mercusuar
27th May 2012, 04:12 PM
Pola pikir merupakan hal terbesar dalam cara kita menyikapi dan menjalani hidup. Apa yang kita pikirkan, itulah yang akan kita jalani. Hari ini kita memikirkan akan makan apa, pergi kemana, mengerjakan apa.
Begitu pula dengan memilih kerja atau bisnis. Keduanya seperti uang koin, memiliki sisi berbeda. Pola pikir orang yang berbisnis akan sangat berbeda dengan orang yang bekerja karena memang mereka memiliki orientasi yang berbeda pula. Mari kita jabarkan perbedaan-perbedaan tersebut.
http://image.shutterstock.com/display_pic_with_logo/624082/624082,1305169513,1/stock-vector-cartoon-people-work-seamless-pattern-77040475.jpg
Pekerja/orang kantoran:
Orientasi: mengabdi
Setiap pekerja memiliki banyak tugas. Dan apabila tugas-tugas itu dapat diselesaikan dengan baik dan benar maka besar kemungkinan untuk naik jabatan dan plus plus lainnya. Terus seperti itu, mengerjakan tugas->naik jabatan->mengerjakan tugas->naik jabatan. Looping, berputar tiada henti. Dan intinya adalah mengabdi. Tanpa mengabdi, orang tidak akan bisa mengerjakan tugas dengan baik. Tanpa mengabdi, orang tidak akan bisa bertahan dengan omelan bos atau divisi dan partner yang tidak satu tujuan. Dengan mengabdi dan niat yang tuluslah orang bisa bekerja dengan baik.
Waktu: limited
Bangun pagi pulang sore/malam dari hari senin hingga jumat adalah waktu yang identik dengan para pekerja. Bila tidak mengikuti aturan, gaji dipotong dan tentunya mendapat kesan kurang baik dari bos.
Deadline: full
Setiap tugas yang diberikan mempunyai deadline yang ketat karena setiap perusahaan memiliki target dengan waktu yang ditentukan. Target tercapai, bonus. Target tidak tercapai, evaluasi problem, salan-salah bisa dipecat atau malah mengundurkan diri.
Tingkat stress: tinggi
Dengan deadline, para pekerja bekerja habis-habisan. Lembur, kurang tidur, underpressure dan hal-hal lainnya bisa membuat pikiran menjadi kacau.
Gaji: tetap
Gaji ada di akhir bulan dan sesuai dengan standar yang telah ditentukan dan sesuai jabatan.
Status: bekerja kepada orang lain/perusahaan = pekerja
Mengerjakan tugas yang diberikan atasan.
Pakaian: seragam/pakaian formal
Ditentukan karena menjadi tanda perusahaan.
Masa kerja: limited
Bila sudah pensiun, habis sudah masa untuk bekerja. Kesuksesan didapat hanya pada saat masih bekerja/menjabat.
http://bisnisdunia.com/wp-content/uploads/2011/03/make-money-roadsign_480.jpg
Pengusaha:
Orientasi: materi/uang
Pengusaha bekerja untuk mendapatkan uang. Bekerja segiat mungkin untuk meraup untung sebesar-besarnya.
Waktu: unlimited
Semakin jarang seorang pengusaha menggunakan waktunya, semakin sedikit keuntungan. Semakin sering, semakin banyak yang didapat.
Deadline: sekehendak hati
Seorang pengusaha menentukan deadline nya sendiri bahkan bisa dibilang invisible. Bila target tidak tercapai, masih bisa mengucap syukur karena tidak ada tekanan dari pihak manapun, wong bekerja kepada diri sendiri.
Tingkat stress: rendah
Dengan invisible-nya deadline, pengusaha tidak mendapat tekanan dan tidak ada keharusan dalam mencapai target. Bila dapat Alahmdulillah ya [ala Syahrini], bila tidak yasudahlah (ala Bondan Prakoso). Dan juga, pengusaha bisa refreshing kapan saja.
Gaji: unpredictable
Pengusaha tidak memiliki gaji. Mereka hanya mengenal keuntungan. Dan keuntungan tidak akan pernah tetap setiap harinya. Tentunya semakin giat mengejar bola, semakin besar keuntungan yang didapat.
Status: pemilik usaha
Mengatur sendiri. Berapa target yang akan dicapai, memperluas jaringan usaha, berapa orang yang bisa diperkerjakan, dll.
Pakaian: senyaman-nyamannya
Tidak ada yang mengatur. Seperti pakaian pengusaha Apple, Steve Jobs, cukup memakai kaos turtleneck warna hitam, celana jeans dan sepatu tenis. Dasi? Kemeja? No, no.
Masa kerja: unlimited
Pengusaha bisa menjalankan usahanya sampai kapanpun, tidak ada ketentuan usia.
Setiap orang berhak memilih caranya dalam menjalani hidup. Menjadi guru, dokter, pengusaha dan apapun itu merupakan pilihan bagi setiap orang untuk menjalani hal yang dapat menunjang serta menikmati hidup. Tapi adakalanya kita harus lebih jeli dalam memandang sesuatu. Ada yang bilang bahwa bila kita bekerja, kita hidup untuk menyukseskan orang lain. Dan bila kita berbisnis, kita hidup untuk menyukseskan diri sendiri.
Memang, kita tidak berhak menentukan hidup orang lain yang ingin bekerja atau berbisnis. Setiap dari kita memiliki latar belakang dan keinginan yang berbeda. Tapi sekali lagi, kita harus punya pola pikir dan perencanaan yang baik untuk akhirnya memilih pilihan yang tepat untuk hidup kita.
