Log in

View Full Version : Pemain yang datang menemui Alfred Riedl bertujuan...


warungkopi
27th May 2012, 03:59 PM
http://i1134.photobucket.com/albums/m609/felixir32/pigura-depan.png


Agan" sekalian dah pada baca artikel dari Bambang Pamungkas mengenai isu para pemain yang pergi menemui Alfred Riedl ? kalo belon nih ane sertain...mayan panjang, tp sempetin baca aja...Isinya bagus banget...




[/quote][quote]






Originally Posted by BePe20



"Suatu Sore di Roemah Rempah"

Penulis: bepe, 11 September 2011



Concorde Hotel Singapore, 9 September 2011..



Saya tengah merebahkan diri di sofa kamar hotel sambil menonton TV ketika sebuah BBM masuk ke ponsel saya, dengan segera sayapun meraih ponsel saya yg berada di meja samping tempat tidur tersebut. Sebuah BBM dari salah satu sahabat yg jujur membuat saya merasa gemes, gatal serta sedikit gerah, sehingga membuat saya merasa perlu untuk menulis artikel di blog ini agar segala sesuatunya menjadi lebih jelas serta gamblang..



BBM salah satu sahabat tersebut berisi tentang beberapa pertanyan. Pertanyaan tersebut diantaranya, apakah betul pada hari rabu tgl 7 September 2011 saya bertemu Alfred Riedl..?? Apa yg kami bicarakan..?? Dan untuk tujuan apa saya bertemu mantan pelatih saya tersebut..??



Jam di ponsel saya menunjukkan pukul 23:03 waktu Singapura, ketika saya menekan huruf (C) pada kalimat Concorde di awal artikel ini. Dewi yg terlihat cukup lelah sudah mulai terlelap dalam tidurnya. Ditemani secangkir teh panas tanpa gula buatan Dewi sebelum ia berangkat tidur, saya ingin menceritakan dengan detail sebuah peristiwa yg ketika saya menulis artikel ini (Di Singapura) tengah menjadi berita yg sangat hangat atau bahkan panas di Indonesia..



Tulisan ini akan sangat berkorelasi dengan salah satu tulisan saya beberapa bulan lalu yg berjudul, (Warna Bendera Dan Lambang Garuda Itu Tidak Akan Pernah Berubah Sampai Kapanpun : 16 Juli 2011). Pada artikel tersebut saya bercerita bahwa pada tgl 13 Juli 2011 malam, saya sempat berbicara melalui telephone dengan Alfred Riedl, pelatih tim nasional yg baru saja dipecat. Disamping berbicara mengenai keadaan tim, malam itu saya juga sempat mengajak mantan pelatih saya tersebut untuk minum kopi atau teh untuk sekedar mengucapkan terima kasih dan selamat tinggal sebelum Alfred kembali ke Austria..



Keesokan harinya atau tgl 14 Juli di Hotel Kartika Chandra, Ketua Umum PSSI yg ketika itu didampingi Wakil Ketua Umum beserta beberapa anggota EXCO baru PSSI menemui kami para pemain. Saat itu terjadi dialog yg sangat hangat antara para pemain dengan pengurus PSSI yg baru, guna membahas kelangsungan tim nasional yg lebih baik dimasa yg akan datang..



Pada kesempatan terpisah setelah pertemuan tersebut, secara pribadi saya menyampaikan kepada Ketum dan Waketum PSSI jika saya dan beberapa pemain berencana menemui Alfred Riedl untuk sekedar menyampaikan salam perpisahan dan rasa terima kasih. Saat itu Ketum dan Waketum mengijinkan dan mendukung hal tersebut, menurut mereka hal tersebut baik untuk menjaga silaturahmi...



Pada perkembangannya, dikarenakan satu dan lain hal pertemuan itu sendiri tidak pernah dapat terlaksana. Kesibukan kami dalam persiapan timnas guna menghadapi play off melawan Turkmenistan dan kesibukan Alfred dalam mengurus kasusnya dengan PSSI, membuat kami pada akhirnya harus menunda pertemuan tersebut sampai dengan batas yg belum ditentukan..



Singkat cerita sampailah pada tgl 5 September 2011 yg lalu. Malam hari setelah saya atau kami lebih tepatnya pulang dari ujicoba lapangan sebelum pertandingan melawan Bahrain, terdapat sebuah missed call di ponsel saya, tertulis nama Alfred Riedl disana. Malam itu sejujurnya saya berniat untuk melakukan panggilan balik ke Alfred, akan tetapi saya pikir akan lebih baik jika saya menghubungi pelatih saya tersebut setelah pertandingan...



