jonykebot
27th May 2012, 04:45 PM
Samar dan tak menentu,but stay on track #1
Dia adalah cerminan diri ku, dia penggugah rasa untuk terus hidup dan berkembang. Namun aku sungguh tak menyangka, karena aku akhirnya mengerti, bahwa diriku tak seperti yang kubayangkan, yang selalu berperilaku selayaknya dalam pikirku.
Saat ini mungkin sudah menjadi awal dari titik, dimana hidupku akan terus menjadi seorang yang keras, baik dalam bersikap maupun bekerja. Aku dipaksa untuk mencapai target, namun aku pun dipaksa untuk mencapai itu semua dengan segala keterbatasan. Segala sikap ku kini hanya berpatok pada target yang sudah aku tetapkan sendiri, dan itu harus aku dapatkan, agar aku tidak kehilangan diriku sendiri.
----
Hal pertama yang aku pikir dapat mendeskripsikan diriku adalah keyakinan. Tak ada yang bisa mengalahkanku soal keyakinan ini, orang pintar sebut ini adalah optimisme. Namun hal ini dapat menjadi bumerang tersendiri, karena optimisme ku dibarengi dengan segala ketidakpastian. Ya, dan hal kedua itu adalah ketidakpastian. Setiap sikap, pikir, dan words yang keluar adalah ketidakpastian. Sungguh adil bukan?
Allah menciptakan manusia dengan kelebihan beserta kekurangannya, ada saja penyeimbang, optimisme yang kupunya dibarengi dengan ketidakpastian, dan tentunya, kedua hal itu akan menimbulkan keraguan. Banyak orang yang meragukan aku, baik secara sikap maupun hasil yang kuraih. Memang benar kenyataannya, sedari kecil, nilaiku memang sempurna, tetapi itu hanya bertahan hingga 2 tahun lamanya setelah duduk dibangku sekolah dasar. Pada tahun ke tiga dan seterusnya, nilaiku biasa saja, bahkan menurun walaupun sesekali kudapatkan hasil hampir sempurna.
Ekspektasi orang tua ku sangat tinggi, sehingga standar yang diterapkan kepadaku dalam kesehariannya berbeda, aku pikir malah over standard. Karena ekspektasi yang mereka miliki tidak diiringi dengan sikap yang baik, cara mereka kurang tepat walaupun maksud pada akhirnya akan menjadikan aku seperti ekspektasi mereka. Hal itu sangat berpengaruh dan tentunya, hal itu menjadi hal ketiga yang dapat mendeskripsikan diriku, yaitu ngeyel. Semua orang terdekat mengenal ku sebagai sosok yang ngeyel, aku senang sekali bisa berdebat ketika bercakap, aku senang membantah ketika diperintah, aku senang bermalas-malasan ketika diminta tolong, aku senang berbuat B ketika orang menyuruhku berbuat A. Hal itu hanya sebagai bagian dari sisi negatif ku, yang intinya hanya ingin berbalas atas perlakuan nya selama ini, namun ternyata, itu telah melekat kuat dalam setiap sikapku sehari-hari. Dan hal itu, hanya berlaku bagi mereka yang tidak baik kepadaku.
Alibiku, hal itu kulakukan, ketika hidup ku secara tak sengaja dibuat bebas oleh waktu, oleh kondisi yang kubuat sendiri, dimana hasil yang kudapatkan saat SMA tidak sesuai dengan ekspektasi mereka. Keterpaksaan ku masuk SMA yang mereka sendiri tidak inginkan melahirkan keputusan untuk �mutasi.� Kegigihan mereka untuk membuat jalanku stay on their mind (ekspectation) membuat aku dimutasikan dari desa ke kota Hujan, dan aku senang!
Setelah dimutasi, secara akademik hasil yang kuperoleh tak memuaskan harapan mereka, hasilnya secara konsisten selalu ada merah di rapot ku. Dan ini membuat mereka semakin geregetan. Walaupun begitu, aku merasakan banyak peningkatan dari segi psikologis. Banyak perubahan yang terjadi, mulai dari pola pikir, sikap, dan habbit dalam kesehariannya. Aku menjadi lebih bebas walaupun tak sepenuhnya bebas, aku bisa menentukan apa yang aku inginkan walaupun tak sepenuhnya bisa kudapatkan. Dan itulah awal dari dimulainya the true of my life
Silahkan rate jika bagus,ana cuman minta "RATE"
terimakasih y gan http://static.kaskus.co.id/images/smilies/s_sm_peace.gif
</div>
Dia adalah cerminan diri ku, dia penggugah rasa untuk terus hidup dan berkembang. Namun aku sungguh tak menyangka, karena aku akhirnya mengerti, bahwa diriku tak seperti yang kubayangkan, yang selalu berperilaku selayaknya dalam pikirku.
