Log in

View Full Version : Aksi Jihad Berkedok Teroris


kerashati
27th May 2012, 04:44 PM
Jihad merupakan istilah yang dihubungkan dengan perjuangan moral (dan kadang-kadang dengan senjata), dan bentuk umum dari oposisi fundamentalis terhadap para penganut modernitas untuk melawan orang-orang yang dianggap tidak beriman. Jihad merupakan sebuah metafor perjuangan anti-Barat dan anti-universalis. Semua diperjuangkan orang-orang militan dan fundamentalisme sebagai perjuangan permanen. Mereka adalah militan, apakah itu dalam penggunaan kata-kata dan ide atau surat tuntutan, atau dalam kasus ekstrem adalah �peluru�.



Mereka berjuang melawan masa kini atas nama masa lalu. Mereka memperjuangkan konsepsi dunia agama melawan sekularisme. Mereka berjuang dengan senjata apa pun, kadang-kadang meminjam dari lawan, memilih senjata dengan hati-hati agar tidak ketahuan identitasnya. Mereka merasa berjuang melawan pelaku kecurangan dengan menganggap berada di bawah lindungan Tuhan. Karena, mereka juga berasumsi bahwa perjuangan mereka suci, sehingga merasa tidak akan kalah walaupun belum dimenangkan.



Jihad selalu dianggap sebagai perjuangan suci melawan kekufuran. Menghalalkan pembunuhan atas musuh-musuh mereka. Ini merupakan perang besar atas budaya dan nilai-nilai berlandaskan ideologi masing-masing dalam memandang realitas kehidupan. Pelestarian ideologi dan moralitas ini tidak mempunyai pilihan lain, selain peperangan untuk mengamankan masa depan agar kembali seperti masa lalu.



Masa depan seperti masa lalu yang anti-pluralis, monokultur, dan mempesona dalam pandangan mereka. Masa depan dengan nilai-nilai homogen yang mengatur kehidupan laki-laki dan perempuan sesuai tatanan dan menjalani kehidupan yang sederhana. Meski, terkadang harus dengan jalan kekerasan/ teror.



Kemudian, kelompok minoritas ini membentuk komunitas yang dianggap teroris dengan ideologi dasar fundamentalisme dan terorisme. Menurut John Hamling dalam The Mind of the Suicide Bomber (Kompas, 2004), kekerasan yang terkait dengan terorisme bisa didorong oleh beberapa faktor. Di antaranya meliputi faktor-faktor sebagai berikut.



Cinta, demi cinta orang bisa mengorbankan hidupnya. Heroisme (kepahlawanan), hal yang bisa terjadi dalam kasus peperangan di mana orang rela mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan yang lain.

http://cdn-u.kaskus.co.id/59/ygp5mlk7.jpg

</div>