sambelkecap
27th May 2012, 04:41 PM
[/quote]
maaf kalo
:repost: :repost: :repost:
check it out
http://ceri.ws/images/smilies/tabrak.gif
Kisah 1: Lampu Minyak dan Mercusuar
Alkisah, di puncak sebuah mercusuar, tampak lampu mercusuar yang gagah dengan sinarnya menerangi kegelapan malam. Lampu itu menjadi tumpuan perahu para nelayan mencari arah dan petunjuk menuju pulang.
Dari kejauhan, pada sebuah jendela kecil di rumah penjaga mercusuar, sebuah lampu minyak setiap malam melihat dengan perasaan iri kea rah mercusuar. Dia mengeluhkan kondisinya,�Aku hanyalah sebuah lapu minyak yang berada di dalam rumah yang kecil, gelap dan pengap. Sungguh menyedihkan, memalukan dan tidak terhormat. Sedangkan lampu mercusuar di atas sana, tampak begitu hebat, terang dan perkasa. Ah �. Seandainya aku berada di dekat mercusuar itu, pasti hidupku akan lebih berarti, karena akan banyak orang yang melihat kepadaku dan aku pun bisa membantu kapal para nelayan menemukan arah untuk membawanya pulang ke rumah mereka dan keluarganya.
Suatu ketika, di suatu malam yang pekat, petugas mercusuar membawa lampu minyak untuk menerangi jalan menuju mercusuar. Setibanya di sana, penjaga itu meletakkan lampu minyak di dekat mercusuar dan meninggalkannya di samping lampu mercusuar. Si lampu minyak senang sekali. Impiannya menjadi kenyataan. Akhirnya, ia bisa bersanding dengan mercusuar yang gagah. Tetapi, kegembiraannya hanya sesaat. Karena perbandingan cahaya yang tidak seimbang, maka tidak seorang pun yang melihat atau memperhatikan lampu minyak. Bahkan, dari kejauhan si lampu minyak hamper tidak tampak sama sekali karena begitu lemah dan kecil.
Saat itu, lampu itu menyadari satu hal. Ia tahu bahwa untuk menjadikan dirinya berarti, dia harus berada di tempat yang tepat, yakni di dalam sebuah kamar. Entah seberapa kotor, kecil dan pengapnya kamar itu tetapi di sanalah lebih bermanfaat. Sebab, meski nyalanya tak sebesar mercusuar, lampu kecil itu juga bisa memancarkan sinarnya menerangi kegelapan untuk orang lain. Lampu kini tahu, sifat iri hati karena selalu membandingkan diri dengan yang lain, justru membuat dirinya tidak bahagia dan memiliki arti.
Pesan Cerita:
Seringkali kita tidak percaya dengan diri kita sendiri. Kita membandingkan diri kita dengan orang lain, dan merasa orang lain lebih kaya, lebih pintar, lebih tampan/cantik dari kita, dsb. Dan kita sering membuang-buang waktu kita untuk berkhayal seandainya kita menjadi seperti orang lain.
Padahal dengan menjadi orang lain, denga berada pada posisi orang lain, dengan segala kekayaan dan kecerdasan atau segala bakat yang sama seperti yang dimiliki orang lain, belum tentu kita bisa berkembang atau memperoleh kebahagiaan seperti yang kita harapkan. Karena semua orang memiliki porsi dan perannya masing-masing. Lebih baik Anda focus pada apa yang Anda milki, dan kembangkan segala potensi yang ada.
Cerita 2: Di sini jual ikan segar
Seseorang mulai berjualan ikan segar di pasar. Ia memasang papan pengumuman bertuliskan � Di sini jual ikan segar�.
Tidak lama kemudian datanglah seorang pengunjung yang menanyakan tentang tulisannya.
�Mengapa kau tuliskan kata: DI SINI? Bukannya semua orang sudah tahu kalau kau berjualan DI SINI, bukan DI SANA?�
�BEnar juga!� piker si penjual ikan. Lalu dihapusnya kata �DI SINI�. Dan tinggallah tulisan �JUAL IKAN SEGAR�
Tak lama kemudian dating oengunjung kedua yang juga menanyakan tulisannya.
�Mengapa kau pakai kata SEGAR? Bukankah semua orang sudah tahu kalau yang kau jual adalah ikan segar, bukan ikan busuk?�
�Benar juga,� piker si penjual ikan, lalu dihapusnya kata �SEGAR� dan tingallah tulisan �JUAL IKAN�.
Sesaat kemudian datanglah pengunjung ketiga yang juga menanyakan tulisannya.