Saat ini mungkin sudah menjadi awal dari titik, dimana hidupku akan terus menjadi seorang yang keras, baik dalam bersikap maupun bekerja. Aku dipaksa untuk mencapai target, namun aku pun dipaksa untuk mencapai itu semua dengan segala keterbatasan. Segala sikap ku kini hanya berpatok pada target yang sudah aku tetapkan sendiri, dan itu harus aku dapatkan, agar aku tidak kehilangan diriku sendiri.
----
Hal pertama yang aku pikir dapat mendeskripsikan diriku adalah keyakinan. Tak ada yang bisa mengalahkanku soal keyakinan ini, orang pintar sebut ini adalah optimisme. Namun hal ini dapat menjadi bumerang tersendiri, karena optimisme ku dibarengi dengan segala ketidakpastian. Ya, dan hal kedua itu adalah ketidakpastian. Setiap sikap, pikir, dan words yang keluar adalah ketidakpastian. Sungguh adil bukan?
Allah menciptakan manusia dengan kelebihan beserta kekurangannya, ada saja penyeimbang, optimisme yang kupunya dibarengi dengan ketidakpastian, dan tentunya, kedua hal itu akan menimbulkan keraguan. Banyak orang yang meragukan aku, baik secara sikap maupun hasil yang kuraih. Memang benar kenyataannya, sedari kecil, nilaiku memang sempurna, tetapi itu hanya bertahan hingga 2 tahun lamanya setelah duduk dibangku sekolah dasar. Pada tahun ke tiga dan seterusnya, nilaiku biasa saja, bahkan menurun walaupun sesekali kudapatkan hasil hampir sempurna.
Ekspektasi orang tua ku sangat tinggi, sehingga standar yang diterapkan kepadaku dalam kesehariannya berbeda, aku pikir malah over standard. Karena ekspektasi yang mereka miliki tidak diiringi dengan sikap yang baik, cara mereka kurang tepat walaupun maksud pada akhirnya akan menjadikan aku seperti ekspektasi mereka. Hal itu sangat berpengaruh dan tentunya, hal itu menjadi hal ketiga yang dapat mendeskripsikan diriku, yaitu ngeyel. Semua orang terdekat mengenal ku sebagai sosok yang ngeyel, aku senang sekali bisa berdebat ketika bercakap, aku senang membantah ketika diperintah, aku senang bermalas-malasan ketika diminta tolong, aku senang berbuat B ketika orang menyuruhku berbuat A. Hal itu hanya sebagai bagian dari sisi negatif ku, yang intinya hanya ingin berbalas atas perlakuan nya selama ini, namun ternyata, itu telah melekat kuat dalam setiap sikapku sehari-hari. Dan hal itu, hanya berlaku bagi mereka yang tidak baik kepadaku.
Alibiku, hal itu kulakukan, ketika hidup ku secara tak sengaja dibuat bebas oleh waktu, oleh kondisi yang kubuat sendiri, dimana hasil yang kudapatkan saat SMA tidak sesuai dengan ekspektasi mereka. Keterpaksaan ku masuk SMA yang mereka sendiri tidak inginkan melahirkan keputusan untuk �mutasi.� Kegigihan mereka untuk membuat jalanku stay on their mind (ekspectation) membuat aku dimutasikan dari desa ke kota Hujan, dan aku senang!
Setelah dimutasi, secara akademik hasil yang kuperoleh tak memuaskan harapan mereka, hasilnya secara konsisten selalu ada merah di rapot ku. Dan ini membuat mereka semakin geregetan. Walaupun begitu, aku merasakan banyak peningkatan dari segi psikologis. Banyak perubahan yang terjadi, mulai dari pola pikir, sikap, dan habbit dalam kesehariannya. Aku menjadi lebih bebas walaupun tak sepenuhnya bebas, aku bisa menentukan apa yang aku inginkan walaupun tak sepenuhnya bisa kudapatkan. Dan itulah awal dari dimulainya the true of my life
Silahkan rate jika bagus,ana cuman minta "RATE"
terimakasih y gan http://static.kaskus.co.id/images/smilies/s_sm_peace.gif
</div>