bakwanmalang
27th May 2012, 05:54 PM
[/quote]
Pelajaran dari Ayah
Alkisah,seorang anak mengeluh pada ayahnya.
"Aku lelah,ayah.Aku bosan.Aku lelah harus sabar terhadap perlakuan orang lain padaku.Sedangkan aku harus selalu berbuat baik pada mereka."
Sang ayah hanya tersenyum mendengar keluhan anaknya.
"Aku bosan dan lelah menjaga perasaan orang-orang.Sedangkan mereka tak peduli pada perasaanku."
"Mari nak,ikut ayah." Kata sang ayah.
"Ke mana ?"
Sang ayah terdiam dan menggandeng tangan si anak.
Berjalanlah mereka melalui jalan yang sangat sulit ditempuh.Si anak mengeluh lagi.
"Kita mau ke mana sih,Ayah?Aku tidak suka jalan ini.Lihat,sepatuku kotor oleh lumpur.Tanganku perih terkena duri.Belum lagi kita harus melewati semak yang iiihhh kok seperti ini?Badanku juga gatal-gatal digigit serangga."
"Sabarlah nak,sebentar lagi kita sampai."Jawab ayahnya.
Tak lama kemudian sampailah mereka di sebuah telaga yang indah.Airnya biru jernih.Ikan-ikan terlihat berenang hilir mudik di dalamnya.Bunga warna warni dengan harumnya yang semerbak bermekaran di tepinya.Pohon-pohon rindang menaungi hamparan rumput hijau di dekitar telaga.Kicauan burung ceria menyemarakkan suasana.
"Wooow...!!! tempat apa ini,ayah?"
"Aku suka sekali tempat ini..!!""
Si anak takjub melihat pemandangan indah itu.Dengan hati riang ia bermain-main di pinggiran telaga.Air sejuk membasahi kakinya.
"Tapi aku heran,ayah....Mengapa tempat ini sepi sekali?Tak ada orang di sini..?"
"Mari nak,duduk di pangkuan ayah."
Mereka duduk di atas rumput hijau di bawah pohon rindang.
"Kau tahu mengapa tempat ini begitu sepi?Padahal,lihatlah..tempat ini sangat menakjubkan."
"Karena banyak orang yang tidak sabar menempuh perjalanan sulit tadi.Dan banyak pula yang tidak mengetahui ada tempat seindah ini di ujung semak belukar yang tadi kita lalui."
"Anakku,seandainya semua orang tahu bahwa selalu ada akhir indah di ujung kesabaran,niscaya mereka akan melaluinya.Sesulit apapun.Hidup itu perjalanan dan jalanilah dengan kesabaran.Sabar itu bukan hanya diam,anakku.Tapi kau harus terus maju dengan segala kesulitan dan rintangan di tengah perjalanmu.Terasakah olehmu kini sulitnya perjalanan kita tadi?"tanya sang ayah.
Sang anak hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Terima kasih,ayah..."bisiknya
Cantik Bukanlah Segalanya
Suatu ketika, seorang pemuda sekaligus pengusaha sukses mengadakan "Kompetisi" untuk mencari calon istri. Tidak ada satupun wanita yang berani untuk mencalonkan diri. Mereka merasa rendah dan . tidak pantas untuk mengikuti �kompetisi� tersebut. Namun ada tiga wanita yang memberanikan diri untuk mengikuti �kommpetisi� tersebut. Mereka mempunya kelebihan masing-masing. Umur mereka semua sama.
Pemuda sekaligus pengusaha sukses (P) a Tampan, sangat kaya (melebihi para wanita), cerdas
Wanita pertama (a) Sangat cantik, lumayan mapan namun bodoh
Wanita kedua (b) Lumayan cantik, sangat kaya, agak pintar.
Wanita ketiga (c) Cantik (standar), mapan, sangat pintar.
Terjadilah percakapan diantara pemuda kaya itu dengan para wanita satu persatu.
Percakapan dengan wanita pertama (a):
P : hai, siapa nama anda?
