Log in

View Full Version : DKI-1: Menanti Ahmadinejad-nya Indonesia


minumwine
27th May 2012, 04:09 PM
:loveindonesia:loveindonesia:loveindonesia:ilov eindonesia:loveindonesia



Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta kali sangat menarik untuk kita ikuti perkembangannya. Banyak calon berbobot yang mencalonkan atau dicalonkan oleh partai pendukungnya. Ada juga yang masuk dari jalur independen. Dapat dipastikan pemilihan kali ini akan berjalan alot, karena masing-masing calon memiliki popularitas dan dukungan yang kuat, baik dari partai pendukungnya, maupun dari masyarakat pemilihnya.



Calon yang paling polular kali pastilah tidak asing lagi bagi kita. Dia adalah Joko Widodo, atau yang lebih dikenal dengan Jokowi. Di seberangnya, akan berhadapan calon incumben yaitu Fauzi Bowo, yang pada pemilihan lalu mengandalkan jargonnya �serahkan pada ahlinya�. Ada juga gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin yang juga ikut nyalon. Di jalur independen, akan menantang Faisal Fasri, salah satu pendiri Majelis Amanat Rakyat (MARA) yang menjadi cikal bakal Partai Amanat Rakyat (PAN). Pada detik-detik akhir, PKS akhirnya mencalonkan Hidayat Nur Wahid, mantan ketua MPR yang dikenal dengan sikap kenegarawanannya.




[/quote]





Saya ingin menyoroti tiga calon gubernur yang menarik perhatian saya, yaitu Jokowi, Faisal Basri dan Hidayat Nur Wahid. Sesuai dengan judul tulisan ini, saya menilai ketiga kandidat tersebut pantas disebut sebagai Ahmadinejadnya Indonesia, meskipun dengan karakternya yang berbeda. Dua hal dari ketiga kandidat tersebut yang mengingatkan saya adalah kesederhanaan dan sikap pro rakyatnya.





1. Jokowi




[/spoiler] for jokowi:











http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTNzhRM3HnQptqBwSlDAA9ChD7FybNqm SxNvske-z7ErfcF9T3e






ika melihat perjalanan karirnya, Jokowi seperti mengulang perjalanan Ahmadinejad sebelum menjabat sebagi Presiden Iran. Sebelum menjadi presiden, Ahmadinejad adalah Walikota Teheran, yang dengan keahliannya di bidang transportasi, Ahmadinejad mampu mengurai masalah kemacetan di Teheran, ibukota Iran. Ahmadinejad juga dikenal dengan sikap keserhanaan dan egaliternya. Mobil pribadi yang sering dipakai untuk menjalankan tugasnya adalah mobil Peugeot 504 keluaran tahun 1977. Selama menjabat presiden, ia kerap mengadakan rapat dengan menteri - mentrinya untuk mendapatkan info tentang kegiatan dan efisiensi yang sdh dilakukan, dan ia memotong protokoler istana sehingga menteri -mentrinya dapat masuk langsung ke ruangannya tanpa ada hambatan.



Keberhasilan dan fenomena Jokowi sebagai Walikota Solo, dengan berbagai terobosan dan pembawaannya yang lugas, benar-benar mengingatkan saya pada Ahmadinejad. Jokowi terbukti kemampuan mengelola APBD yang pro kebijakan pada rakyat, contohnya menciptakan kebijakan transportasi terobosan di Solo, juga menata pedagang pasar. Pada program penataan kota, ia mengedepankan aspek tata kota yang lebih manusiawi. Dan yang paling menjadi perbincangan masyarakat, adalah ketika ia menjadikan mobil karya anak-anak SMK (yang diberi nama Esemka) sebagai mobil dinasnya.





















2.Faisal Basri




for faisal basri:











http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQzBZxKrSyxSRyW6ekGR_qj2Z6_lG6u-lfm3KDDHaOuiKu6wtcjwg






Meskipun belum terbukti karirnya sebagai pejabat, tak dapat diragukan lagi konsern Faisal Basri sebagai insan politik yang dekat dengan ideologi pro rakyat, yang bahkan sering disebut beraliran sosialis. Keluarnya Faisal Basri dari PAN adalah karena perbedaan masalah ideologi tersebut.



Keluar dari hiruk-pikuk partai politik, Faisal nyatanya tidak bisa benar-benar lepas dari aktivitas politik. Bersama sejumlah kalangan muda belia, Faisal mendirikan sebuah ormas, Pergerakan Indonesia. Melalui PI-lah Faisal berupaya menyemai benih-benih kebangsaan, keberagaman dan solidaritas.



