dkijakarta
27th May 2012, 04:48 PM
Perjalanan panjang untuk menyibak satu satunya selancar sungai di dunia
inspired by : Albert "our crew stories"
Minggu 27 Nov 2011.
Saya (Albert Saniko), Edo Edwardo, Roni Rooney Adjhoe, bersiap menyibak fenomena gelombang �Bono� di Teluk Meranti, Riau. Sebuah fenomena yang meyakinkan kami untuk menempuh 5,5 jam perjalanan darat dari kota Pekanbaru!
Persiapan?Hmmm�.Logistik, camera pocket, sedikit kartu nama, brosur, catalog dan company profile dari perusahaan kami, rasanya sudah cukup�Tak ada keraguan bagi kami untuk menempuh ratusan kilometer dari ibukota provinsi Riau, hanya untuk mengabadikan satu dari sekian banyak keindahan ciptaan Tuhan yang dititipkan di tanah ini.
One day, One phenomena , One goal, One satisfaction�
05.00
Perjalanan dimulai� bergerak ke arah timur laut kota Pekanbaru. Cuaca pagi ini cukup bersahabat, udara dingin masih terasa sampai ke tulang�
Edo menyibukkan diri dengan setir dan jalan. Saya dan Roni berbincang ringan sambil sesekali memastikan arah jalan kami sesuai rencana. Tidak ada salahnya mencoba jalan pintas�http://static.kaskus.co.id/images/smilies/sumbangan/13.gif
Satu per satu kota2 kecil dseperti Simpang beringin, Bandar Sei Kijang kami lewati.. Lalu lintas pun bisa kita kategorikan �LANCAR�. Cuma ada sedikit kerusakan kecil di badan jalan di daerah Bandar sei Kijang. Jam 06.30 kami sudah sampai di Kota Pangkalan Kerinci, ibukota dari Kab. Pelalawan. 1,5 jam pertama berjalan mulus. Photo stop di gerbang masuk Kab. Pelalawan yang megah, cukup untuk sekedar melepas jenuh di dalam mobil.
07.30
Setelah sarapan pagi dengan lontong, dan segelas kopi hitam, kami melanjutkan perjalanan dari Pangkalan Kerinci. Kali ini, sepanjang perjalanan, kami ditemani tatapan ribuan pohon sawit yang memanjang dari Pangkalan Kuras sampai ke Jl Lintas Bono.
Jalan raya ini sudah beraspal, namun cuma satu atau dua kendaraan yang kami temui, sisanya�gerombolan truk truk barang, itupun cuma 2 atau 3 unit.
08.30
Sampai di Kec Bunut, dimana satu-satunya akses darat ke teluk Meranti adalah melewati Kecamatan ini. Jl Lintas Bono menanti kami di depan!
09.00
Lintas Bono!
Kami mulai berkendara diatas Jl Lintas Bono. Pada 10 Km pertama, perjalanan terasa sangat menyenangkan. Kondisi jalan bagus, sedikit bergelombang, tapi bisa dialihkan dengan landscape ribuan hektar ladang sawit dan pohon karet di kiri dan kanan jalan.
11.00
Teluk Meranti!
Akhirnya, kami sampai juga di Kec. Teluk Meranti, Kab. Pelalawan. Di pesisir daerah inilah berhulu arus sungai Kampar yang muaranya adalah ratusan mil ke Laut Cina Selatan. Fenomena Bono sudah semakin dekat�
11.30
Sungai Kampar!!!Here we are!
Lebih mirip lautan, karena sungai ini begitu lebar�Kampar masih terlihat tenang�
kami masih terus berjalan, sambil sesekali meminta informasi dari penduduk local mengenai fenomena Bono. Sungguh, sebuah desa kecil yang begitu bersahaja. Kehidupan masyarakatnya yang sederhana, namun mampu bersosialisasi dengan dunia luar dengan baik�dengan sangat baik malah�Sejarah, legenda dan cerita rakyat mengenai asal usul Bono, kami dapatkan dari salah seorang tokoh masyarakat setempat, Bapak Suherman. Yang membuat kami cukup penasaran adalah informasi yang beredar yang mengabarkan bahwa bono akan sampai di teluk meranti jam 13.00 siang ini.Sumber dari mana yang mereka percayai?