A : ***** (edited)
P : Baiklah a, apa modal anda untuk menjadi istri saya?
A : Seperti yang anda lihat, wajah saya sangat cantik. Bahkan yang tercantik diantara mereka (b dan c). Apalagi yang anda ragukan dari saya? Untuk masalah materi, saya juga bisa dikatakan cukup. Meskipun tidak sebanyak materi anda.
P : hmm�.iya. Saya bisa melihat kecantikan anda. Apa yang sudah pernah anda hasilkan?
A : Saya pernah mengikuti ajang kecantikan dan saya menjadi juara dalam ajang tersebut.
P : baiklah, akan saya pertimangkan. Trima kasih
A : sama-sama
Percakapan dengan wanita kedua (b) :
P : hai, siapa nama anda?
B : ****** (edited)
P : Kemarin saya sudah berbincang-bincang dengan a. Dan dia memberitahukan tentang kelebihan-kelebihan dia sehingga layak untuk menjadi istri saya. Sekarang giliran anda.
B : Saya mempunyai aset bisnis yang lumayan besar, meskipun tidak sebesar perusahaan anda. Namun itu adalah warisan dari orang tua saya. Orang tua saya dulu merupakan salah satu pengusaha sukses.
P : Iya, saya tidak meragukan kehebatan orang tua anda dalam berbisnis. Lalu apa yang sudah pernah anda hasilkan, minimal untuk diri anda?
B : Saat ini saya menjadi pengusaha wanita paling kaya. Bayangkan betapa indahnya jika kita menikah. Anda adalah pengusaha paling sukses dan saya wanita paling kaya. Bukankah itu sangat serasi?
P : (sambil tersenyum) Baik, betul juga yang anda katakan. Bisa saya pertimbangkan nanti.
Percakapan dengan wanita ketiga (c) :
P : hai, siapa nama anda?
C : ******* (edited)
P : Langsung saja. Apa modal anda untuk menjadi istri saya?
C : Wajah saya tidak terlalu mengecewakan, walaupun tidak secantik a. Saya juga mempunyai beberapa usaha, yang meskipun tidak sebesar b, namun itu adalah hasil kerja keras saya sendiri. Saya pun masih muda. Dan saya yakin, dalam jangka waktu 10 taun kedepan usaha saya bisa melebihi dari b.
P : hmm�saya suka optimisme anda. Namun, apa yang sudah anda hasilkan? Dan apa penghargaan orang-orang terhadap anda?
C : seperti yang sudah saya katakana tadi, saya mempunyai usaha yang bisa menghidupi saya. Dan juga saya pernah menerima beberapa penghargaan ilmiah.
P : Menarik. Akan saya pertimbangkan. Namun saya katakan pada anda, jangan terlalu berharap. Karna a dan b juga mempunyai kelebihan masing-masing yang saya suka.
C : iya�tidak masalah
Setelah si pemuda mempertimbangkan semuanya, ia mendapati fakta berikut :
A : Ia memang cantik. Sangat cantik. TIdak aka nada yang meragukan kecantikannya. Namun ia tidak memiliki modal lain selain kecantikannya. Tidak ada yang bisa menjamin jika 10-15 taun lagi asetnya masih sama. Bahkan bisa dipastikan 10-15 taun lagi asetnya itu akan menurun.
B : Ia juga cantik walaupun tidak secantik A. Dia juga kaya, meskipun warisan dari orang tuanya. Ketika dikelola oleh orang tuanya, perusahaan itu sangat besar. Namun kini, perusahaan itu mengalami kebrangkutan. Jika saya menikah dengannya, bisa jadi ia malah menjadi penghalang bagi kehidupan saya. Bisa jadi 15 taun kedepan, bukan hanya aset yang ia miliki yang habis. Namun juga aset yang saya miliki
C : Ia tidak secantik a atau b. Dan ia juga tidak sekaya mereka. Namun dengan aset yang ia miliki, saya yakin tidak akan mengalami kemunduran dalam hidup saya, paling tidak jika bukan karna kehendak Tuhan. Ia ramah. Pintar. Dan sangat optimistis. Tidak akan ada kerugian jika saya memilik dia. Walaupun 20 taun kedepan sekalipun.
