bakar, teknologi rendah emisi, tata ruang yang bersinergi dan memperbaiki traffic and transport management.

"Kemudian pengetatan standar emisi dan penegakan hukum yang konsisten," katanya dalam acara Peluncuran Eco � Riding di Jakarta, Senin malam, 8 Agustus 2011.

Syafruddin menjelaskan Eco � Riding merupakan program yang memadukan aspek aspek tersebut sehingga upaya pengendalian pencemaran udara dan perbaikan perilaku pengemudi dapat terlaksana.

Pada kesempatan yang sama pengamat transportasi, Darmaningtyas menjelaskan, perilaku pengendara sepeda motor di Jakarta yang buruk dan tidak memperhatikan lingkungan, ikut menjadi faktor pendukung persolan ini.

Bahkan jika perilaku pengendara tidak segera diperbaiki, sistem Eco- Riding mustahil diterapkan di kota macet seperti Jakarta. Industri roda dua harus mencari teknologi rendah emisi dan hemat bahan bakar.

Hal ini untuk memperbaiki perilaku pengendara yang menggunakan kendaraan tidak sesuai dengan prosedur dan menyebabkan pemborosan bahan bakar. Apalagi perilaku yang tidak mematuhi aturan dengan melintas di tempat yang bukan diperuntukan bagi motor.

Menurutnya, kesalahan ini karena pemerintah hanya fokus pada sisi teknisnya saja, tidak pada sisi pendidikan publik. Seluruh dana APBN maupun APBD dianggarkan untuk infrastruktur tanpa menyisahkan bagi pendidikan publik seperti pemahaman aturan lalu lintas. Kondisi ini semakin parah saat pihak penegak hukum tidak konsisten dalam menegakkan aturan. (eh)