Log in

View Full Version : [Share] Sedikit Tentang Supremasi PD


dkijakarta
27th May 2012, 04:07 PM
Sebelumnya, ane gak ada niat untuk menjelek-jelekkan salah satu partai di negeri ini. ane posting ini agar kita sebagai rakyat mulai berpikir, seperti apa sih pemerintahan kita sekarang ini.




[/spoiler] for Berita:




Problem gigantisme yang melingkupi partai Demokrat mulai mengeluarkan nanah dan bau busuk. Gigantisme adalah terma biologis yang bermakna problem pertumbuhan yang menimpa manusia, dimana besar dan tinggi badan berlangsung diatas batas normal. Konsekuensinya adalah kerentanan akan berbagai macam penyakit. (Lihat M. Hamka: Partai Aceh dan Problem Gigantisme, Web Aceh Institute, 3/12/2010).



Kalau di korelasikan dalam term politik, maka kondisi inilah yang sebetulnya membuat partai Demokrat menjadi tambun. Dimana kemenangan Demokrat dalam pemilu legislatif 2009, bukan karena kuatnya infrastruktur partai atau jaringan serta kualitas kader yang mumpuni, tapi semata-mata karena figuritas SBY yang sedang mendapat tempat di hati publik Indonesia.



Sehingga Demokrat menjadi gagap, dan kehilangan kendali dalam mengelolah kemenangan yang dicapai. Bahkan kegagapan tersebut telah mewujud dalam ketakutan yang amat sangat-takut tidak bisa mempertahankan kemenangan-sebagaimana yang terlihat dari perekrutan pengurus DPP. Dalam komposisi kepengurusan; aktivis vokal, akademisi kritis, hingga pengacara beken di rekrut dalam kepengurusan DPP Demokrat.



Apa yang terjadi; para aktivis, akademisi, hingga pengacara tersebut menjadi pembela yang argumentative dari penguasa yang notabene penguasanya sebagai ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Sirna semua kevokalan, kekritisan dan kebekenan atas nama menjaga singgasana sang penguasa.



Namun di tengah barisan kepengurusan DPP yang kelihatanya �wah� tapi �gemuk� tersebut (sebagai kosekwensi kompromi politik), tiba-tiba muncul badai yang lebih dari cukup untuk menghempaskan �tubuh� Demokrat. Belum lagi soal popularitas SBY sebagai vote getter kian redup.



Badai yang notabene di tiup oleh Muhammad Nazaruddin, Mantan Bendahara Umum partai Demokrat, tidak hanya menjadi senjata kampanye bagi pesaing politik (dari partai lain) untuk merengkuh popularitas semu, tapi juga menimbulkan kekisruhan di internal Demokrat (dengan semakin menganganya faksi) yang sebelumnya sudah bersemai dalam tubuh partai Demokrat.



Untuk itu tidak ada jalan lain bagi Anas Urbaningrum selaku Ketua Umum Partai selain harus mengambil sikap jelas dan tegas dengan membersihkan Demokrat dari kader-kader yang bermasalah, agar nantinya tidak menimbulkan borok yang lebih parah dengan mengeluarkan nanah dan bau busuk yang lebih menyengat.












[spoiler=open this] for Sumber:




SUMBER (http://politik.kompasiana.com/2011/06/20/borok-gigantisme-demokrat/)







</div>