Dan ketika hari yang sudah ditentukan, pemuda itu memanggil semua wanita itu. Dan memberi jawaban :
A, anda memang sangat cantik. Tidak ada yang meragukan kecantikan anda. Namun saya yakin dalam jangka waktu 10-15 taun ke depan, kecantikan anda akan berkurang. Bahkan hilang. Jadi maaf, saya tidak memilih anda.
B, anda juga cantik. Dan anda sangat kaya. Namun saya perhatikan, perusahaan warisan orang tua anda mengalami kemunduran saat dipimpin oleh anda. Saya tidak membutuhkan harta anda, karna saya juga memiliki perusahaan. Saya tidak bisa memilih anda, karna aset anda bisa habis jika attitude anda seperti ini terus. Bahkan hanya jangka waktu 5 taun ke depan, aset anda akan habis. Dan juga aset saya.
C, memang anda tidak secantik dan sekaya a dan b. Namun saya memilih anda. Aset yang anda miliki, attitude dan kepandaian, tidak akan pernah habis dimakan waktu. Saya memilih anda menjadi istri karna saya yakin pernikahan hanya terjadi sekali dalam hidup saya. Dan saya yakin memilih anda sebagai istri. Karna 15-20 taun lagi bukan kecantikan dan materi anda yang saya butuhkan. Namun attitude anda. Saya yakin memilih anda sebagai istri!
[quote]
ini trit yang ane bikin di id ane yang dulu. maaf kalo ane kagak bisa mencantumkan sumber dari cerita-cerita ini. Karna ni ane ambil dari catatan-catatan ane mulai ane SMA dulu. Jadi ane lupa sumbernya. Kalo ada dari agan-agan yang merasa ini adalah salah satu karya ente, bisa ente PM ke ane. Ntar ane cantumkan nama dan id ente di karya yang bener2 hasil ente. Sekali lagi maaf. Ane cuma pengen share cerita-cerita yang menurut ane bagus.
</div>
Pelajaran dari Ayah
Alkisah,seorang anak mengeluh pada ayahnya.
"Aku lelah,ayah.Aku bosan.Aku lelah harus sabar terhadap perlakuan orang lain padaku.Sedangkan aku harus selalu berbuat baik pada mereka."
Sang ayah hanya tersenyum mendengar keluhan anaknya.
"Aku bosan dan lelah menjaga perasaan orang-orang.Sedangkan mereka tak peduli pada perasaanku."
"Mari nak,ikut ayah." Kata sang ayah.
"Ke mana ?"
Sang ayah terdiam dan menggandeng tangan si anak.
Berjalanlah mereka melalui jalan yang sangat sulit ditempuh.Si anak mengeluh lagi.
"Kita mau ke mana sih,Ayah?Aku tidak suka jalan ini.Lihat,sepatuku kotor oleh lumpur.Tanganku perih terkena duri.Belum lagi kita harus melewati semak yang iiihhh kok seperti ini?Badanku juga gatal-gatal digigit serangga."
"Sabarlah nak,sebentar lagi kita sampai."Jawab ayahnya.
Tak lama kemudian sampailah mereka di sebuah telaga yang indah.Airnya biru jernih.Ikan-ikan terlihat berenang hilir mudik di dalamnya.Bunga warna warni dengan harumnya yang semerbak bermekaran di tepinya.Pohon-pohon rindang menaungi hamparan rumput hijau di dekitar telaga.Kicauan burung ceria menyemarakkan suasana.
"Wooow...!!! tempat apa ini,ayah?"
"Aku suka sekali tempat ini..!!""
Si anak takjub melihat pemandangan indah itu.Dengan hati riang ia bermain-main di pinggiran telaga.Air sejuk membasahi kakinya.
"Tapi aku heran,ayah....Mengapa tempat ini sepi sekali?Tak ada orang di sini..?"
"Mari nak,duduk di pangkuan ayah."
Mereka duduk di atas rumput hijau di bawah pohon rindang.