�Mengapa kau tulisan kata JUAL? Bukankan semua orang sudah tahu kalau ikan ini untuk dijual, bukan dipamerkan?
�Benar juga�, piker si penjual ikan lalu dihapusnya kata JUAL dan tinggallah tulisan �IKAN�.
Selang beberapa waktu kemudian, dating pengunjung ke empat, yang juga menanyakan tulisannya.
�Mengapa kau tulis kata IKAN? Bukankah semua orang sudah tahu kalau ini ikan bukan daging?�
�Benar juga,� piker si penjual ikan lalu diturunkannya papan pengumuman itu.
Pesan Cerita:
Kadang kita mendengarkan pendapat orang lain, agar kita tidak salah mengambil keputusan. Tapi, jangan mendengarkan pendapat orang lain dan dengan serta-merta mengikuti apa yang dikatakan oleh orang lain, hanya untuk memuaskab mereka.
Kitalah yang paling tahu tentang hidup kita sendiri, kita paling mengerti apa yanga kita cari dan kita butuhkan untuk diri kita sendiri. Dengarkan dan turuti perkataan orang lain, selama itu membantu Anda mengembangkan diri Anda. Tapi, buang jauh-jauh segala komentar dan pendapat orang lain, jika Anda merasa itu tidak akan membuat Anda menjadi lebih baik. Percayalah pada diri sendiri. Karena diri Anda tidak mungkin menipu Anda.
jika thread ini bermanfaat mohon bantu
:rate5 :rate5 :rate5
kulkas ane kosong nih ane nerima banget kalo ada yang nimpuk pake
:melonndan: :melonndan: :melonndan:
[quote]
Thread Lainnya
1. [Tentang Sudut Pandang] Sudut Pandanglah yang Membedakan Pemenang dengan Pecundang (http://ceriwis.us/showthread.php?t=8389490)
2. [Tentang Kebahagiaan] Bahagia itu saat ini, di sini! (http://ceriwis.us/showthread.php?t=8389315)
3. [Tentang Proses] Mencintai Perjalanan dan Bukan Mencintai Tujuan Akhirnya (http://ceriwis.us/showthread.php?t=8308491)
4. [Tentang Hidup] Hidup Menjadi Berarti, Jika Kita Memberinya Arti (http://ceriwis.us/showthread.php?t=8289967)
</div>
maaf kalo
:repost: :repost: :repost:
check it out
http://ceri.ws/images/smilies/tabrak.gif
Kisah 1: Lampu Minyak dan Mercusuar
Alkisah, di puncak sebuah mercusuar, tampak lampu mercusuar yang gagah dengan sinarnya menerangi kegelapan malam. Lampu itu menjadi tumpuan perahu para nelayan mencari arah dan petunjuk menuju pulang.
Dari kejauhan, pada sebuah jendela kecil di rumah penjaga mercusuar, sebuah lampu minyak setiap malam melihat dengan perasaan iri kea rah mercusuar. Dia mengeluhkan kondisinya,�Aku hanyalah sebuah lapu minyak yang berada di dalam rumah yang kecil, gelap dan pengap. Sungguh menyedihkan, memalukan dan tidak terhormat. Sedangkan lampu mercusuar di atas sana, tampak begitu hebat, terang dan perkasa. Ah �. Seandainya aku berada di dekat mercusuar itu, pasti hidupku akan lebih berarti, karena akan banyak orang yang melihat kepadaku dan aku pun bisa membantu kapal para nelayan menemukan arah untuk membawanya pulang ke rumah mereka dan keluarganya.
Suatu ketika, di suatu malam yang pekat, petugas mercusuar membawa lampu minyak untuk menerangi jalan menuju mercusuar. Setibanya di sana, penjaga itu meletakkan lampu minyak di dekat mercusuar dan meninggalkannya di samping lampu mercusuar. Si lampu minyak senang sekali. Impiannya menjadi kenyataan. Akhirnya, ia bisa bersanding dengan mercusuar yang gagah. Tetapi, kegembiraannya hanya sesaat. Karena perbandingan cahaya yang tidak seimbang, maka tidak seorang pun yang melihat atau memperhatikan lampu minyak. Bahkan, dari kejauhan si lampu minyak hamper tidak tampak sama sekali karena begitu lemah dan kecil.