Dari faktor-faktor yang di tekankan diatas, kita bisa berpikir dan memilih kehidupan mana yang lebih ingin dijalani. So, kerja atau bisnis?
</div>
Begitu pula dengan memilih kerja atau bisnis. Keduanya seperti uang koin, memiliki sisi berbeda. Pola pikir orang yang berbisnis akan sangat berbeda dengan orang yang bekerja karena memang mereka memiliki orientasi yang berbeda pula. Mari kita jabarkan perbedaan-perbedaan tersebut.
http://image.shutterstock.com/display_pic_with_logo/624082/624082,1305169513,1/stock-vector-cartoon-people-work-seamless-pattern-77040475.jpg
Pekerja/orang kantoran:
Orientasi: mengabdi
Setiap pekerja memiliki banyak tugas. Dan apabila tugas-tugas itu dapat diselesaikan dengan baik dan benar maka besar kemungkinan untuk naik jabatan dan plus plus lainnya. Terus seperti itu, mengerjakan tugas->naik jabatan->mengerjakan tugas->naik jabatan. Looping, berputar tiada henti. Dan intinya adalah mengabdi. Tanpa mengabdi, orang tidak akan bisa mengerjakan tugas dengan baik. Tanpa mengabdi, orang tidak akan bisa bertahan dengan omelan bos atau divisi dan partner yang tidak satu tujuan. Dengan mengabdi dan niat yang tuluslah orang bisa bekerja dengan baik.
Waktu: limited
Bangun pagi pulang sore/malam dari hari senin hingga jumat adalah waktu yang identik dengan para pekerja. Bila tidak mengikuti aturan, gaji dipotong dan tentunya mendapat kesan kurang baik dari bos.
Deadline: full
Setiap tugas yang diberikan mempunyai deadline yang ketat karena setiap perusahaan memiliki target dengan waktu yang ditentukan. Target tercapai, bonus. Target tidak tercapai, evaluasi problem, salan-salah bisa dipecat atau malah mengundurkan diri.
Tingkat stress: tinggi
Dengan deadline, para pekerja bekerja habis-habisan. Lembur, kurang tidur, underpressure dan hal-hal lainnya bisa membuat pikiran menjadi kacau.
Gaji: tetap
Gaji ada di akhir bulan dan sesuai dengan standar yang telah ditentukan dan sesuai jabatan.
Status: bekerja kepada orang lain/perusahaan = pekerja
Mengerjakan tugas yang diberikan atasan.
Pakaian: seragam/pakaian formal
Ditentukan karena menjadi tanda perusahaan.
Masa kerja: limited
Bila sudah pensiun, habis sudah masa untuk bekerja. Kesuksesan didapat hanya pada saat masih bekerja/menjabat.
http://bisnisdunia.com/wp-content/uploads/2011/03/make-money-roadsign_480.jpg
Pengusaha:
Orientasi: materi/uang
Pengusaha bekerja untuk mendapatkan uang. Bekerja segiat mungkin untuk meraup untung sebesar-besarnya.
Waktu: unlimited
Semakin jarang seorang pengusaha menggunakan waktunya, semakin sedikit keuntungan. Semakin sering, semakin banyak yang didapat.
Deadline: sekehendak hati
Seorang pengusaha menentukan deadline nya sendiri bahkan bisa dibilang invisible. Bila target tidak tercapai, masih bisa mengucap syukur karena tidak ada tekanan dari pihak manapun, wong bekerja kepada diri sendiri.
Tingkat stress: rendah
Dengan invisible-nya deadline, pengusaha tidak mendapat tekanan dan tidak ada keharusan dalam mencapai target. Bila dapat Alahmdulillah ya [ala Syahrini], bila tidak yasudahlah (ala Bondan Prakoso). Dan juga, pengusaha bisa refreshing kapan saja.
Gaji: unpredictable
Pengusaha tidak memiliki gaji. Mereka hanya mengenal keuntungan. Dan keuntungan tidak akan pernah tetap setiap harinya. Tentunya semakin giat mengejar bola, semakin besar keuntungan yang didapat.
Status: pemilik usaha
Mengatur sendiri. Berapa target yang akan dicapai, memperluas jaringan usaha, berapa orang yang bisa diperkerjakan, dll.
Pakaian: senyaman-nyamannya
Tidak ada yang mengatur. Seperti pakaian pengusaha Apple, Steve Jobs, cukup memakai kaos turtleneck warna hitam, celana jeans dan sepatu tenis. Dasi? Kemeja? No, no.
Masa kerja: unlimited
Pengusaha bisa menjalankan usahanya sampai kapanpun, tidak ada ketentuan usia.
Setiap orang berhak memilih caranya dalam menjalani hidup. Menjadi guru, dokter, pengusaha dan apapun itu merupakan pilihan bagi setiap orang untuk menjalani hal yang dapat menunjang serta menikmati hidup. Tapi adakalanya kita harus lebih jeli dalam memandang sesuatu. Ada yang bilang bahwa bila kita bekerja, kita hidup untuk menyukseskan orang lain. Dan bila kita berbisnis, kita hidup untuk menyukseskan diri sendiri.
Memang, kita tidak berhak menentukan hidup orang lain yang ingin bekerja atau berbisnis. Setiap dari kita memiliki latar belakang dan keinginan yang berbeda. Tapi sekali lagi, kita harus punya pola pikir dan perencanaan yang baik untuk akhirnya memilih pilihan yang tepat untuk hidup kita.
Dari faktor-faktor yang di tekankan diatas, kita bisa berpikir dan memilih kehidupan mana yang lebih ingin dijalani. So, kerja atau bisnis?
</div>