Log in

View Full Version : Ketika Mujizat Menghilang [renungan Kristen] [panjang cerita ~15.700 karakter]


lumpiabasah
27th May 2012, 05:40 PM
halo semua. kali ini TS ingin membagikan sebuah artikel yang didapat dari buku renungan MANNA SORGAWI bulan Februari. tujuan TS hanya ingin membagikan sesuatu yang cukup bermanfaat bagi yang membacanya, no melon (apalagi bata :p) dan syukur2 kalau jadi HT biar banyak orang dapat membacanya. kalau yang membaca artikel ini merasa tersentuh/ atau terbantu karena cerita ini, TS pun senang. usaha TS mengetik ini dan post di kaskus berarti tidak sia-sia. silahkan di share kepada teman2 yang membutuhkannya. Terlepas dari agama apapun, selamat membaca. :)




[/quote][quote]





KETIKA MUJIZAT MENGHILANG


Pernahkah Anda mengalami saat-saat di mana Tuhan terasa jauh, seolah-olah Dia meninggalkan kita sendirian di tempat di mana kita paling memerlukan campur tanganNya. seru dan teriak doa kita seakan hilang ditelan alam semesta. Dunia terasa sepi, tidak ada yang peduli dan memperhatikan kita. Manisnya kuasa dan mujizat yang pernah kita alami ketika berjalan bersamaNya kini juga menghilang. Iman terasa kosong dan hampa. Kita seakan mau berteriak, "Tuhan, di manakah Engkau! Tuhan, tidakkah Engkau melihat betapa aku memerlukanMu!"

Pasti kita semua pernah mengalami saat-saat seperti ini. Daud mengalami saat-saat yang sedemikian ini juga. Keluhannya ia tuangkan dalam Mzm 22, yang penggalannya dapat kita baca sbb: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab, dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang... Tetapi aku ini ulat dan bukan orang, cela bagi manusia, dihina oleh orang banyak. Semua yang melihat aku mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya... Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya: hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku; kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langi-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku." (ay 2-3, 7-8, 15-16)

Ayat di atas tentu mengingatkan kita akan apa yang dialami oleh Yesus, saat Ia paling membutuhkan Bapa, saat Ia berada di puncak penderitaan di atas kayu salib maka Bapa meninggalkan Yesus. Itu sebabnya Yesus berkata, "Eli, Eli, lama sabakhtani?" Artinya: AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Mat 27:46)

Hal yang serupa ini dapat kita lihat terjadi juga kepada tokoh-tokoh Alkitab lainnya. Misalnya, Yusuf si pemimpi. Di mana Tuhan Sang Pembela ketika ia sedang mempertahankan kesucian hatinya seturut kehendakNya dengan menolak keinginan istri Potifar. Yusuf tidak bersalah atau berdosa, melainkan ia berada di jalan yang benar tetapi karena mempertahankan kebenaran, ia harus mengalami fitnahan dan dijebloskan ke penjara! Tidak ada pembelaan dari siapa pun, tidak juga dari Tuhan! Tidak ada pertolongan dan mujizat dari Tuhan! Ia akhirnya merasakan pahitnya kehidupan di dalam penjara.

Nabi Elia juga mengalami hal yang sama. Setelah ia menjalankan kehendak Tuhan dengan membinasakan 450 nabi-nabi Baal dan membuktikan bahwa Tuhan yang ia sembah adalah Tuhan yang benar, malah ia mendapat ancaman dari Izebel. Elia bukan melakukan sesuatu yang salah atau berdosa, ia melakukan kehendak Tuhan (1 Raj 18:36) namun sekarang ia ada dalam ancaman pembunuhan (1 Raj 19:2) dan Tuhan tidak membelanya sehingga ia harus melarikan diri ke Besyeba dan kemudian ke Gunung Horeb (1 Raj 19:3-8). sebelumnya Elia sempat merasakan kuasa Tuhan yang sangat dashyat ketika ia dilarikan mendahului Ahab menuju Yizreel. Sekarang, ketika ia sangat membutuhkan perlindungan dari Tuhan, Tuhan tidak mendengarkannya. Kuasa Tuhan yang telah dirasakannya seperti menghilang saat ini dan Tuhan pergi meninggalkannya.