11.30 � 12.50
Kami mengitari beberapa area untuk menemukan posisi terbaik agar bisa melihat dengan jelas gelombang Bono yang terkenal itu. Sesekali, kami duduk, istirahat sambil mengamati keadaan�
kami mulai melihat gelombang yang masih sangat jauh di muara sungai. Lebih seperti garis putih yang makin lama makin besar�Mereka bilang itu BONO�!
Gelombang itu bergerak cepat�samar samar kami bisa melihat beberapa jet ski, speed boat dan peselancar seperti berusaha menaklukkan gelombang berwarna cokelat keruh itu.Sementara di udara, Helicopter dari Kepolisian dan Basarnas, berputar putar di atas pesisir sungai ..Cukuplah untuk mendramatisir keadaan�hhehee....
BONO SEVEN GHOST!!!
Gelombang berwarna cokelat itu akhirnya terlihat jelas�Dengan tinggi gelombang rata rata 3-4 meter, menggulung, berlapis dan bergantian menyisir permukaan sungai. Para peselancar terlihat jelas menikmati arus gelombang sungai Kampar yang diberi nama BONO itu. Semakin ke pinggir, gelombang itu semakin kecil, dan sampai akhirnya, pecah di pesisir pantai Sungai Kampar Teluk Meranti. Anda tahu jam berapa peristiwa itu terjadi? Jam 13.00!!!
BONO yang FENOMENAL itu...ternyata benar benar fenomena luar biasa...It's real!!!
Surfing di gelombang sungai dengan ketinggian gelombang nyaris menyamai ombak di spot surfing terkenal di Mentawai Island, Nyangnyang
Segera, kami sadar, bahwa perjalanan jauh ini tidak akan sia sia..setidaknya, kami telah melihat langsung apa, bagaimana dan seperti apa BONO SEVEN GHOST TELUK MERANTI, RIAU...
Setelah mencicipi tsunami mini ini, kami beranjak pulang...Mudah2an perjalanan ini bisa membawa hasil positif buat kami, LSM River Defender, surfer, Anda, dan tentunya masyarakat Teluk Meranti....
God bless Indonesia!!!!
</div>
inspired by : Albert "our crew stories"
Minggu 27 Nov 2011.
Saya (Albert Saniko), Edo Edwardo, Roni Rooney Adjhoe, bersiap menyibak fenomena gelombang �Bono� di Teluk Meranti, Riau. Sebuah fenomena yang meyakinkan kami untuk menempuh 5,5 jam perjalanan darat dari kota Pekanbaru!
Persiapan?Hmmm�.Logistik, camera pocket, sedikit kartu nama, brosur, catalog dan company profile dari perusahaan kami, rasanya sudah cukup�Tak ada keraguan bagi kami untuk menempuh ratusan kilometer dari ibukota provinsi Riau, hanya untuk mengabadikan satu dari sekian banyak keindahan ciptaan Tuhan yang dititipkan di tanah ini.
One day, One phenomena , One goal, One satisfaction�
05.00
Perjalanan dimulai� bergerak ke arah timur laut kota Pekanbaru. Cuaca pagi ini cukup bersahabat, udara dingin masih terasa sampai ke tulang�
Edo menyibukkan diri dengan setir dan jalan. Saya dan Roni berbincang ringan sambil sesekali memastikan arah jalan kami sesuai rencana. Tidak ada salahnya mencoba jalan pintas�http://static.kaskus.co.id/images/smilies/sumbangan/13.gif
Satu per satu kota2 kecil dseperti Simpang beringin, Bandar Sei Kijang kami lewati.. Lalu lintas pun bisa kita kategorikan �LANCAR�. Cuma ada sedikit kerusakan kecil di badan jalan di daerah Bandar sei Kijang. Jam 06.30 kami sudah sampai di Kota Pangkalan Kerinci, ibukota dari Kab. Pelalawan. 1,5 jam pertama berjalan mulus. Photo stop di gerbang masuk Kab. Pelalawan yang megah, cukup untuk sekedar melepas jenuh di dalam mobil.
