Log in

View Full Version : Kristalisasi Minyak Nilam


minumwine
27th May 2012, 04:49 PM
Minyak nilam merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang sering juga disebut dengan minyak esteris. Minyak atsiri atau minyak esteris adalah istilah yang digunakan untuk minyak yang mudah menguap dengan komposisi dan titik didih yang berbeda-beda. Mutu minyak nilam yang baik sangat ditentukan oleh komposisi penyusun minyak nilam itu sendiri. Salah satu sifat minyak nilam yang khas adalah daya fiksasinya yang cukup tinggi. Minyak nilam mengandung senyawa patchouli alcohol yang merupakan penyusun utama dalam minyak nilam, dan kadarnya bisa mencapai antara 50% sampai 60%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kristal patchouli alcohol yang banyak dan berkualitas melalui peningkatan kadar patchouli alcohol dalam minyak nilam serta mengetahui pengaruh dari kecepatan pengadukan dan volume pelarut dalam kristalisasi dan rekristalisasi patchouli alcohol terhadap kristal yang didapat. Penelitian ini dilakukan melalui proses penyulingan kembali (redistilasi) minyak nilam dengan menggunakan metode distilasi fraksinasi pada kondisi vakum serta dilanjutkan dengan kristalisasi minyak nilam dan rekristalisasi kristal patchouli alcohol yang terbentuk. Metode distilasi fraksinasi dilakukan dengan cara meredistilasi minyak nilam dalam labu leher tiga dengan pemanasan menggunakan oil bath pada tekanan operasi vakum (0,1 atm). Kadar patchouli alcohol yang didapat pada distilat fraksi ke-2 dengan suhu antara 135 oC sampai 145oC adalah 56,58%. Kemudian distilat dikristalkan dengan dua cara, yaitu seeding dan cooling. Proses kristalisasi dengan seeding dilakukan dengan cara menambahkan bibit kristal halus dan mengaduknya selama 3 hari. Sedangkan proses kristalisasi dengan cooling dilakukan dengan cara menambahkan pelarut dietil eter kemudian mengaduknya didalam pendingin selama 3 hari. Kristal yang didapat dari proses kristalisasi selanjutnya direkristalisasi dengan cara melarutkan kembali dengan dietil eter kemudian mengaduknya didalam pendingin selama 3 hari sehingga terbentuk kristal patchouli alcohol yang lebih murni. Dari hasil penelitian didapatkan kristal patchouli alcohol yang berwarna putih, dengan titik lebur 56oC dan dengan kadar patchouli alcohol lebih dari 90%. Pada proses kristalisasi dengan metode seeding, semakin tinggi kecepatan pengaduk, yield kristal yang didapat semakin sedikit. Hal ini dapat terlihat dari penurunan jumlah yield dari 82,1% menjadi 79,2%. Untuk proses kristalisasi dengan metode cooling, semakin tinggi kecepatan pengadukan dan volume pelarut yang ditambahkan, yield kristal yang didapat semakin banyak. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan jumlah yield yaitu 58,8% menjadi 67,7% untuk variabel kecepatan pengaduk dan 68,5% menjadi 84,3% untuk variabel volume pelarut. Pada proses rekristalisasi dengan metode seeding maupun metode cooling, semakin tinggi kecepatan pengadukan dan volume pelarut yang ditambahkan, yield kristal yang didapat semakin kecil. Pada proses rekristalisasi dengan metode seeding maupun metode cooling, semakin tinggi kecepatan pengadukan, ukuran kristal rata- rata yang didapat semakin kecil dan seragam. Hal ini dapat terlihat dari ukuran kristal yang berkisar antara 0,92 mm sampai 1,15 mm. Sedangkan semakin banyak pelarut yang ditambahkan, kristal yang didapat ukurannya relatif lebih besar dan cenderung tidak seragam tetapi lebih murni. Hal ini dapat terlihat dari ukuran kristal yang berkisar antara 1,27 mm sampai 9,41 mm

</div>