lumpiabasah
27th May 2012, 05:47 PM
[/quote]
Sebelumnya , saya harap GELAR TIKER DULU http://static.kaskus.co.id/images/smilies/sumbangan/31.gifhttp://static.kaskus.co.id/images/smilies/sumbangan/26.gif
http://cdn-u.kaskus.co.id/58/yvioguvd.gif
http://cdn-u.kaskus.co.id/66/dn428b2t.gif
http://cdn-u.kaskus.co.id/58/yvioguvd.gif
http://static.kaskus.co.id/images/smilies/reposts.gif Mudah-mudahan tidak REPOST http://static.kaskus.co.id/images/smilies/reposts.gif
Mau sedikit share
Semoga bermanfaat
http://static.kaskus.co.id/images/smilies/sumbangan/34.gif
http://static.kaskus.co.id/images/smilies/iloveindonesias.gif Lestarikan Budaya Membaca & Komentar http://static.kaskus.co.id/images/smilies/iloveindonesias.gif
# Tentang Seks Bebas dan Cinta #
http://1.bp.blogspot.com/_-QzHaHjalQY/S5D41TSZqlI/AAAAAAAALBE/8GDZgCGi_Ks/s200/aneh.jpg
Kata Seks Bebas sebenarnya dibuat agar jelas bahwa semua penganutnya bebas memilih pasangannya dengan bebas, bisa berganti-ganti pasangan kapan pun mereka mau, tanpa terikat hubungan perkimpoian. Jelas bahwa hubungan macam itu masih tabu di Indonesia, walaupun mulai biasa di kota-kota besar di Indonesia. Tapi pernahkah anda berpikir bahwa ada makna lain yang bisa kita ambil dari kata Seks Bebas itu sendiri. Bukankah itu bisa berarti hubungan seks yang bebas, bebas dari perasaan-perasaan yang akan membebani bila kita melakukannya dalam sebuah keterikatan, entah keterikatan pernikahan atau keterikatan dalam hal cinta secara umum. Bahwa Seks Bebas berarti anda bisa melakukannya dengan seseorang yang anda suka, dan orang tersebut juga mau, lalu bisa mengobrol keesokan harinya tanpa ada perasaan bersalah dan rasa terikat yang biasa akan terjadi dari hubungan seks yang "biasa".
http://3.bp.blogspot.com/-pEHOxiCnFDs/Tru6u8ZtLWI/AAAAAAAAAQI/gniP_82Plt4/s1600/kissing.jpg
Dari hubungan seks yang "biasa" biasanya anda bahkan akan terikat oleh rasa tanggung jawab terhadap lawan jenis anda, apalagi bila anda adalah kaum Adam, di mana sekarang masih dianggap bahwa dalam sebuah hubungan seks yang tidak terduga pasti ada unsur pemaksaan dari kaum lelaki di dalamnya. Bukankah kita merasa takut bila suatu saat rekan seks kita akan menuntut pertanggungjawaban dari ikatan yang kita buat secara tidak sengaja dari hubungan seks tersebut? Karena itulah seks bebas, bisa saya artikan sebagai seks yang bebas dari rasa-rasa tanggung jawab tersebut, atau dengan kata lain yang lebih jelas, bahwa seks bebas itu dilakukan dengan segala kenikmatan dan keindahan seks itu sendiri tanpa dibebani oleh omong kosong-omong kosong tentang cinta, tanggung-jawab, dan tanpa segala intrik-intrik yang digunakan oleh rekan kita untuk mengikat kita.
Mungkin anda bertanya, bahwa dari definisi saya di atas berarti saya lebih mempersempit lagi definisi seks bebas dari definisi yang dianut pada umumnya. Di mana definisi pada umumnya adalah hubungan seks yang di lakukan pranikah, atau premarital sex, saya persempit lagi menjadi hubungan seks yang hanya sekali-sekali saja, yang menghilangkan segala bentuk dominasi lain di luar seks itu sendiri, sehingga seks itu hanya menjadi sebuah kegiatan penyaluran nafsu antar dua orang berlawanan jenis atau sejenis. Memang itulah tujuan saya, untuk membuat definisi baru tentang seks, seks yang Bebas. Itu berarti saya tidak mengkategorikan pasangan-pasangan muda yang tinggal bersama dalam cinta, namun belum menikah, tidak termasuk dalam kategori saya sebagai penganut seks bebas? Atau seorang gadis yang rela menyerahkan keperawanannya pada pacarnya yang juga masih perjaka sebagai pelaku praktek seks bebas? Atau seorang pria yang menyalurkan nafsunya dengan membayar sejumlah uang kepada pelacur jalanan?Tidak. Saya tegaskan sekali lagi, mereka TIDAK termasuk dalam kategori pelaku seks bebas. Akan saya jelaskan alasannya.