07.30
Setelah sarapan pagi dengan lontong, dan segelas kopi hitam, kami melanjutkan perjalanan dari Pangkalan Kerinci. Kali ini, sepanjang perjalanan, kami ditemani tatapan ribuan pohon sawit yang memanjang dari Pangkalan Kuras sampai ke Jl Lintas Bono.
Jalan raya ini sudah beraspal, namun cuma satu atau dua kendaraan yang kami temui, sisanya�gerombolan truk truk barang, itupun cuma 2 atau 3 unit.
08.30
Sampai di Kec Bunut, dimana satu-satunya akses darat ke teluk Meranti adalah melewati Kecamatan ini. Jl Lintas Bono menanti kami di depan!
09.00
Lintas Bono!
Kami mulai berkendara diatas Jl Lintas Bono. Pada 10 Km pertama, perjalanan terasa sangat menyenangkan. Kondisi jalan bagus, sedikit bergelombang, tapi bisa dialihkan dengan landscape ribuan hektar ladang sawit dan pohon karet di kiri dan kanan jalan.
11.00
Teluk Meranti!
Akhirnya, kami sampai juga di Kec. Teluk Meranti, Kab. Pelalawan. Di pesisir daerah inilah berhulu arus sungai Kampar yang muaranya adalah ratusan mil ke Laut Cina Selatan. Fenomena Bono sudah semakin dekat�
11.30
Sungai Kampar!!!Here we are!
Lebih mirip lautan, karena sungai ini begitu lebar�Kampar masih terlihat tenang�
kami masih terus berjalan, sambil sesekali meminta informasi dari penduduk local mengenai fenomena Bono. Sungguh, sebuah desa kecil yang begitu bersahaja. Kehidupan masyarakatnya yang sederhana, namun mampu bersosialisasi dengan dunia luar dengan baik�dengan sangat baik malah�Sejarah, legenda dan cerita rakyat mengenai asal usul Bono, kami dapatkan dari salah seorang tokoh masyarakat setempat, Bapak Suherman. Yang membuat kami cukup penasaran adalah informasi yang beredar yang mengabarkan bahwa bono akan sampai di teluk meranti jam 13.00 siang ini.Sumber dari mana yang mereka percayai?
11.30 � 12.50
Kami mengitari beberapa area untuk menemukan posisi terbaik agar bisa melihat dengan jelas gelombang Bono yang terkenal itu. Sesekali, kami duduk, istirahat sambil mengamati keadaan�
kami mulai melihat gelombang yang masih sangat jauh di muara sungai. Lebih seperti garis putih yang makin lama makin besar�Mereka bilang itu BONO�!
Gelombang itu bergerak cepat�samar samar kami bisa melihat beberapa jet ski, speed boat dan peselancar seperti berusaha menaklukkan gelombang berwarna cokelat keruh itu.Sementara di udara, Helicopter dari Kepolisian dan Basarnas, berputar putar di atas pesisir sungai ..Cukuplah untuk mendramatisir keadaan�hhehee....
BONO SEVEN GHOST!!!
Gelombang berwarna cokelat itu akhirnya terlihat jelas�Dengan tinggi gelombang rata rata 3-4 meter, menggulung, berlapis dan bergantian menyisir permukaan sungai. Para peselancar terlihat jelas menikmati arus gelombang sungai Kampar yang diberi nama BONO itu. Semakin ke pinggir, gelombang itu semakin kecil, dan sampai akhirnya, pecah di pesisir pantai Sungai Kampar Teluk Meranti. Anda tahu jam berapa peristiwa itu terjadi? Jam 13.00!!!
BONO yang FENOMENAL itu...ternyata benar benar fenomena luar biasa...It's real!!!
Surfing di gelombang sungai dengan ketinggian gelombang nyaris menyamai ombak di spot surfing terkenal di Mentawai Island, Nyangnyang
Segera, kami sadar, bahwa perjalanan jauh ini tidak akan sia sia..setidaknya, kami telah melihat langsung apa, bagaimana dan seperti apa BONO SEVEN GHOST TELUK MERANTI, RIAU...
Setelah mencicipi tsunami mini ini, kami beranjak pulang...Mudah2an perjalanan ini bisa membawa hasil positif buat kami, LSM River Defender, surfer, Anda, dan tentunya masyarakat Teluk Meranti....
God bless Indonesia!!!!
</div>