Saat itu, lampu itu menyadari satu hal. Ia tahu bahwa untuk menjadikan dirinya berarti, dia harus berada di tempat yang tepat, yakni di dalam sebuah kamar. Entah seberapa kotor, kecil dan pengapnya kamar itu tetapi di sanalah lebih bermanfaat. Sebab, meski nyalanya tak sebesar mercusuar, lampu kecil itu juga bisa memancarkan sinarnya menerangi kegelapan untuk orang lain. Lampu kini tahu, sifat iri hati karena selalu membandingkan diri dengan yang lain, justru membuat dirinya tidak bahagia dan memiliki arti.
Pesan Cerita:
Seringkali kita tidak percaya dengan diri kita sendiri. Kita membandingkan diri kita dengan orang lain, dan merasa orang lain lebih kaya, lebih pintar, lebih tampan/cantik dari kita, dsb. Dan kita sering membuang-buang waktu kita untuk berkhayal seandainya kita menjadi seperti orang lain.
Padahal dengan menjadi orang lain, denga berada pada posisi orang lain, dengan segala kekayaan dan kecerdasan atau segala bakat yang sama seperti yang dimiliki orang lain, belum tentu kita bisa berkembang atau memperoleh kebahagiaan seperti yang kita harapkan. Karena semua orang memiliki porsi dan perannya masing-masing. Lebih baik Anda focus pada apa yang Anda milki, dan kembangkan segala potensi yang ada.
Cerita 2: Di sini jual ikan segar
Seseorang mulai berjualan ikan segar di pasar. Ia memasang papan pengumuman bertuliskan � Di sini jual ikan segar�.
Tidak lama kemudian datanglah seorang pengunjung yang menanyakan tentang tulisannya.
�Mengapa kau tuliskan kata: DI SINI? Bukannya semua orang sudah tahu kalau kau berjualan DI SINI, bukan DI SANA?�
�BEnar juga!� piker si penjual ikan. Lalu dihapusnya kata �DI SINI�. Dan tinggallah tulisan �JUAL IKAN SEGAR�
Tak lama kemudian dating oengunjung kedua yang juga menanyakan tulisannya.
�Mengapa kau pakai kata SEGAR? Bukankah semua orang sudah tahu kalau yang kau jual adalah ikan segar, bukan ikan busuk?�
�Benar juga,� piker si penjual ikan, lalu dihapusnya kata �SEGAR� dan tingallah tulisan �JUAL IKAN�.
Sesaat kemudian datanglah pengunjung ketiga yang juga menanyakan tulisannya.
�Mengapa kau tulisan kata JUAL? Bukankan semua orang sudah tahu kalau ikan ini untuk dijual, bukan dipamerkan?
�Benar juga�, piker si penjual ikan lalu dihapusnya kata JUAL dan tinggallah tulisan �IKAN�.
Selang beberapa waktu kemudian, dating pengunjung ke empat, yang juga menanyakan tulisannya.
�Mengapa kau tulis kata IKAN? Bukankah semua orang sudah tahu kalau ini ikan bukan daging?�
�Benar juga,� piker si penjual ikan lalu diturunkannya papan pengumuman itu.
Pesan Cerita:
Kadang kita mendengarkan pendapat orang lain, agar kita tidak salah mengambil keputusan. Tapi, jangan mendengarkan pendapat orang lain dan dengan serta-merta mengikuti apa yang dikatakan oleh orang lain, hanya untuk memuaskab mereka.
Kitalah yang paling tahu tentang hidup kita sendiri, kita paling mengerti apa yanga kita cari dan kita butuhkan untuk diri kita sendiri. Dengarkan dan turuti perkataan orang lain, selama itu membantu Anda mengembangkan diri Anda. Tapi, buang jauh-jauh segala komentar dan pendapat orang lain, jika Anda merasa itu tidak akan membuat Anda menjadi lebih baik. Percayalah pada diri sendiri. Karena diri Anda tidak mungkin menipu Anda.
jika thread ini bermanfaat mohon bantu
:rate5 :rate5 :rate5
kulkas ane kosong nih ane nerima banget kalo ada yang nimpuk pake
:melonndan: :melonndan: :melonndan:
[quote]
Thread Lainnya
1. [Tentang Sudut Pandang] Sudut Pandanglah yang Membedakan Pemenang dengan Pecundang (http://ceriwis.us/showthread.php?t=8389490)
2. [Tentang Kebahagiaan] Bahagia itu saat ini, di sini! (http://ceriwis.us/showthread.php?t=8389315)
3. [Tentang Proses] Mencintai Perjalanan dan Bukan Mencintai Tujuan Akhirnya (http://ceriwis.us/showthread.php?t=8308491)
4. [Tentang Hidup] Hidup Menjadi Berarti, Jika Kita Memberinya Arti (http://ceriwis.us/showthread.php?t=8289967)
</div>