Yang mesti Dilakukan Saat Parestesia Tak Kunjung Menghilang
 

Kesemutan, sensasi digelitik, tertusuk-tusuk jarum dan kebas atau mati rasa yang biasa terjadi di tangan dan kaki itu ternyata punya istilah medis, yaitu parestesia. Kesemutan muncul karena ada tekanan pada saraf-saraf tertentu saat kita duduk terlalu lama dalam posisi kaki ditekuk misalnya.

Biasanya parestesia macam itu tidaklah berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya saat kita berganti posisi. Selain karena saraf tertekan, parestesia juga bisa merupakan akibat dari kondisi-kondisi temporer, seperti efek samping dari penggunaan obat tertentu atau ketika tubuh kekurangan asupan vitamin B.

Pada kondisi tersebut, kesemutan akan hilang setelah penggunaan obat dihentikan dan setelah asupan vitamin B tercukupi. Yang perlu diwaspadai adalah, apabila parestesia merupakan gejala dari kerusakan saraf yang merupakan komplikasi dari penyakit-penyakit seperti diabetes, stroke, multiple sclerosis, dan carpal tunnel syndrome.

Berkonsultasi dengan dokter jika parestesia berlangsung lebih dari beberapa hari dan tidak membaik, terutama jika disertai gejala:
• kesemutan, kebas sekaligus rasa sakit
• anggota badan yang kesemutan terasa dingin saat disentuh dan susah digerakkan
• anggota badan yang kesemutan terasa melemah
• tidak bisa mengontrol gerakan anggota badan
Ketika ke rumah sakit, dokter mungkin akan merekomendasikan beberapa tes pemeriksaan fisik kepada penderita parestesia, seperti:
• Studi konduksi saraf untuk mengetahui kecepatan respon saraf terhadap impuls
• Elektromiografi (EMG) yaitu merekam aktivitas listrik untuk melihat bagaimana interaksi otot dengan saraf
• Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk bisa melihat struktur organ di dalam tubuh
• Ultrasound untuk melihat gambaran organ tubuh khususnya pada lokasi yang mengalami gangguan parestesia
Ketika menderita parestesia yang tidak hilang-hilang atau parestesia akibat komplikasi penyakit tertentu, beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengontrol kesemutan dan antara lain:
• Melindungi anggota tubuh yang mengalami parestesia dari risiko cedera atau luka. Terutama bagi pengidap diabetes yang mengalami parestesia hingga jari dan telapak kaki kesemutan dan baal, gunakan selalu alas kaki atau sepatu yang nyaman, tidak menimbulkan lecet dan mampu melindungi kaki dari cedera. Lecet atau luka kecil di kaki akibat menginjak sesuatu seringkali tidak disadari pengidap diabetes yang kakinya mulai baal, sedangkan lecet pada kaki berisiko berkembang jadi ulkus diabetik yang butuh perawatan medis.
• Lakukan fisioterapi jika direkomendasikan oleh dokter. Biasanya terapi disarankan bagi penderita carpal tunnel syndrome dan stroke. Fisioterapi bukan saja untuk meredakan parestesia tapi juga memulihkan kekuatan dan kemampuan gerak.
• Mengontrol penyakit atau gangguan kesehatan yang menjadi penyebab terjadinya parestesia. Pengidap diabetes mesti bisa mengontrol kadar gula darahnya, jika parestesia disebabkan karena kekurangan asupan vitamin B maka mesti mengubah pola makan supaya mendapatkan asupan gizi yang cukup dan seimbang, penderita stroke mesti mengontrol tekanan darah. Mengontrol kondisi kesehatan tersebut akan membantu menghilangkan parestesia atau setidaknya mencegah parestesia memburuk.