Bersama sejumlah aktivis sosial lainnya, Faisal ikut menyemplungkan diri dalam sejumlah organisasi seperti Forum Indonesia Damai, Komisi Darurat Kemanusiaan, Dewan Tani Indonesia, dan beberapa organisasi antikorupsi. Dengan sejumlah aktivis LSM, Faisal ikut mendirikan beberapa ornop seperti Yayasan Harkat Bangsa, Global Rescue Network, dan Yayasan Pencerahan Indonesia.





















3.Hidayat Nur Wahid




for hidayat nur wahid:











http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQM_q52rA5W8Os3fs6yUT491rv_l5q8K po2HkVmRioWcMLW3Jt2






Tak salah lagi, Hidayat Nur Wahid (HNW) mencerminkan seorang pejabat publik yang kalem, jujur dan sederhana. Karakternya yang bersahabat dan terbuka, menjadikannya sebagai pejabat publik yang disegani, dan relatif tidak mempunyai musuh. Rumah dinasnya di kompleks Widya Chandra, terlihat sederhana dibandingkan dengan rumah-rumah dinas yang lain. Pada saat terpilih menjadi Presiden Partai Keadilan (PK) menggantikan Dr.Ir. H. Nur Mahmudi Ismail, MSc yang memilih mundur untuk tetap sebagai PNS, tak nampak eskpresi kemenangan yang terpancar di wajahnya begitu ia dinyatakan sebagai Presiden PK terpilih ketika itu.



Jika dibandingkan dengan Jokowi atau Faisal Basri, tampaknya HNW paling tidak mirip dengan Ahmadinejad, terutama dalam hal sikap lugasnya dan penentangannya yang tegas terhadap musuh ideologinya. Tapi dalam diri HNW, ada nilai lain yang membuatnya lebih dekat dengan Ahmadinejad, yaitu sikap kesalehannya, baik dalam agama, maupun dalam hal kesalehan sosial. Sebagai mantan presiden PKS, HNW jelas memiliki persyaratan tentang kesalehan dan pengetahuan agamanya yang mendalam. Dan tidak seperti yang banyak disangkakan oleh sementara pihak, HNW bukanlah orang yang ektrem dan intoleran dalam hal agama. Bahkan dapat dikatakan, sebagai negarawan, HNW sangat toleran, baik dalam agama, dan juga dalam berpolitik. Walaupun saya yakin, bahwa HNW menganut nilai moral yang ketat untuk dirinya maupun keluarganya.





















Menanti Ahmadinejad-nya Indonesia










Terus terang, melihat ketiga kandidat calon gubernur di atas, saya seperti melihat harapan menjelmanya kepemimpinan model Ahmadinejad untuk DKI-1 mendatang. Paling tidak, itu tercermin dalam sikap kesederhanaan, non protokoler dan harapan untuk kebijakan yang pro rakyat. Saya berharap, siapa pun di antara ketiganya jika kelak terpilih, akan mampu mewujudkan karakter Ahmadinejad. Jika itu mewujud, maka jalan menuju RI-1 pun bukan hal yang mustahil. Ingat, bahwa Ahmadinejad berhasil terpilih sebagi presiden Iran untuk pertama kali, setelah keberhasilannya menjadi Walikota Teheran, meskipun dengan kampanye yang sangat sederhana, dan tidak sebanding dengan para pesaingnya yang jauh lebih popular kala itu, terutama Mohammad Khatami dan Hashemi Rafsanjani. Dan saya pun yakin, masyarakat Jakarta akan senang dan menyambut hangat calon pemimpin yang sederhana, non protokoler dan merakyat, sebagiamana Ahmadinejad yang dicintai rakyatnya.





Siapa yang tak ingin melihat pejabat kita yang egaliter seperti ini:


for egaliter:











http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2012/03/1332253901834931960.jpg















Atau yang non protokoler dan tak membutuhkan pengawalan ketat seperti ini:


for non protokoler:











http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2012/03/13324930741182155023.jpg















Atau yang saleh tapi tetap rendah hati seperti ini (sebagai pejabat, dia rela sholat tidak di shaf terdepan, tidak seperti kebanyakan pejabat di negeri kita):


[spoiler=open this] for rendah hati:





[quote]





http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2012/03/13322543141673751982.jpg















pegimana mnrut agans/sistas



lempar ane :melonndan: donk



ato



:rate5



tp jangandi :cabendan: ya



:ceriwislove::ceriwislove::ceriwislove::ceriwislov e::ceriwislove:

</div>