PDA

View Full Version : Sumpah (para) pemuda


minumwine
27th May 2012, 04:18 PM
28 Oktober 1928 di jalan Kramat Raya Nomor 106 bertempat di gedung Indonesische Clubgebouw perwakilan dari kelompok-kelompok pemuda berkumpul untuk mengucapkan janji tentang nasionalisme yang bertujuan mengikat kelompok-kelompok pemuda yang masih terbagi �bagi berdasarkan suku dan asal menjadi satu INDONESIA baik itu tanah air, bangsa dan bahasa.

Sampai saat ini setiap tanggal 28 Oktober diperingati sebagai hari lahirnya sumpah pemuda, meskipun perigatan itu hanya berupa upacara peringatan biasa . saat ini para pemuda tidak dituntut untuk kembali bersumpah tetapi hanya mendapat tugas untuk mengamankan sumpah itu dengan menjaga tanah air, merawat bangsa dan memelihara bahasa Indonesia.

Setelah tragedi Sipadan dan Ligitan masih banyak dari bangsa ini yang belum sadar bahwa tanah air kita tercabik dan tidak bisa kita jaga. Darah perbatasan selalu menjadi anak tiri padahal daerah perbatasan merupakan daerah kritis bagi suatu Negara berdaulat. Sampai saat ini undang-undang tentang tapal batas enggan dibahas ditingkatan legislatif, entah karena daerah perbatasan adalah daerah kering suara saat pemilu sehingga tidak layak diurus atau daerah perbatasan bukanlah tempat basah (dalam hal uang) sehingga perwakilan partai-partai di lembaga legislatif enggan mengurusnya, yang pasti saat ini masih sangat banyak patok tapal batas yang dibuat dari kayu atau tugu semen sehingga sangat mudah dipindahkan atau dirusak oleh bencana alam. Poin pertama sumpah pemuda tidak bisa kita jaga.

Bentrok antar suku atau antar kelas sosial di bangsa ini, pengkotak-kotakan berdasarkan suku dan golongan menjadi cermin sekritis apa keadaan bangsa kita. Para pemuda di era pergerakan kemerdekaan melakukan perjuanag yang sulit karena harus melawan bangsa asing dan pemuda saat ini melakukan perjuangan yang lebih sulit lagi karena harus melawan bangsa sendiri,tetapi hal itu bukan lah alasan bagi pemuda masa kini untuk menyerah meskipun pada kenyataannya diantara para pemuda itu sering terjadi pembenaran tindakan kelompok sendiri dan memvonis salah segala tindakan kelompok lain. Bangsa Indonesia terpecah karena tujuan agung bersama memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa di kalahkan oleh ego kelompok masing- masing untuk memajukan kesejahteraan kelompok dan memperkaya kelompok sendiri. Poin kedua sumpah pemuda tidak bisa kita rawat

Bahas prokem yang lahir pada akhir tahun 70-an dan berkemnbang pesat pada tahun 80 �an merupakan bentuk kreatifitas para pemuda (meskipun mereka preman mereka tetap pemuda) di akhir tahun 1990 dan awal tahun 2000- an lahir lagi satu bahasa di kalangan anak muda, bahasa gaul, dan beberapa tahun belakangan ini kembali lahir satu bahasa dari rahim kreatifitas pemuda yaitu bahasa alay yang faktanya penggunaan bahasa ini sangat memporak-porandakan susunan dan struktur bahasa Indonesia yang ada.

Adalah nyata dan harus diwaspadai bahwa adanya kecenderungan �pengrusakan� bahasa yang dilakukan pemuda atas dasar kreatifitas. Disatu sisi kita tidak dapat menghalangi laju kreatifitas pemuda dilain pihak bahasa Indonesia sedang menuju jurang kepunahan. Lihat saja disekitar kita penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menjadi hal tabu serta memalukan. Dengan alasan gengsi pemuda (mahasiswa masuk kedalam kelompok ini) enggan menggunakan bahasa Indonesia, parahnya lagi dengan alasan agar terlihat pintar banyak pejabat publik dan wakil rakyat yang lebih memilih menggunakan bahasa inggris dan meninggalkan bahasa Indonesia meskipun kosa kata dan struktur kalimat yang digunakan pas-pasan dan kacau balau.

Selain pemuda dan pejabat publik banyak institusi pemerintah dan Negara sekalipun �melegalkan � penggunaan bahasa inggris dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Lihat saja segala institusi � institusi yang memiliki bagian pelayanan kesehatan dalam penulisan ambulans semua institusi (bahka di institusi militer) lebih memilih menggunakan kata ambulance padahal dalam kamus besar bahasa Indonesia tidak dikenal kata ambulance yang dikenal adalah kata ambulans. Setali tiga uang dengan institusi kepolisian yang lebih sering menuliskan kata high way patrol ketimbang patroli jalan raya di badan mobil atau motor patroli. Tak terhitung pula tugu ucapan selamat datang yang menggunakan kata welcome dari pada selamat datang.

Belum lagi industri perfilman dan musik yang lebih bangga menggunakan bahasa inggris, kalaupun menggunakan bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang �amburadul�. Padahal kedua industri itu sangat berpengaruh pada budaya yang ada dalam pergaulan anak muda

Itulah fakta buruknya penggunaan bahasa Indonesia di Negara kita, sampai �sampai institusi-institusi yang menjadi garda depan Negara kita ikut terbawa arus. Tidak lah heran banyak ahli bahasa yang mengkhawatirkan kepunahan bahasa Indonesia karena penggunaan yang buruk dan jarang. Bukan hanya hewan- hewan yang harus diselamatkan dari kepunahan tetapi bahasa Indonesia-pun harus diselamatkan.

Adalah tugas kami para pemuda (siapa pun itu) untuk membudayakan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan orang yang lebih tua dari kami untuk memberi contoh teladan agar kepunahan itu bisa dihindari ,minimal ditunda. Penulis memperkirakan dalam 10 tahun kedepan mungkin akan lahir satu bahasa lagi dari rahim kreatifitas pemuda, entah apa nama bahasa itu, yang pasti pribadi penulis tidak ingin bangsa Indonesia menjadi B4n9s4 !Nd0n3s!4.

</div>