minumwine
27th May 2012, 04:10 PM
:rate5 :rate5 jangan lupa gan
VIVAnews - Tahun ini merupakan tahun ketiga saya menjalani ibadah puasa di Finlandia. Datang dari negara dimana durasi lama puasa cukup konstan dari tahun ke tahun, sudah tentu muncul sedikit rasa ragu terhadap kemampuan diri untuk kali pertama menghadapi puasa yang cukup lama di Helsinki, ibukota negara kedua paling utara di dunia setelah Rijkjavik, Islandia. Padahal kala itu di September 2009, durasi puasa di Helsinki masih sekitar 16 jam.
Mengingat kalender Hijriah lebih maju sekitar 11 hari dari kalender masehi, maka bulan puasa pun terus maju 11 hari, dan pada tahun 2011 ini, awal puasa ramadhan jatuh pada tanggal 1 Agustus 2011. Dengan demikian, sudah barang tentu, durasi puasa pun semakin lama. Awal puasa tahun ini berdurasi selama 18 jam 50 menit (subuh pukul 3:05 dan mahrib pukul 21:55). Hampir 19 jam.
Namun demikian, berpuasa di Helsinki cukup unik, karena, setiap hari, durasi berpuasa berkurang sebesar 6 menit. Pada 15 Agustus 2011, misalnya, subuh jatuh pada pukul 3:44 dan maghrib tiba pada pukul 21:18 (durasi sekitar 17 jam 30 menit). Dan di akhir ramadhan (diperkirakan pada tanggal 29 Agustus 2011), lama berpuasa hanya 16 jam (subuh pukul 4:22 dan maghrib pukul 20:37).
Tuhan memang maha adil. Meskipun di sini durasi berpuasa cukup menantang, namun suhu dan cuaca selama menjalankan puasa di Helsinki cukup bersahabat. Suhu berada di kisaran 16-23�Celcius. Terik matahari tidak terasa, bahkan cenderung malu untuk menampakkan dirinya secara penuh dengan berlindung sedikit di balik awan. Barang tentu, hal tersebut membantu mengurangi rasa haus dan lapar bagi mereka yang menjalani ibadah puasa.
Tahun ini saya rasa ada sedikit keanehan. Tepat sehari sebelum hari pertama puasa, suhu berada pada kisaran 23-29�C. Entah mengapa ketika hari pertama berpuasa langsung drop, dan cukup konstan hingga saat ini pada kisaran 16-23�C. Percaya tidak percaya!
Sebetulnya berpuasa di Helsinki cukup nyaman. Di sini tidak ada kemacetan lalu lintas, hal mana di Jakarta kerap kali menguras emosi warganya. Kehidupan pun damai dan datar di Helsinki, terbebas dari bising, hiruk pikuk dan penatnya kehidupan di Jakarta. Ketenangan hati ketika berpuasa pun mudah untuk dijaga di sini.
Namun demikian, tidak bisa diingkari, �nuansa� ramadhan itu yang kurang dirasakan di sini. Sulit juga bagi saya untuk mendeskripsikan arti �nuansa� tersebut, mungkin sama bila dipadankan dengan kata �ambiance� dalam bahasa Inggris. Tidak ditemukan kaki lima yang menjajakan hidangan khas berbuka puasa, seperti melon, dan tidak terdengar suara adzan (hanya melalui Mivo TV, kami di Helsinki dapat mengikuti siaran televisi Indonesia). Kehidupan hanya berjalan dengan normal, tidak ubahnya dengan hari biasa, seakan tidak ada satu orang penduduk setempat pun yang mengetahui kalau hari-hari ini adalah hari puasa.
bagi :melonndan: gan lumayan buat pahala di bulan Ramadhan
jangan di :cabendan:
</div>
VIVAnews - Tahun ini merupakan tahun ketiga saya menjalani ibadah puasa di Finlandia. Datang dari negara dimana durasi lama puasa cukup konstan dari tahun ke tahun, sudah tentu muncul sedikit rasa ragu terhadap kemampuan diri untuk kali pertama menghadapi puasa yang cukup lama di Helsinki, ibukota negara kedua paling utara di dunia setelah Rijkjavik, Islandia. Padahal kala itu di September 2009, durasi puasa di Helsinki masih sekitar 16 jam.
Mengingat kalender Hijriah lebih maju sekitar 11 hari dari kalender masehi, maka bulan puasa pun terus maju 11 hari, dan pada tahun 2011 ini, awal puasa ramadhan jatuh pada tanggal 1 Agustus 2011. Dengan demikian, sudah barang tentu, durasi puasa pun semakin lama. Awal puasa tahun ini berdurasi selama 18 jam 50 menit (subuh pukul 3:05 dan mahrib pukul 21:55). Hampir 19 jam.
Namun demikian, berpuasa di Helsinki cukup unik, karena, setiap hari, durasi berpuasa berkurang sebesar 6 menit. Pada 15 Agustus 2011, misalnya, subuh jatuh pada pukul 3:44 dan maghrib tiba pada pukul 21:18 (durasi sekitar 17 jam 30 menit). Dan di akhir ramadhan (diperkirakan pada tanggal 29 Agustus 2011), lama berpuasa hanya 16 jam (subuh pukul 4:22 dan maghrib pukul 20:37).
Tuhan memang maha adil. Meskipun di sini durasi berpuasa cukup menantang, namun suhu dan cuaca selama menjalankan puasa di Helsinki cukup bersahabat. Suhu berada di kisaran 16-23�Celcius. Terik matahari tidak terasa, bahkan cenderung malu untuk menampakkan dirinya secara penuh dengan berlindung sedikit di balik awan. Barang tentu, hal tersebut membantu mengurangi rasa haus dan lapar bagi mereka yang menjalani ibadah puasa.
Tahun ini saya rasa ada sedikit keanehan. Tepat sehari sebelum hari pertama puasa, suhu berada pada kisaran 23-29�C. Entah mengapa ketika hari pertama berpuasa langsung drop, dan cukup konstan hingga saat ini pada kisaran 16-23�C. Percaya tidak percaya!
Sebetulnya berpuasa di Helsinki cukup nyaman. Di sini tidak ada kemacetan lalu lintas, hal mana di Jakarta kerap kali menguras emosi warganya. Kehidupan pun damai dan datar di Helsinki, terbebas dari bising, hiruk pikuk dan penatnya kehidupan di Jakarta. Ketenangan hati ketika berpuasa pun mudah untuk dijaga di sini.
Namun demikian, tidak bisa diingkari, �nuansa� ramadhan itu yang kurang dirasakan di sini. Sulit juga bagi saya untuk mendeskripsikan arti �nuansa� tersebut, mungkin sama bila dipadankan dengan kata �ambiance� dalam bahasa Inggris. Tidak ditemukan kaki lima yang menjajakan hidangan khas berbuka puasa, seperti melon, dan tidak terdengar suara adzan (hanya melalui Mivo TV, kami di Helsinki dapat mengikuti siaran televisi Indonesia). Kehidupan hanya berjalan dengan normal, tidak ubahnya dengan hari biasa, seakan tidak ada satu orang penduduk setempat pun yang mengetahui kalau hari-hari ini adalah hari puasa.
bagi :melonndan: gan lumayan buat pahala di bulan Ramadhan
jangan di :cabendan:
</div>