Log in

View Full Version : (Sisi lain Wartawan vs Siswa SMA 6)Sulutan Api di Bumi Mahakam


kerashati
27th May 2012, 04:51 PM
Dibawah ada Quote Kesaksian ceriwiser :)



Senin, 19 September 2011 - siang ini, seusai saya dan teman-teman saya melaksanakan Ujian Awal Semester hari ketiga, peristiwa bentrok antara lembaga pendidikan SMAN 6 Mahakam dan wartawan pun terjadi.



saya merupakan siswa SMAN 6 Mahakam kelas XII. hanya seorang murid biasa, tidak teladan, tidak pintar, bukan anak emas. jauh dari semua itu.

namun saya juga bukan sampah yang tidak mengetahui posisi saya.



semua ini dimulai ketika SMAN 6 Mahakam dan SMAN 70 Bulungan tawuran pada hari Jum'at lalu. seorang wartawan yang merasa kekurangan gambar tawuran tersebut menuju ke gerbang SMAN 6 Mahakam untuk mengambil beberapa gambar. tentu saja beberapa murid yang merasa terancam tersulut emosinya dan merampas kaset dari wartawan tersebut.



Pagi ini para wartawan datang untuk meminta pertanggung jawaban dari Kepala Sekolah. menurut beberapa guru SMAN 6 Mahakam, wartawan tersebut sudah bertemu dengan Ibu Kadarwati selaku Kepala Sekolah sebanyak tiga kali.



Klik : http://ceriwis.us/showthread.php?t=11651414



Siang ini saya melihat beberapa peristiwa. Pada awalnya saya belum memedulikan kehadiran wartawan pada siang hari itu, "Yah, namanya juga wartawan", saya pikir. namun semua itu berubah ketika beberapa kericuhan kecil terjadi. saya bergegas menuju gerbang. tidak seperti hari lainnya, gerbang itu tergembok dari dalam. mengurung kami semua. mengurung kami dalam keamanan dan keselamatan.



"Turun kau dari sana!", teriak seorang guru Kimia. Ia menatap ke langit-langit, ke atap gedung SMAN 6 Mahakam, atap Pos Satpam. seorang wartawan memanjat gedung sekolah saya, mengotorinya dengan sepatunya. ia menginjak sekolah saya, tempat saya meraih pendidikan selama 2 tahun terakhir. "Woi, ngapain lo di sana!" teriak saya kepada wartawan itu. "Turun! Apa-apaan kamu!", "Tunjukkan etikamu!" teriak warga kantin dan guru-guru. tapi semua teriakkan itu hanya dibalas dengan ancaman oleh wartawan itu, "Jangan bicara soal etika kepada saya!", "Awas kamu, saya bisa menuntut!" sambil menunjuk-nunjuk ke arah saya dan orang-orang yang berada di bawah.



"Kerja wartawan dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers". Bagaimana dengan hak kami? hak ketenangan kami, hak kami mengenyam pendidikan. kami membela sekolah kami. kenyamanan dan keamanan kami dinganggu oleh seonggok wartawan yang menjaga "harga diri". tidakkah kamu akan melakukan hal yang sama terhadap sekolahmu? dimana kamu mendapatkan kenangan dan dasar pendidikan yang kamu raih. tempat dimana kamu belajar untuk menggapai cita-citamu. tempat dimana kamu belajar untuk menjadi wartawan.



PeSaN TS


[/quote]





Follow me @F3L1XR



setelah follow,Mention dan akan saya Foll Back





Manusia merasa hebat akan keperkasaannya, namun enggan hilang dalam rasa malu.



Beberapa saat setelah peristiwa naiknya wartawan tersebut, orang-orang yang ingin keluar/masuk gerbang SMAN 6 dikepung oleh wartawan. beberapa teman seangkatan saya berjalan menuju sekolah dari arah Taman untuk mengambil motor dan pergi dari tempat kejadian. namun, pada saat ia baru saja keluar dari gerbang bersama motornya, wartawan mulai mengepungnya (mungkin ingin mengambil gambar), namun dari kepungan itu muncul satu pukulan, dua pukulan. ricuh. "Itu teman saya!", teriak teman-teman saya dari dalam gerbang, "Bu! tolonginin dia, Bu!". "Anakku! Anakku!" teriak Ibu Husni, guru Fisika saya ketika saya kelas X. Ibu Husni merupakan guru yang sangat peduli dengan anak didiknya. walaupun terkadang ia berbeda pendapat dengan kami semua, namun ia tetap guru yang melindungi kami. lalu, teman saya menjatuhkan motornya, melindungi dirinya dan masuk kembali ke dalam Mahakam.