Living Together bukan berarti bebas, karena secara teknis mereka itu menikah, walaupun tanpa upacara. Tanggung jawab mereka besar, mereka harus menahan diri untuk tidak berselingkuh, rasa takut mereka juga besar bila mereka memutuskan untuk tidak mempunyai anak, ketakutan bahwa suatu saat sang perempuan akan hamil tiba-tiba, juga rasa tidak nyaman karena mereka harus bersetubuh dengan alat-alat kontrasepsi, sekalipun hanya tinggal menelan pil KB , tetap saja sang perempuan takut tubuhnya akan melar akibat penggunaan pil KB tersebut. Jadi anda mengerti bukan? Kumpul kebo bukanlah sebuah praktik seks bebas, karena begitu banyak hal yang menginterupsi seks dalam praktek kumpul kebo seperti yang sudah saya ungkapkan di atas: rasa tanggung jawab, rasa takut akan kehamilan, rasa khawatir akan perselingkuhan, dll. Seperti saya katakan, kumpul kebo adalah sebuah pernikahan. Yang membedakannya adalah bahwa ia tidak menggunakan upacara, dan yang lebih penting, proses perceraiannya akan jauh lebih mudah (karena itu banyak pasangan yang menganutnya).
Berikutnya saya akan menjelaskan masalah yang kedua, mengapa hubungan seks antar sang perjaka dan sang perawan yang belum diikat tali pernikahan, tidak saya kategorikan sebagai sebuah praktek seks bebas. Mungkin anda sudah bisa menduga jawabannya. Di manapun, dibelahan dunia manapun, orang tentu ingin mengingat saat pertamanya. Karena itu hubungan seks antara seorang perawan dan seorang perjaka, atau antara perawan dan non perjaka, atau sebaliknya, tentu akan diiringi dengan pertanyaan-pertanyaan sbb: Apakah dia orang yang tepat? Apakah ini akan menyakitkan? Apakah ini mengerikan? Apakah hubungan seks ini akan nikmat? Apakah dia akan bertahan lama? Apakah benar dia masih perawan? Apakah benar kemaluannya sepanjang kata teman-temanku? Apakah aku akan terus berpacaran dengannya sampai ke jenjang pernikahan? Apakah aku akan hamil? Apakah aku dapat memuaskannya? dan pertanyaan-pertanyaan konyol lainnya yang akan mengganggu jalannya hubungan seks itu sendiri.
[quote]
http://1.bp.blogspot.com/_KSFdiyBD6wo/SLlDtnVnQYI/AAAAAAAAAFY/jND6BDlnR1A/s320/23577_smiths+kiss.jpg
Mungkin ada beberapa orang yang pertanyaannya muncul setelah mereka berhubungan seks, sebelum mulai berhubungan, pada saat foreplay, atau bahkan pada saat tengah-tengah persetubuhan. Semuanya itu menganggu, mengganggu kemurnian seks itu sendiri. Bahkan pertanyaan-pertanyaan ini juga bisa menggangu pasangan-pasangan yang baru menikah dan akan melakukan malam pertamanya, tapi bukan itu yang akan saya bahas di sini. Jelas bahwa first time sex itu bukan seks yang bebas, melainkan seks yang penuh dengan pertanyaan, penuh dengan keragu-raguan, penuh dengan ketidakpastian, dan sekali lagi saya tekankan, hal-hal seperti itu menginterupsi kemurnian seks.Masalah ketiga, yaitu praktek prostitusi. Apakah termasuk dalam praktek seks bebas? Tidak. Mengapa? Sebagian besar dari anda pasti bertanya-tanya. Mungkin menurut anda hal ini tidak masuk akal, karena dalam praktek prostitusi seorang pelanggan sudah menunaikan tanggung jawabnya dengan cara membayar, dan dengan demikian dia dapat melakukan seks sebebas-bebasnya tanpa beban. Tapi bagaimana jika kita lihat dari sudut pandang si pelacur. Kemungkinannya kecil sekali pelacur tersebut akan menikmatinya seperti sang pelanggan menikmatinya. Mungkin karena pelanggan tersebut terlalu tidak menarik sehingga tidak merangsangnya, bisa juga karena pelacur tersebut sudah bekerja seharian sehingga moodnya berkurang, atau bisa juga karena ia sudah terlalu terbiasa dengan persetubuhan sehingga ia tidak lagi menikmatinya. Kita lihat tidak ada hubungan suka sama suka di sini. Di sini hanya ada hubungan antara pelanggan dan penjual, sang penguasa dengan bawahan, the dominator and the dominated. Hanya itu saja yang terjadi. Seks yang hanya dinikmati oleh satu pihak saja bukanlah murni seks. Mungkin ia akan menjadi murni seks di satu pihak namun hanya akan menjadi sampah, kesakitan, dan rasa jijik dari pihak satunya.