Pada tgl 6 September sekitar pukul 23:15 WIB (Setelah pertandingan), saya baru berbicara dengan Alfred melalui telephone. Saat itu di kamar saya terdapat Firman Utina, Markus Horison serta bang Uci (Pembantu umum). Ketika itu Alfred menyampaikan rasa empati serta turut prihatin atas kekalahan Indonesia pada pertandingan yg baru saja usai, Alfred sendiri hanya melihat pertandingan tersebut melalui layar kaca televisi...



Dalam perkembangan pembicaraan kami, saya menyampaikan kapan kiranya kami dapat merealisasikan acara minum kopi atau teh seperti yg sudah kami rencanakan beberapa waktu yg lalu, sekedar sebagai tanda terima kasih dan ucapan selamat tinggal. Kemudian Alfred menyampaikan bahwa dia hanya akan beberapa hari berada di Indonesia, karena pada hari sabtu atau minggu Alfred akan bertolak ke Laos dan mungkin selanjutnya akan kembali ke Austria..



Sedangkan jadwal saya sendiri cukup padat sampai dengan hari minggu ini, satu-satunya hari kosong yg saya punya hanyalah pada hari rabu tgl 7 September. Karena pada tgl 8 September saya harus melakoni kewajiban saya melakukan shooting untuk salah satu iklan. Sedang pada hari jum'at tgl 9 sampai minggu tgl 11 September, saya akan berada di Singapura untuk menjenguk manager Persija Jakarta Bpk Harianto Bajoeri yg tengah sakit dan dirawat disana...



Oleh karena kesibukan tersebut sayapun mengajak Alfred untuk bertemu pada hari Rabu tgl 7 September, karena dalam perhitungan saya itu adalah satu-satunya kesempatan untuk dapat bertemu dengan Alfred. Di akhir pembicaranya melalui telephone tersebut, saya berkata "Besok siang antara pukul 12:00 atau 13:00 saya akan telephone untuk memastikan jadi atau tidaknya", diujung sana Alfred menjawab, "Ok saya tunggu telephone kamu besok Bambang"...



Keesokan harinya tgl 7 September siang hari akhirnya disepakati jika kami akan minum teh di Plaza Senayan pada sore hari, ketika itu Alfred meminta saya untuk memilih tempatnya. Dan dengan sangat yakin sayapun memilih salah satu restaurant favorit saya di Plaza Senayan yaitu Roemah Rempah, yg berada di lantai 4 tepat di bawah XXI Cinema..



Saya sempat menyampaikan rencana pertemuan saya tersebut kepada beberapa pemain timnas yg berdomisili di Jakarta. Beberapa pemain menyampaikan keinginannya untuk bertemu Alfred Riedl, akan tetapi dikarenakan rencana ini sangat mendadak dan kesibukan pemain-pemain sendiri, akhirnya hanya ada 3 orang pemain yg bertemu dengan Alfred Riedl dan Wolfgang Pikal sore itu (Bukan 7 pemain seperti yg berkembang di media masa). Pemain tersebut adalah saya (Bambang Pamungkas), Firman Utina dan Markus Horison (Dapat di cek di akun instagram saya @bepe20, terdapat photo kami berlima yg saya upload pada kisaran pagi hari tgl 8 September 2011)..



Pertemuan tersebut sendiri berjalan dengan sangat hangat, kami banyak bercerita dan bercanda sambil menikmati teh pesanan kami masing-masing. Suasana Plaza Senayan sore itu boleh dikatakan cukup hiruk-pikuk, restaurant Roemah Rempah sendiri nampak cukup ramai...



Sebuah kebohongan besar jika dua pelatih sepakbola yg tengah bertemu dengan tiga pemain sepakbola tidak membicarakan tentang sepakbola. Maka dari itu kamipun banyak berdiskusi tentang hal-hal yg terjadi akhir-akhir ini dalam dunia sepakbola, tidak luput mengenai pertandingan semalam antara Indonesia melawan Bahrain...

Dalam perbincangan tersebut tidak ada sedikitpun ucapan Alfred yg terkesan memprovokasi kami untuk melawan Wim Rijsbergen, seperti asumsi yg berkembang di masyarakat luas. Kabar 7 pemain nasional yg menyatakan tidak ingin bermain di bawah asuhan Wim Rijsbergen, sejatinya sudah terjadi sejak malam setelah pertandingan tgl 6 september. Sedang kami sendiri baru bertemu dengan Alfred dan Wolfgang pada tgl 7 September, sore hari..









</div>