minumwine
27th May 2012, 04:15 PM
sebelumnye sori bgt nih gan
kalo tulisannye terlalu panjang
ceritanye ane copas dr sumber
blm sempet ane rangkum http://static.kaskus.co.id/images/smilies/iluvkaskuss.gif
Saya menemukan artikel menarik yang jujur saya sendiri baru mengetahuinya saat ini. Berikut saya petikan kisah lengkapnya oleh Walentina Waluyant , seorang WNI yang tinggal di Belanda. Dia menulisnya di blog komunitas citizen jurnalism milik kolomkita.detik..com. Berikut saya bagikan tanpa perubahan. Silahkan dinikmati.
http://4.bp.blogspot.com/_ElYFgefp2gY/TKICcxJmw7I/AAAAAAAAAEI/l3s9gvnkM1w/s1600/marilyn-monroe2.jpg
Kejadian �benci segi tiga� itu terjadi di era 1960-an. Ketika Bung Karno mengunjungi Filipina tahun 1964, suami Imelda,Ferdinand Marcos belum menjadi presiden. Ketika setahun sesudahnya, tahun 1965 suami Imelda diangkat menjadi presiden, Bung Karno memasuki ambang keruntuhannya.
Sukarno memang belum pernah bertatap muka dengan Imelda Marcos, mantan ibu negara Filipina. Walau kedua tokoh flamboyan tadi, Sukarno dan Imelda tak pernah bertemu, tapi keduanya mempunyai obyek yang sama untuk dimusuhi. Siapa musuh bersama mereka berdua? Siapa lagi kalau bukan The Beatles
Grup band asal Liverpool itu memang pernah bikin Bung Karno �alergi� dan bikin murka Ibu Negara Filipina, Imelda Marcos. Keduanya memang dikenal anti The Beatles, walau dengan alasan berbeda. Yang menarik, walau alasan anti The Beatles itu didasari latar belakang berbeda, tapi kisah tercecer di balik itu sama konyolnya. Inilah kisahnya!
Sudah banyak kita dengar kisah bagaimana Bung Karno melarang musik barat. Saya tidak ingin bercerita tentang Koes Plus yang dicekal karena musiknya yang �ke-beatles-beatles-an�. Itu sudah banyak kita dengar.
Dan bagaimana kisah perseteruan Imelda dengan The Beatles? Kenapa sampai John Lennon kapok dibuatnya? Kata John Lennon, �Saya tidak akan pernah mau lagi terbang ke Filipina. Bahkan cuma terbang lewat di atasnya juga ogah ah�, katanya.
Gara-garanya pengalaman pahit The Beatles ketika harus hengkang secara tidak menyenangkan dari Manila tahun 1966. Bagaimana kisahnya hingga Imelda yang tadinya kesengsem pada The Beatles, tiba-tiba jadi sangat murka pada anak-anak band itu?
Sebelum menengok insiden Imelda dengan The Beatles, sejenak kita tengok dulu situasi di tanah air tahun 1960-an. Anda tahu kan, bagaimana Sukarno memberantas musik ngak ngik ngok, termasuk musik Beatles dan Beatlemania di Indonesia.
Bukan cuma musiknya, tapi gaya rambutnya pun dilarang. Tukang cukur dilarang melayani pelanggan yang ingin memotong rambut ala The Beatles.
Razia rambut gondrong dilakukan di mana-mana. Bung Karno menyinggung dalam pidatonya tahun 1964, dia memerintahkan polisi untuk membawa anak-anak muda berambut model Beatles ke tukang cukur. Itu pidato resmi. Tapi di luar pidato, Bung Karno dengan tegas memerintahkan agar yang berambut gondrong dibikin plontos.
Kenyataannya, polisi memang tidak perlu membawa �pasukan gondrong� ke tukang cukur. Karena polisinya sendirilah yang jadi tukang cukurnya. Inilah mungkin razia paling konyol dalam sejarah Indonesia. Karena orang yang kena razia, terpaksa manut saja model kepalanya dibikin kayak kelapa�.langsung di tengah jalan! Jadi tontonan orang-orang.
Lha, polisi kok disuruh jadi hair-stylist dadakan. Hasilnya, tentu saja kepala anak-anak muda itu jadi pitak tidak karuan. Dan orang yang menonton tertawa-tawa. Apes anak-anak muda itu. K�t�rlaluan bah! Musiknya tak boleh, rambutnya haram��dan itu pun masih belum cukup!
Ternyata razia musik, razia rambut masih pula diikuti razia lain. Yaitu razia celana jengki, celana bray-cut, celana ketat ala The Beatles. Dilarang pakai celana ketat! Untuk menentukan seberapa ketatnya celana, polisi tidak perlu pusing-pusing. Cukup pakai botol bir. Jika di ujung celana di pergelangan kaki itu botol bir tidak bisa lagi dimasukkan, ini artinya celana itu terlalu ketat. Sebagai hukuman, celana itu harus digunting sampai paha. Gampang kan?