</div>
Sebelumnya , saya harap GELAR TIKER DULU http://static.kaskus.co.id/images/smilies/sumbangan/31.gifhttp://static.kaskus.co.id/images/smilies/sumbangan/26.gif
http://cdn-u.kaskus.co.id/58/yvioguvd.gif
http://cdn-u.kaskus.co.id/66/dn428b2t.gif
http://cdn-u.kaskus.co.id/58/yvioguvd.gif
http://static.kaskus.co.id/images/smilies/reposts.gif Mudah-mudahan tidak REPOST http://static.kaskus.co.id/images/smilies/reposts.gif
Mau sedikit share
Semoga bermanfaat
http://static.kaskus.co.id/images/smilies/sumbangan/34.gif
http://static.kaskus.co.id/images/smilies/iloveindonesias.gif Lestarikan Budaya Membaca & Komentar http://static.kaskus.co.id/images/smilies/iloveindonesias.gif
# Tentang Seks Bebas dan Cinta #
http://1.bp.blogspot.com/_-QzHaHjalQY/S5D41TSZqlI/AAAAAAAALBE/8GDZgCGi_Ks/s200/aneh.jpg
Kata Seks Bebas sebenarnya dibuat agar jelas bahwa semua penganutnya bebas memilih pasangannya dengan bebas, bisa berganti-ganti pasangan kapan pun mereka mau, tanpa terikat hubungan perkimpoian. Jelas bahwa hubungan macam itu masih tabu di Indonesia, walaupun mulai biasa di kota-kota besar di Indonesia. Tapi pernahkah anda berpikir bahwa ada makna lain yang bisa kita ambil dari kata Seks Bebas itu sendiri. Bukankah itu bisa berarti hubungan seks yang bebas, bebas dari perasaan-perasaan yang akan membebani bila kita melakukannya dalam sebuah keterikatan, entah keterikatan pernikahan atau keterikatan dalam hal cinta secara umum. Bahwa Seks Bebas berarti anda bisa melakukannya dengan seseorang yang anda suka, dan orang tersebut juga mau, lalu bisa mengobrol keesokan harinya tanpa ada perasaan bersalah dan rasa terikat yang biasa akan terjadi dari hubungan seks yang "biasa".
http://3.bp.blogspot.com/-pEHOxiCnFDs/Tru6u8ZtLWI/AAAAAAAAAQI/gniP_82Plt4/s1600/kissing.jpg
Dari hubungan seks yang "biasa" biasanya anda bahkan akan terikat oleh rasa tanggung jawab terhadap lawan jenis anda, apalagi bila anda adalah kaum Adam, di mana sekarang masih dianggap bahwa dalam sebuah hubungan seks yang tidak terduga pasti ada unsur pemaksaan dari kaum lelaki di dalamnya. Bukankah kita merasa takut bila suatu saat rekan seks kita akan menuntut pertanggungjawaban dari ikatan yang kita buat secara tidak sengaja dari hubungan seks tersebut? Karena itulah seks bebas, bisa saya artikan sebagai seks yang bebas dari rasa-rasa tanggung jawab tersebut, atau dengan kata lain yang lebih jelas, bahwa seks bebas itu dilakukan dengan segala kenikmatan dan keindahan seks itu sendiri tanpa dibebani oleh omong kosong-omong kosong tentang cinta, tanggung-jawab, dan tanpa segala intrik-intrik yang digunakan oleh rekan kita untuk mengikat kita.
Mungkin anda bertanya, bahwa dari definisi saya di atas berarti saya lebih mempersempit lagi definisi seks bebas dari definisi yang dianut pada umumnya. Di mana definisi pada umumnya adalah hubungan seks yang di lakukan pranikah, atau premarital sex, saya persempit lagi menjadi hubungan seks yang hanya sekali-sekali saja, yang menghilangkan segala bentuk dominasi lain di luar seks itu sendiri, sehingga seks itu hanya menjadi sebuah kegiatan penyaluran nafsu antar dua orang berlawanan jenis atau sejenis. Memang itulah tujuan saya, untuk membuat definisi baru tentang seks, seks yang Bebas. Itu berarti saya tidak mengkategorikan pasangan-pasangan muda yang tinggal bersama dalam cinta, namun belum menikah, tidak termasuk dalam kategori saya sebagai penganut seks bebas? Atau seorang gadis yang rela menyerahkan keperawanannya pada pacarnya yang juga masih perjaka sebagai pelaku praktek seks bebas? Atau seorang pria yang menyalurkan nafsunya dengan membayar sejumlah uang kepada pelacur jalanan?Tidak. Saya tegaskan sekali lagi, mereka TIDAK termasuk dalam kategori pelaku seks bebas. Akan saya jelaskan alasannya.
