warungkopi
27th May 2012, 04:25 PM
Jakarta - Tanya:
Assalamu'alaikum ustadz. Benarkah lamanya berpuasa ditentukan oleh terbit dan tenggelamnya matahari? Bagaimana dengan daerah yang sepanjang hari tanpa malam?
(alif)
Jawab:
Puasa tetap dilakukan dengan mengukur waktu, bukan berdasar pada
perjalanan matahari, yakni sejak menyingsingnya fajar sampai
terbenamnya matahari. Karena jika itu yang menjadi dasar, maka puasa
mereka akan sangat panjang dan ini pada gilirannya menjadikan puasa
itu sangat berat.
Padahal dalam konteks puasa Allah menegaskan bahwa: �Allah menghendaki kemudahan bagi kamu, dan tidak menghendaki kesukaran bagi kamu� (QS. al-Baqarah [2]: 185). Bahkan dalam semua tuntunan agama ditegaskan-Nya bahwa �Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama sedkit kesempitan pun� (QS. al-Hajj [22]: 78). Atas dasar itu semua, maka ulama menetapkan bahwa mereka�contoh, penduduk di daerah kutub�cukup mengukur masa puasanya dengan waktu yang ditempuh oleh kaum Muslim yang berpuasa di daerah normal yang terdekat ke wilayah mereka.
Katakanlah puasa di daerah normal berlangsung dari sekitar dari jam lima pagi hingga jam 6 sore atau sekitar 13 jam. Nah mereka berpuasa sekitar tigabelas jam, lalu berbuka sekitar sebelas jam. Begitu seterusnya hingga mencapai 29 atau 30 kali. Wa Allah A�lam.
(M Quraish Shihab)
Sumber : http://ramadan.detik..com/read/2011/0...arkan-matahari (http://ramadan.detik..com/read/2011/08/05/101340/1697451/1250/lamanya-puasa-berdasarkan-matahari)
</div>
Assalamu'alaikum ustadz. Benarkah lamanya berpuasa ditentukan oleh terbit dan tenggelamnya matahari? Bagaimana dengan daerah yang sepanjang hari tanpa malam?
(alif)
Jawab:
Puasa tetap dilakukan dengan mengukur waktu, bukan berdasar pada
perjalanan matahari, yakni sejak menyingsingnya fajar sampai
terbenamnya matahari. Karena jika itu yang menjadi dasar, maka puasa
mereka akan sangat panjang dan ini pada gilirannya menjadikan puasa
itu sangat berat.
Padahal dalam konteks puasa Allah menegaskan bahwa: �Allah menghendaki kemudahan bagi kamu, dan tidak menghendaki kesukaran bagi kamu� (QS. al-Baqarah [2]: 185). Bahkan dalam semua tuntunan agama ditegaskan-Nya bahwa �Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama sedkit kesempitan pun� (QS. al-Hajj [22]: 78). Atas dasar itu semua, maka ulama menetapkan bahwa mereka�contoh, penduduk di daerah kutub�cukup mengukur masa puasanya dengan waktu yang ditempuh oleh kaum Muslim yang berpuasa di daerah normal yang terdekat ke wilayah mereka.
Katakanlah puasa di daerah normal berlangsung dari sekitar dari jam lima pagi hingga jam 6 sore atau sekitar 13 jam. Nah mereka berpuasa sekitar tigabelas jam, lalu berbuka sekitar sebelas jam. Begitu seterusnya hingga mencapai 29 atau 30 kali. Wa Allah A�lam.
(M Quraish Shihab)
Sumber : http://ramadan.detik..com/read/2011/0...arkan-matahari (http://ramadan.detik..com/read/2011/08/05/101340/1697451/1250/lamanya-puasa-berdasarkan-matahari)
</div>