warungkopi
27th May 2012, 04:23 PM
Assalamu alaikum..
Insya Allah kita akan menyaksikan gerhana bulan terlama. dan bagi Ummat islam disunnahkan untuk sholat sunnah gerhana, bagi yang melihat gerhana tersebut
Shalat gerhana dilakukan sebanyak dua raka�at dan ini berdasarkan kesepakatan para ulama. Namun, para ulama berselisih mengenai tata caranya.
Ada yang mengatakan bahwa shalat gerhana dilakukan sebagaimana shalat sunnah biasa, dengan dua raka�at dan setiap raka�at ada sekali ruku�, dua kali sujud.
Ada juga yang berpendapat bahwa shalat gerhana dilakukan dengan dua raka�at dan setiap raka�at ada dua kali ruku�, dua kali sujud. Pendapat yang terakhir inilah yang lebih kuat sebagaimana yang dipilih oleh mayoritas ulama. (Lihat Shohih Fiqh Sunnah, 1/435-437)
Hal ini berdasarkan hadits-hadits tegas yang telah kami sebutkan:
[/spoiler] for hadits:
�Aisyah radhiyallahu �anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu �alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk menyeru �ASH SHALATU JAMI�AH� (mari kita lakukan shalat berjama�ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku� dan empat kali sujud dalam dua raka�at.� (HR. Muslim no. 901)
Tata cara sholat gerhana
[1] Berniat di dalam hati dan tidak dilafadzkan karena melafadzkan niat termasuk perkara yang tidak ada tuntunannya dari Nabi kita shallallahu �alaihi wa sallam dan beliau shallallahu �alaihi wa sallam juga tidak pernah mengajarkannya lafadz niat pada shalat tertentu kepada para sahabatnya.
[2] Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.
[3] Membaca do�a istiftah dan berta�awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaherkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah:
[spoiler=open this] for hadits:
جَهَرَ النَّبِىُّ � صلى الله عليه وسلم � فِى صَلاَةِ الْخُسُوفِ بِقِرَاءَتِهِ
�Nabi shallallahu �alaihi wa sallam menjaherkan bacaannya ketika shalat gerhana.� (HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
[4]Kemudian ruku� sambil memanjangkannya.
[5]Kemudian bangkit dari ruku� (i�tidal) sambil mengucapkan �SAMI�ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD�
[6]Setelah i�tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
[7]Kemudian ruku� kembali (ruku� kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku� sebelumnya.
[8]Kemudian bangkit dari ruku� (i�tidal).
[9]Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku�, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
[10]Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka�at kedua sebagaimana raka�at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
[11]Salam.
[12]Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama�ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo�a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak. (Lihat Zaadul Ma�ad, Ibnul Qayyim, 349-356, Darul Fikr dan Shohih Fiqih Sunnah, 1/438)
Wallahu a'lam bil hisab
source : Tata cara sholat sunnah gerhana (http://rumaysho.wordpress.com/2009/01/24/tata-cara-shalat-gerhana/)
</div>
Insya Allah kita akan menyaksikan gerhana bulan terlama. dan bagi Ummat islam disunnahkan untuk sholat sunnah gerhana, bagi yang melihat gerhana tersebut
Shalat gerhana dilakukan sebanyak dua raka�at dan ini berdasarkan kesepakatan para ulama. Namun, para ulama berselisih mengenai tata caranya.
Ada yang mengatakan bahwa shalat gerhana dilakukan sebagaimana shalat sunnah biasa, dengan dua raka�at dan setiap raka�at ada sekali ruku�, dua kali sujud.
Ada juga yang berpendapat bahwa shalat gerhana dilakukan dengan dua raka�at dan setiap raka�at ada dua kali ruku�, dua kali sujud. Pendapat yang terakhir inilah yang lebih kuat sebagaimana yang dipilih oleh mayoritas ulama. (Lihat Shohih Fiqh Sunnah, 1/435-437)
Hal ini berdasarkan hadits-hadits tegas yang telah kami sebutkan:
[/spoiler] for hadits:
�Aisyah radhiyallahu �anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu �alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk menyeru �ASH SHALATU JAMI�AH� (mari kita lakukan shalat berjama�ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku� dan empat kali sujud dalam dua raka�at.� (HR. Muslim no. 901)
Tata cara sholat gerhana
[1] Berniat di dalam hati dan tidak dilafadzkan karena melafadzkan niat termasuk perkara yang tidak ada tuntunannya dari Nabi kita shallallahu �alaihi wa sallam dan beliau shallallahu �alaihi wa sallam juga tidak pernah mengajarkannya lafadz niat pada shalat tertentu kepada para sahabatnya.
[2] Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.
[3] Membaca do�a istiftah dan berta�awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaherkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah:
[spoiler=open this] for hadits:
جَهَرَ النَّبِىُّ � صلى الله عليه وسلم � فِى صَلاَةِ الْخُسُوفِ بِقِرَاءَتِهِ
�Nabi shallallahu �alaihi wa sallam menjaherkan bacaannya ketika shalat gerhana.� (HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
[4]Kemudian ruku� sambil memanjangkannya.
[5]Kemudian bangkit dari ruku� (i�tidal) sambil mengucapkan �SAMI�ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD�
[6]Setelah i�tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
[7]Kemudian ruku� kembali (ruku� kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku� sebelumnya.
[8]Kemudian bangkit dari ruku� (i�tidal).
[9]Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku�, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
[10]Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka�at kedua sebagaimana raka�at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
[11]Salam.
[12]Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama�ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo�a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak. (Lihat Zaadul Ma�ad, Ibnul Qayyim, 349-356, Darul Fikr dan Shohih Fiqih Sunnah, 1/438)
Wallahu a'lam bil hisab
source : Tata cara sholat sunnah gerhana (http://rumaysho.wordpress.com/2009/01/24/tata-cara-shalat-gerhana/)
</div>