Living Together bukan berarti bebas, karena secara teknis mereka itu menikah, walaupun tanpa upacara. Tanggung jawab mereka besar, mereka harus menahan diri untuk tidak berselingkuh, rasa takut mereka juga besar bila mereka memutuskan untuk tidak mempunyai anak, ketakutan bahwa suatu saat sang perempuan akan hamil tiba-tiba, juga rasa tidak nyaman karena mereka harus bersetubuh dengan alat-alat kontrasepsi, sekalipun hanya tinggal menelan pil KB , tetap saja sang perempuan takut tubuhnya akan melar akibat penggunaan pil KB tersebut. Jadi anda mengerti bukan? Kumpul kebo bukanlah sebuah praktik seks bebas, karena begitu banyak hal yang menginterupsi seks dalam praktek kumpul kebo seperti yang sudah saya ungkapkan di atas: rasa tanggung jawab, rasa takut akan kehamilan, rasa khawatir akan perselingkuhan, dll. Seperti saya katakan, kumpul kebo adalah sebuah pernikahan. Yang membedakannya adalah bahwa ia tidak menggunakan upacara, dan yang lebih penting, proses perceraiannya akan jauh lebih mudah (karena itu banyak pasangan yang menganutnya).
Berikutnya saya akan menjelaskan masalah yang kedua, mengapa hubungan seks antar sang perjaka dan sang perawan yang belum diikat tali pernikahan, tidak saya kategorikan sebagai sebuah praktek seks bebas. Mungkin anda sudah bisa menduga jawabannya. Di manapun, dibelahan dunia manapun, orang tentu ingin mengingat saat pertamanya. Karena itu hubungan seks antara seorang perawan dan seorang perjaka, atau antara perawan dan non perjaka, atau sebaliknya, tentu akan diiringi dengan pertanyaan-pertanyaan sbb: Apakah dia orang yang tepat? Apakah ini akan menyakitkan? Apakah ini mengerikan? Apakah hubungan seks ini akan nikmat? Apakah dia akan bertahan lama? Apakah benar dia masih perawan? Apakah benar kemaluannya sepanjang kata teman-temanku? Apakah aku akan terus berpacaran dengannya sampai ke jenjang pernikahan? Apakah aku akan hamil? Apakah aku dapat memuaskannya? dan pertanyaan-pertanyaan konyol lainnya yang akan mengganggu jalannya hubungan seks itu sendiri.
[quote]
http://1.bp.blogspot.com/_KSFdiyBD6wo/SLlDtnVnQYI/AAAAAAAAAFY/jND6BDlnR1A/s320/23577_smiths+kiss.jpg
Mungkin ada beberapa orang yang pertanyaannya muncul setelah mereka berhubungan seks, sebelum mulai berhubungan, pada saat foreplay, atau bahkan pada saat tengah-tengah persetubuhan. Semuanya itu menganggu, mengganggu kemurnian seks itu sendiri. Bahkan pertanyaan-pertanyaan ini juga bisa menggangu pasangan-pasangan yang baru menikah dan akan melakukan malam pertamanya, tapi bukan itu yang akan saya bahas di sini. Jelas bahwa first time sex itu bukan seks yang bebas, melainkan seks yang penuh dengan pertanyaan, penuh dengan keragu-raguan, penuh dengan ketidakpastian, dan sekali lagi saya tekankan, hal-hal seperti itu menginterupsi kemurnian seks.Masalah ketiga, yaitu praktek prostitusi. Apakah termasuk dalam praktek seks bebas? Tidak. Mengapa? Sebagian besar dari anda pasti bertanya-tanya. Mungkin menurut anda hal ini tidak masuk akal, karena dalam praktek prostitusi seorang pelanggan sudah menunaikan tanggung jawabnya dengan cara membayar, dan dengan demikian dia dapat melakukan seks sebebas-bebasnya tanpa beban. Tapi bagaimana jika kita lihat dari sudut pandang si pelacur. Kemungkinannya kecil sekali pelacur tersebut akan menikmatinya seperti sang pelanggan menikmatinya. Mungkin karena pelanggan tersebut terlalu tidak menarik sehingga tidak merangsangnya, bisa juga karena pelacur tersebut sudah bekerja seharian sehingga moodnya berkurang, atau bisa juga karena ia sudah terlalu terbiasa dengan persetubuhan sehingga ia tidak lagi menikmatinya. Kita lihat tidak ada hubungan suka sama suka di sini. Di sini hanya ada hubungan antara pelanggan dan penjual, sang penguasa dengan bawahan, the dominator and the dominated. Hanya itu saja yang terjadi. Seks yang hanya dinikmati oleh satu pihak saja bukanlah murni seks. Mungkin ia akan menjadi murni seks di satu pihak namun hanya akan menjadi sampah, kesakitan, dan rasa jijik dari pihak satunya.
</div>