Log in

View Full Version : Marzuki: Anak Disuruh Contek, Hancur Republik


mercusuar
27th May 2012, 04:45 PM
VIVAnews - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Marzuki Alie angkat bicara terkait fenomena 'contek massal' yang terjadi saat pelaksanaan ujian nasional. Menurut dia, fenomena itu tak terlepas dari sistem pendidikan saat ini.



"Jadi, jangan lihat akibatnya saja," kata Marzuki di gedung DPR, Jakarta, Jumat, 17 Juni 2011.



Menurut dia, sistem ujian nasional yang diterapkan saat ini terlalu membebani, baik sekolah maupun murid. Sekolah takut dan malu kena sanksi bila banyak muridnya tidak lulus. Sehingga sekolah berusaha membantu muridnya. Dengan alasan itu, ternyata ada yang membantu dengan cara salah: contek massal.



"Kalau anak-anak diajari menyontek, waduh hancur ini republik," kata dia.



Menurut dia, mestinya kalau kelulusan rendah dicek kualitas guru dan fasilitas pendidikan, apakah memenuhi syarat atau tidak. "Dicari masalahnya. Apakah misalnya mekanisme ajar mengajar di sekolah itu kurang baik. Jadi harus diklarifikasi kesalahannya kenapa tingkat kelulusan dari sekolah itu rendah sehingga ada solusi meningkatkan kualitas pendidikan bangsa," katanya.



"Sekarang sebenarnya lebih baik lah, lulus tidak hanya UN."



Marzuki juga mengomentari sanksi pencopotan yang telah diberikan kepada Kepala SDN Gadel II terkait kasus 'contek massal' ini. Menurut dia sanksi itu wajar dijatuhkan untuk sang kepala sekolah. "Saya pikir perlu sanksi tegas untuk masalah ini," ujarnya.



Sebagaimana diketahui, seorang wali murid SDN Gadel II Surabaya, Siami diusir warga karena melaporkan kasus 'contek massal'. Dia melaporkan oknum guru yang memaksa anaknya, Alif, memberikan contekan kepada rekan-rekannya saat ujian nasional. (eh)

� VIVAnews

SBY Undang Siami ke Istana

VIVAnews - Siami, Ibunda Alif, yang dipaksa memberikan contekan saat ujian nasional di SDN Gadel 2, akan diundang ke Istana. Wanita yang diusir dari kampungnya karena menyiarkan peristiwa contek massal ini juga akan diundang ke Komisi Pemberantasan Korupsi dan Dewan Perwakilan Daerah.



Hal ini disampaikan oleh salah satu perwakilan Tempo Institute, Bambang Harymurti, yang juga mantan Pemimpin Redaksi Majalah Tempo, dalam telekonferensi dengan Siami yang berada di Universitas Airlangga, Surabaya, di gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis 16 Juni 2011.



Bambang mengaku hari ini mendapat pesan singkat khusus untuk Siami dari Wakil Presiden Boediono, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Busyro Muqoddas, Staf Presiden, dan perwakilan DPD Jakarta.



Bambang mengatakan, Presiden dalam pesan yang dikirim dari luar negeri mengatakan akan mengundang Siami ke Istana. "Presiden akan mengundang Ibu ke Istana untuk bertemu," kata Bambang.



Sementara, rencana telekonferensi Siami dengan Wakil Presiden Boediono dari UGM Yogyakarta batal. Boediono hanya mengirimkan pesan untuk Siami.



"Kejujuran, solidaritas, dan kebersamaan adalah nilai-nilai luhur yang tidak seharusnya saling berbenturan. Semoga kejujuran Ibu Siami bisa berbaur kembali dalam solidaritas dan kebersamaan dengan warga Gadel," kata Bambang membacakan isi pesan singkat Boediono.



Begitu juga dengan Ketua KPK Busyro Muqoddas yang mengundang Siami ke Gedung KPK untuk mendapat apresiasi. "Kata Pak Busyro, KPK sangat merasa bangga dengan apa yang Ibu dan Alif lakukan untuk menjadi teladan bagi bangsa kita," kutip Bambang.



Bambang juga mengatakan bahwa nanti juga akan ada yang mengontak Siami dari DPD Jakarta. Dengan semua undangan itu Siami hanya menjawab, "Insya Allah," kata Siami dari seberang sana.

� VIVAnews



ane heran kenapa bilang ada contek massal di usir dari kampungnya,harusnya di apersiasihttp://ceri.ws/smilies/small_capedech.gif?

</div>