Ada banyak contoh yang dapat kita kemukakan dan pertanyakan, di mana Tuhan dan mujizat atau KuasaNya ketika kita sangat membutuhkannya? Saat pemberita-berita Injil dianiaya atau bahkan dibunuh secara sadis, di manakah Tuhan dengan kuasa dan mujizatNya? di saat gereja dibakar dan umatNya seolah tidak mempunyai hak untuk beribadah sementara agama lain membangun rumah ibadah mereka sebanyak yang mereka mau dan tanpa izin seperti yang disyaratkan bagi gereja. Di mana Tuhan dan mujizatNya yang ajaib?

Ada beberapa hal yang perlu kita pahami sebelum kita melihat apa maksud Tuhan membiarkan kita berada di dalam situasi yang tidak mengenakkan tersebut.



KETIKA MUJIZAT MENGHILANG BUKAN BERARTI...

Tidak sedikit orang-orang Kristen yang terjebak ke dalam pemahaman yang salah ketika mereka mengalami situasi di mana mujizat yang mereka harapkan tidak juga kunjung terjadi. Reaksi dari pemahaman yang salah, seperti menghilang dari hadapan Tuhan, mempunyai pandangan yang negatif terhadap Tuhan bahkan ada yang melakukan bunuh diri?

Paling tidak ada empat hal yang pelu dipahami dengan benar ketika mujizat menghilang maka hal itu bukan berarti:

Bukan berarti Tuhan tidak ada! Ketika mujizat yang kita harapkan tidak terjadi, hal ini tidak otomatis membuktikan bahwa Tuhan itu tidak ada. Kita mungkin memiliki keluarga atau sahabat di luar kota yang tidak dapat kita lihat dan juga tidak berkabar, hal inI tidak otomatis membuktikan bahwa dia tidak ada di muka bumi ini. Ada atau tidaknya Tuhan tidak tergantung pada sesuatu kejadian. Tuhan ada dan tetap ada, Ia kekal adanya! "Bersama ini kuberikan perintah bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahanNya tidak akan binasa dan kekuasaanNya tidak akan berakhir." (Dan 6:27)

Bukan berarti Tuhan tidak peduli atau mendengar! Ketika badai mengamuk dan perahu murid-murid penuh air, Yesus tidur di buritan perahu. Murid-murid merasa Yesus tidak peduli akan keadaan yang dapat membinasakan mereka. Yesus lalu berdiri dan meneduhkan badai tersebut (Mrk 4:35-41). Demikian juga dengan kisah Lazarus yang sakit dan akhirnya meninggal karena Yesus tidak kunjung tiba. Tetapi yang terjadi kemudian jauh lebih dashyat, Lazarus yang sudah mati 4 hari bisa dibangkitkan kembali! (Yoh 11). Berbicara soal kepedulian Tuhan terhadap umatNya, Yesus pernah berkata, "Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? apakah yang akan kami pakai? Semua ini dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu." (Mat 6:31-32) Mzm 121 mengatakan Tuhan tidak terlelap dan tidak tertidur. Dia senantiasa memelihara dan menjaga umatNya!

Bukan berarti Tuhan tidak menjawab! Dalam kasus Lazarus, sepertinya Yesus tidak mau menjawab permintaan Maria dan Marta dan segera turun tangan menyembuhkan Lazarus, tetapi akhirnya kita melihat bahwa Yesus membangkitkan Lazarus. Pemikiran kita seringkali berbeda dengan pemikiran Tuhan; keinginan kita seringkali berbeda dengan rencana Tuhan. "Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu, demikianlah firman Tuhan. Seperti langit dari bumi, demikianlah tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganMu." (Yes 55:8-9)

Bukan berarti Tuhan tidak memegang kendali! Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi ini, semua isi dunia ini Dia yang menciptakan. Tuhan berdaulat atas apa pun juga. Tetapi kita pun juga harus memahami bahwa Tuhan kita bukan preman yang tanpa hukum; Tuhan kita adalah Tuhan yang tertib! "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Tim 1:7)

Bukan berarti karena dosa! Sangat sering terjadi kesalahpahaman ketika mujizat menghilang dari kehidupan seseorang. Ia mulai dihakimi sebagai orang yang berdosa atau ia akan mendapatkan nasihat agar bertobat. Ayub dan teman-temannya juga mempunyai konsep yang sama bahwa Ayub menderita karena ada kesalahan dan dosanya kepada Tuhan. Mujizat yang menghilang tidak otomatis berkaitan dengan hal berdosa atau tidaknya kita.

(bersambung ke #2)













</div>