"Kau tahu mengapa tempat ini begitu sepi?Padahal,lihatlah..tempat ini sangat menakjubkan."
"Karena banyak orang yang tidak sabar menempuh perjalanan sulit tadi.Dan banyak pula yang tidak mengetahui ada tempat seindah ini di ujung semak belukar yang tadi kita lalui."
"Anakku,seandainya semua orang tahu bahwa selalu ada akhir indah di ujung kesabaran,niscaya mereka akan melaluinya.Sesulit apapun.Hidup itu perjalanan dan jalanilah dengan kesabaran.Sabar itu bukan hanya diam,anakku.Tapi kau harus terus maju dengan segala kesulitan dan rintangan di tengah perjalanmu.Terasakah olehmu kini sulitnya perjalanan kita tadi?"tanya sang ayah.
Sang anak hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Terima kasih,ayah..."bisiknya
Cantik Bukanlah Segalanya
Suatu ketika, seorang pemuda sekaligus pengusaha sukses mengadakan "Kompetisi" untuk mencari calon istri. Tidak ada satupun wanita yang berani untuk mencalonkan diri. Mereka merasa rendah dan . tidak pantas untuk mengikuti �kompetisi� tersebut. Namun ada tiga wanita yang memberanikan diri untuk mengikuti �kommpetisi� tersebut. Mereka mempunya kelebihan masing-masing. Umur mereka semua sama.
Pemuda sekaligus pengusaha sukses (P) a Tampan, sangat kaya (melebihi para wanita), cerdas
Wanita pertama (a) Sangat cantik, lumayan mapan namun bodoh
Wanita kedua (b) Lumayan cantik, sangat kaya, agak pintar.
Wanita ketiga (c) Cantik (standar), mapan, sangat pintar.
Terjadilah percakapan diantara pemuda kaya itu dengan para wanita satu persatu.
Percakapan dengan wanita pertama (a):
P : hai, siapa nama anda?
A : ***** (edited)
P : Baiklah a, apa modal anda untuk menjadi istri saya?
A : Seperti yang anda lihat, wajah saya sangat cantik. Bahkan yang tercantik diantara mereka (b dan c). Apalagi yang anda ragukan dari saya? Untuk masalah materi, saya juga bisa dikatakan cukup. Meskipun tidak sebanyak materi anda.
P : hmm�.iya. Saya bisa melihat kecantikan anda. Apa yang sudah pernah anda hasilkan?
A : Saya pernah mengikuti ajang kecantikan dan saya menjadi juara dalam ajang tersebut.
P : baiklah, akan saya pertimangkan. Trima kasih
A : sama-sama
Percakapan dengan wanita kedua (b) :
P : hai, siapa nama anda?
B : ****** (edited)
P : Kemarin saya sudah berbincang-bincang dengan a. Dan dia memberitahukan tentang kelebihan-kelebihan dia sehingga layak untuk menjadi istri saya. Sekarang giliran anda.
B : Saya mempunyai aset bisnis yang lumayan besar, meskipun tidak sebesar perusahaan anda. Namun itu adalah warisan dari orang tua saya. Orang tua saya dulu merupakan salah satu pengusaha sukses.
P : Iya, saya tidak meragukan kehebatan orang tua anda dalam berbisnis. Lalu apa yang sudah pernah anda hasilkan, minimal untuk diri anda?
B : Saat ini saya menjadi pengusaha wanita paling kaya. Bayangkan betapa indahnya jika kita menikah. Anda adalah pengusaha paling sukses dan saya wanita paling kaya. Bukankah itu sangat serasi?
P : (sambil tersenyum) Baik, betul juga yang anda katakan. Bisa saya pertimbangkan nanti.
Percakapan dengan wanita ketiga (c) :
P : hai, siapa nama anda?
C : ******* (edited)
P : Langsung saja. Apa modal anda untuk menjadi istri saya?