setelah itu muncul beberapa kericuhan kecil lagi. kamera tertuju pada gerbang kami dan meliput kami semua. banyak dari para wartawan yang memprovokasi para guru. caranya dengan bertanya dengan nada menjengkelkan dan terus menerus tentang "anak didik". "Bagaimana ini pak anak didiknya?", "Tolong itu anak didiknya diajarkan sopan santun!". bahkan kabarnya seorang guru BK dilemparkan mangkuk soto ayam oleh wartawan ketika ia berusaha melerai.



tidak lama dari itu saya pulang ke rumah. memantau kejadian melalui internet.



kejadian terbaru yang saya dapatkan merupakan : polisi melepaskan tembakan peringatan. Namun, tembakan peringatan tersebut tak digubris kedua pihak. Kericuhan pun semakin menjadi saat ada seorang anak SMA yang ditemukan bersimbah darah di depan SMA 6 (sumber : detiknews).





melihat semua ini membuat saya sadar, betapa jauhnya Indonesia dari persatuan. betapa jauhnya dunia dari perdamaian. betapa sulitnya menjalankan diplomasi ketika emosi mengambil alih segalanya. betapa kurang dewasanya masyarakat dalam mengambil tindakan. dan betapa naifnya manusia akan kemenangan semata.



dengan mudahnya penghormatan saya terhadap wartawan hilang. saya kuburkan dalam-dalam fakta bahwa saya pernah ingin menjadi seorang wartawan. bagai noda mereka terbuang.



+mungkin dalam hal ini, kedua pihak memang melakukan kesalahan. namun tidak seharusnya kesalahan tersebut ditindak lanjuti seperti ini.+







Sumber : http://monkeydonkeyrules.blogspot.co...i-mahakam.html (http://monkeydonkeyrules.blogspot.com/2011/09/sulutan-api-di-bumi-mahakam.html)



Silahkan di rate ***** gan



Kesaksian ceriwiser :











Originally Posted by konyakon
http://static.kaskus.co.id/images/buttons/viewpost.gif (http://www.ceriwis.us/showthread.php?p=514397529#post514397529)


hemmm gimana ya? saya merasa beritanya agak timpang sebelah sih...

jadi begini, saya kebetulan adalah salah seorang panitia dari DIKLAT yang diadakan oleh dinas pendidikan provinsi DKI di SMAN 6 Jakarta yang berlangsung dari tanggal 19 september 2011 (hari ini) sampai 24 september 2011. Saya jelas orang luar SMAN 6 dan saya juga ga punya sangkut paut apa-apa sama wartawan. tapi saya prihatin liat berita yang selalu memojokkan SMAN 6.

karena saya di TKP dan saya panitia DIKLAT (yang hampir ga ada kerjaan ketika DIKLAT berlangsung, hanya sibuk ketika awal, istirahat dan penutupan) jadi saya kurang lebih banyak melihat secara langsung kejadiannya.

saya rasa terdapat 3 hal penting (yang saya saksikan sendiri) tapi tidak pernah diberitakan di media manapun



pertama : bentrokan pertama antara wartawan dengan siswa dipicu karena negosiasi antara wartawan dengan guru SMAN 6 berakhir dengan disiramnya salah seorang guru dengan kuah soto oleh seorang oknum wartawan.



kedua : bentrokan kedua terjadi akibat adu mulut antara siswa dan wartawan (saya ga tau siapa yang mulai) dan berakhir dengan seorang siswa dipukul dengan menggunakan helm oleh salah seorang oknum wartawan hingga berdarah-darah (saya lihat sendiri dahi salah seorang siswa berdarah-darah ketika perjalanan ke UKS).



ketiga : setelah bentrokan terakhir terjadi, wartawan dibubarkan paksa oleh polisi dan siswa dikumpulkan dilapangan dan diberi pengarahan oleh polisi. Ruang panitia sangat dekat dengan lapangan dan saya bisa mendengar jelas bahwa pihak polisi memuji siswa karena tidak terlalu terpengaruh provokasi yang dilakukan wartawan.



saya hanya orang luar yang berusaha bersikap netral, tetapi saya prihatin karena media begitu memojokkan SMAN 6 tanpa memberitakan hal yang sebenarnya





NB : saya mencoba menanggapi berita seperti ini di kompas[dot]com tapi susah banget mo postingnya....

semoga masalahnya cepat selesai



best regard -konyakon-









PeSaN TS


[quote]





Follow me @F3L1XR



setelah follow,Mention dan akan saya Foll Back







</div>