Senjata polisi cukup botol bir dan gunting. Jadi si korban razia tadi, sudah kepala pitak, celananya dibikin model kolor pula! Walaaah�..mau ikut mode, malah jadi salah model. Tidak heran penonton di jalanan jadi terpingkal-pingkal bersorak-sorai melihat dagelan gratisan itu.
Sebetulnya yang jadi soal bukan ngak ngik ngok-nya. Bukan soal gondrong dan celana jengki.Bukan soal �Amerika kita setrika, Inggris kita linggis� (jargon Bung Karno). Juga bukan soal dikipasi kelompok kiri. Sukarno bukan type plintat-plintut yang mudah dikipasi.
Masalahnya budaya ngak ngik ngok dan gaya anak-anak band itu, di mata Bung Karno, disuntikkan oleh imperialisme kapitalis. Buat Bung Karno, para imperialis itu hanya ingin merangsek Indonesia dengan segala cara. Termasuk melalui budaya. Itu yang jadi kutil dan bikin alergi Sukarno. Kebetulan saja yang terdengar dilarang adalah Beatles. Karena waktu itu band ini sedang digandrungi. Tapi sebetulnya yang juga ikut dilarang adalah musik barat produk kapitalisme lainnya, plus dansa-dansinya, termasuk musik Elvis Presley. Untung saja model jambul Elvis tidak ikut-ikutan dilarang.
Larangan musik tadi ikut bikin putra Bung Karno, Guntur Sukarnoputra yang waktu itu masih remaja jadi mangkel juga. Padahal Guntur itu hobinya musik. Sejak kelas 5 SD sudah main gitar dan punya kelompok band. Ketika SMP Guntur membentuk band Ria Remaja. Sebagai anak muda Guntur juga ingin mencoba memainkan musik yang sedang trend. Termasuk musik The Beatles yang dikatakan bapaknya ngak ngik ngok.
Guntur bercerita dalam wawancaranya, �Kalau ketahuan oleh Bung Karno saya ikut main musik, ya dipelototin atau ditegur. Hey, kamu main ngak ngik ngok, ya? Awas, jangan main lagi!�. Lalu dilanjutkannya, �Tapi kalau nggak ketahuan ya saya main lagi�.ha�ha�ha��
Di luar larangan musik barat, Bung Karno kadang �kena sentil� juga oleh joke orang-orang terdekatnya. �Kalau cewek western pasti Bung ndak bisa nolak kan?�. Menolak Marylin Monroe? Mana tahan. Rasanya tak akan ada yang percaya Bung Karno bisa bilang �NO� buat cewek, tidak perduli dia dari barat, utara maupun selatan. Memang susah cari presiden tanpa cela. Seperti kata Sukarno, �manusia mana yang tidak punya kekurangan?�.
</div>
kalo tulisannye terlalu panjang
ceritanye ane copas dr sumber
blm sempet ane rangkum http://static.kaskus.co.id/images/smilies/iluvkaskuss.gif
Saya menemukan artikel menarik yang jujur saya sendiri baru mengetahuinya saat ini. Berikut saya petikan kisah lengkapnya oleh Walentina Waluyant , seorang WNI yang tinggal di Belanda. Dia menulisnya di blog komunitas citizen jurnalism milik kolomkita.detik..com. Berikut saya bagikan tanpa perubahan. Silahkan dinikmati.
http://4.bp.blogspot.com/_ElYFgefp2gY/TKICcxJmw7I/AAAAAAAAAEI/l3s9gvnkM1w/s1600/marilyn-monroe2.jpg
Kejadian �benci segi tiga� itu terjadi di era 1960-an. Ketika Bung Karno mengunjungi Filipina tahun 1964, suami Imelda,Ferdinand Marcos belum menjadi presiden. Ketika setahun sesudahnya, tahun 1965 suami Imelda diangkat menjadi presiden, Bung Karno memasuki ambang keruntuhannya.
Sukarno memang belum pernah bertatap muka dengan Imelda Marcos, mantan ibu negara Filipina. Walau kedua tokoh flamboyan tadi, Sukarno dan Imelda tak pernah bertemu, tapi keduanya mempunyai obyek yang sama untuk dimusuhi. Siapa musuh bersama mereka berdua? Siapa lagi kalau bukan The Beatles
Grup band asal Liverpool itu memang pernah bikin Bung Karno �alergi� dan bikin murka Ibu Negara Filipina, Imelda Marcos. Keduanya memang dikenal anti The Beatles, walau dengan alasan berbeda. Yang menarik, walau alasan anti The Beatles itu didasari latar belakang berbeda, tapi kisah tercecer di balik itu sama konyolnya. Inilah kisahnya!
Sudah banyak kita dengar kisah bagaimana Bung Karno melarang musik barat. Saya tidak ingin bercerita tentang Koes Plus yang dicekal karena musiknya yang �ke-beatles-beatles-an�. Itu sudah banyak kita dengar.
Dan bagaimana kisah perseteruan Imelda dengan The Beatles? Kenapa sampai John Lennon kapok dibuatnya? Kata John Lennon, �Saya tidak akan pernah mau lagi terbang ke Filipina. Bahkan cuma terbang lewat di atasnya juga ogah ah�, katanya.