C : Wajah saya tidak terlalu mengecewakan, walaupun tidak secantik a. Saya juga mempunyai beberapa usaha, yang meskipun tidak sebesar b, namun itu adalah hasil kerja keras saya sendiri. Saya pun masih muda. Dan saya yakin, dalam jangka waktu 10 taun kedepan usaha saya bisa melebihi dari b.
P : hmm�saya suka optimisme anda. Namun, apa yang sudah anda hasilkan? Dan apa penghargaan orang-orang terhadap anda?
C : seperti yang sudah saya katakana tadi, saya mempunyai usaha yang bisa menghidupi saya. Dan juga saya pernah menerima beberapa penghargaan ilmiah.
P : Menarik. Akan saya pertimbangkan. Namun saya katakan pada anda, jangan terlalu berharap. Karna a dan b juga mempunyai kelebihan masing-masing yang saya suka.
C : iya�tidak masalah
Setelah si pemuda mempertimbangkan semuanya, ia mendapati fakta berikut :
A : Ia memang cantik. Sangat cantik. TIdak aka nada yang meragukan kecantikannya. Namun ia tidak memiliki modal lain selain kecantikannya. Tidak ada yang bisa menjamin jika 10-15 taun lagi asetnya masih sama. Bahkan bisa dipastikan 10-15 taun lagi asetnya itu akan menurun.
B : Ia juga cantik walaupun tidak secantik A. Dia juga kaya, meskipun warisan dari orang tuanya. Ketika dikelola oleh orang tuanya, perusahaan itu sangat besar. Namun kini, perusahaan itu mengalami kebrangkutan. Jika saya menikah dengannya, bisa jadi ia malah menjadi penghalang bagi kehidupan saya. Bisa jadi 15 taun kedepan, bukan hanya aset yang ia miliki yang habis. Namun juga aset yang saya miliki
C : Ia tidak secantik a atau b. Dan ia juga tidak sekaya mereka. Namun dengan aset yang ia miliki, saya yakin tidak akan mengalami kemunduran dalam hidup saya, paling tidak jika bukan karna kehendak Tuhan. Ia ramah. Pintar. Dan sangat optimistis. Tidak akan ada kerugian jika saya memilik dia. Walaupun 20 taun kedepan sekalipun.
Dan ketika hari yang sudah ditentukan, pemuda itu memanggil semua wanita itu. Dan memberi jawaban :
A, anda memang sangat cantik. Tidak ada yang meragukan kecantikan anda. Namun saya yakin dalam jangka waktu 10-15 taun ke depan, kecantikan anda akan berkurang. Bahkan hilang. Jadi maaf, saya tidak memilih anda.
B, anda juga cantik. Dan anda sangat kaya. Namun saya perhatikan, perusahaan warisan orang tua anda mengalami kemunduran saat dipimpin oleh anda. Saya tidak membutuhkan harta anda, karna saya juga memiliki perusahaan. Saya tidak bisa memilih anda, karna aset anda bisa habis jika attitude anda seperti ini terus. Bahkan hanya jangka waktu 5 taun ke depan, aset anda akan habis. Dan juga aset saya.
C, memang anda tidak secantik dan sekaya a dan b. Namun saya memilih anda. Aset yang anda miliki, attitude dan kepandaian, tidak akan pernah habis dimakan waktu. Saya memilih anda menjadi istri karna saya yakin pernikahan hanya terjadi sekali dalam hidup saya. Dan saya yakin memilih anda sebagai istri. Karna 15-20 taun lagi bukan kecantikan dan materi anda yang saya butuhkan. Namun attitude anda. Saya yakin memilih anda sebagai istri!
[quote]
ini trit yang ane bikin di id ane yang dulu. maaf kalo ane kagak bisa mencantumkan sumber dari cerita-cerita ini. Karna ni ane ambil dari catatan-catatan ane mulai ane SMA dulu. Jadi ane lupa sumbernya. Kalo ada dari agan-agan yang merasa ini adalah salah satu karya ente, bisa ente PM ke ane. Ntar ane cantumkan nama dan id ente di karya yang bener2 hasil ente. Sekali lagi maaf. Ane cuma pengen share cerita-cerita yang menurut ane bagus.
</div>