TEMPO Interaktif, Jakarta - Shelter Grogol I dan Grogol II sudah hampir dua bulan ini menjadi halter transit untuk empat jalur, yaitu koridor 2 (Pulogadung-Harmoni), koridor 3 (Pasar Baru-Kalideres), koridor 8 (Harmoni-Lebak Bulus) dan koridor 9 (Pinang Ranti-Pluit). Namun, minimnya petugas dan petunjuk yang jelas membuat belasan penumpang terpaksa menunggu lama di shelter yang salah. "Saya sudah tunggu lebih dari setengah jam di Grogol II untuk ke Lebak Bulus ternyata naiknya harus di Grogol I," kata Diah (28), guru sebuah sekolah swasta di daerah Grogol yang mau pergi bersama murid-muridnya ini.

Di shelter Grogol II yang ukurannya lebih kecil dibanding Grogol I, papan petunjuk memang kurang jelas. Di pintu pertama ada kertas putih bertuliskan Pluit bagi penumpang yang mau melanjutkan perjalanan ke Koridor 9. Dan di pintu satunya ada kertas putih yang menunjukkan arah Lebak Bulus. Tak ada petugas yang bisa dimintai petunjuk di shelter ini. "Biasanya memang kalau mau ke Lebak Bulus naiknya dari Grogol II. Makanya saya tunggu di sini," ujar Widi (31) yang sudah satu jam menunggu di Grogol II dan terpaksa pindah ke Grogol I.

Menurut salah satu petugas di bus Koridor 9, Heru Haerudin, sejak aktifnya koridor baru penumpang yang mau ke arah Lebak Bulus harus lebih aktif bertanya. "Karena kadang naiknya di Grogol I kadang di Grogol II," katanya.

Di shelter Grogol I sendiri, petunjuk arah terbuat dari stiker terpampang di masing-masing pintu. Pintu koridor 8 terpampang stiker berwarna merah muda, pintu koridor 2 terpampang stiker biru muda, sedang koridor 3 terpampang stiker ungu.

ARYANI KRISTANTI