Gara-garanya pengalaman pahit The Beatles ketika harus hengkang secara tidak menyenangkan dari Manila tahun 1966. Bagaimana kisahnya hingga Imelda yang tadinya kesengsem pada The Beatles, tiba-tiba jadi sangat murka pada anak-anak band itu?
Sebelum menengok insiden Imelda dengan The Beatles, sejenak kita tengok dulu situasi di tanah air tahun 1960-an. Anda tahu kan, bagaimana Sukarno memberantas musik ngak ngik ngok, termasuk musik Beatles dan Beatlemania di Indonesia.
Bukan cuma musiknya, tapi gaya rambutnya pun dilarang. Tukang cukur dilarang melayani pelanggan yang ingin memotong rambut ala The Beatles.
Razia rambut gondrong dilakukan di mana-mana. Bung Karno menyinggung dalam pidatonya tahun 1964, dia memerintahkan polisi untuk membawa anak-anak muda berambut model Beatles ke tukang cukur. Itu pidato resmi. Tapi di luar pidato, Bung Karno dengan tegas memerintahkan agar yang berambut gondrong dibikin plontos.
Kenyataannya, polisi memang tidak perlu membawa �pasukan gondrong� ke tukang cukur. Karena polisinya sendirilah yang jadi tukang cukurnya. Inilah mungkin razia paling konyol dalam sejarah Indonesia. Karena orang yang kena razia, terpaksa manut saja model kepalanya dibikin kayak kelapa�.langsung di tengah jalan! Jadi tontonan orang-orang.
Lha, polisi kok disuruh jadi hair-stylist dadakan. Hasilnya, tentu saja kepala anak-anak muda itu jadi pitak tidak karuan. Dan orang yang menonton tertawa-tawa. Apes anak-anak muda itu. K�t�rlaluan bah! Musiknya tak boleh, rambutnya haram��dan itu pun masih belum cukup!
Ternyata razia musik, razia rambut masih pula diikuti razia lain. Yaitu razia celana jengki, celana bray-cut, celana ketat ala The Beatles. Dilarang pakai celana ketat! Untuk menentukan seberapa ketatnya celana, polisi tidak perlu pusing-pusing. Cukup pakai botol bir. Jika di ujung celana di pergelangan kaki itu botol bir tidak bisa lagi dimasukkan, ini artinya celana itu terlalu ketat. Sebagai hukuman, celana itu harus digunting sampai paha. Gampang kan?
Senjata polisi cukup botol bir dan gunting. Jadi si korban razia tadi, sudah kepala pitak, celananya dibikin model kolor pula! Walaaah�..mau ikut mode, malah jadi salah model. Tidak heran penonton di jalanan jadi terpingkal-pingkal bersorak-sorai melihat dagelan gratisan itu.
Sebetulnya yang jadi soal bukan ngak ngik ngok-nya. Bukan soal gondrong dan celana jengki.Bukan soal �Amerika kita setrika, Inggris kita linggis� (jargon Bung Karno). Juga bukan soal dikipasi kelompok kiri. Sukarno bukan type plintat-plintut yang mudah dikipasi.
Masalahnya budaya ngak ngik ngok dan gaya anak-anak band itu, di mata Bung Karno, disuntikkan oleh imperialisme kapitalis. Buat Bung Karno, para imperialis itu hanya ingin merangsek Indonesia dengan segala cara. Termasuk melalui budaya. Itu yang jadi kutil dan bikin alergi Sukarno. Kebetulan saja yang terdengar dilarang adalah Beatles. Karena waktu itu band ini sedang digandrungi. Tapi sebetulnya yang juga ikut dilarang adalah musik barat produk kapitalisme lainnya, plus dansa-dansinya, termasuk musik Elvis Presley. Untung saja model jambul Elvis tidak ikut-ikutan dilarang.
Larangan musik tadi ikut bikin putra Bung Karno, Guntur Sukarnoputra yang waktu itu masih remaja jadi mangkel juga. Padahal Guntur itu hobinya musik. Sejak kelas 5 SD sudah main gitar dan punya kelompok band. Ketika SMP Guntur membentuk band Ria Remaja. Sebagai anak muda Guntur juga ingin mencoba memainkan musik yang sedang trend. Termasuk musik The Beatles yang dikatakan bapaknya ngak ngik ngok.
Guntur bercerita dalam wawancaranya, �Kalau ketahuan oleh Bung Karno saya ikut main musik, ya dipelototin atau ditegur. Hey, kamu main ngak ngik ngok, ya? Awas, jangan main lagi!�. Lalu dilanjutkannya, �Tapi kalau nggak ketahuan ya saya main lagi�.ha�ha�ha��
Di luar larangan musik barat, Bung Karno kadang �kena sentil� juga oleh joke orang-orang terdekatnya. �Kalau cewek western pasti Bung ndak bisa nolak kan?�. Menolak Marylin Monroe? Mana tahan. Rasanya tak akan ada yang percaya Bung Karno bisa bilang �NO� buat cewek, tidak perduli dia dari barat, utara maupun selatan. Memang susah cari presiden tanpa cela. Seperti kata Sukarno, �manusia mana yang tidak punya kekurangan?�.
</div>