bakpaoayam
27th May 2012, 03:44 PM
Selamat malam agan-agan sekalian. Kali ane mau menyampaikan sebuah hal yang penting tentang pentingnya kritik yang membangun, benar, dan sopan. Ane jadi sedikit miris ketika membaca sebuah "artikel", walau lebih tepatnya bukanlah artikel tetapi lebih dari sebuah curhat yang tidak jelas. Tidak jelas disini yang saya maksud adalah ketika saya mengunjungi sebuah situs yang berisi kumpulan cerpen dan novel. saya sebenarnya menyukai beberapa karangan penulis disana meskipun sebenarnya yang namanya manusia tentu mengalami kekurangan. Tapi yang bikin saya heran adalah ketika menemukan sebuah tulisan yang "kurang pada tempatnya" menurut saya.
Berikut link tempat dia posting sebuah tulisan. maaf gan, ane gak bisa tampilin ss nya karena ane gak bisa, hehehehe
http://fiksi.kompasiana.com/novel/20...u-sudah-biasa/ (http://fiksi.kompasiana.com/novel/2012/02/23/jadi-tokoh-dalam-novel-sendiri-itu-sudah-biasa/)
http://fiksi.kompasiana.com/cerpen/2...u-sudah-biasa/ (http://fiksi.kompasiana.com/cerpen/2012/02/23/jadi-tokoh-dalam-cerpen-sendiri-itu-sudah-biasa/)
http://fiksi.kompasiana.com/cerpen/2...u-sudah-biasa/ (http://fiksi.kompasiana.com/cerpen/2012/02/23/jadi-tokoh-dalam-cerpen-sendiri-itu-sudah-biasa/)
Menurut ane, apa yang dia sampaikan tidak mempunyai landasan yang kuat. landasan yang ane maksud adalah alasan dia mengkritik karya seseorang. ane gak tau siaa yang dia maksud, tapi yang paling ane kritisi disini adalah ungkapan dia yang menyatakan...
"jadi �. menjadi yang paling��. dalam sebuah cerita itu sudah pasti ( sebab kita sendiri tokohnya ) �. xi xi xi�.. para penulis yang budiman� tulislah sesuatu yang sesuai dengan kenyataan dan dengan banyak sumber�.. kalau sumbernya diri sendiri � yaa ceritakan saja tentang diri sendiri tanpa melibatkan orang lain�. he he he he he ��..
ini hanya kritikan bagi para penulis yang sok� yang merasa bisa, yang merasa paling�. padahal weekkkk dan weeekkk �.. nggak penting banget��
wassalam"
Yang ane tebalin dan ane besarin itu adalah bagian yang paling ane kritisi. sebab, setau ane bukankah dalam sebuah novel atau cerpen, atau apa pun itu ada yang namanya FIKSI????? lha, wong namanya aja fiksi berarti hanya fiktif dan imajinasi saja. menulis sesuatu yang penuh kenyataan bukan fiksi namanya, tapi observasi dan sejenisnya. menurut ane, novel fiksi boleh2 saja sepanjang tidak melecehkan dan mengandung SARA. tapi "si pengkritik" itu mengoceh dengan alasan yang kurang tepat.
Bagaimana pendapat agan sendiri?
Untuk kali ane, ane mohon komen dan rate nya. biar ceriwiser lain pada baca
terima kasih udah mampir gan.
Ini profil dia disana gan,
http://www.kompasiana.com/jydimas
setelah ane lihat dia cuma bikin posting 3 doang dan isinya sama semua. dan yang lebih anehnya lagi, yang ngasih komen adalah orang yang sama dan dalam waktu yang berdekatan.menurut ane itu aneh gan.
</div>
Berikut link tempat dia posting sebuah tulisan. maaf gan, ane gak bisa tampilin ss nya karena ane gak bisa, hehehehe
http://fiksi.kompasiana.com/novel/20...u-sudah-biasa/ (http://fiksi.kompasiana.com/novel/2012/02/23/jadi-tokoh-dalam-novel-sendiri-itu-sudah-biasa/)
http://fiksi.kompasiana.com/cerpen/2...u-sudah-biasa/ (http://fiksi.kompasiana.com/cerpen/2012/02/23/jadi-tokoh-dalam-cerpen-sendiri-itu-sudah-biasa/)
http://fiksi.kompasiana.com/cerpen/2...u-sudah-biasa/ (http://fiksi.kompasiana.com/cerpen/2012/02/23/jadi-tokoh-dalam-cerpen-sendiri-itu-sudah-biasa/)
Menurut ane, apa yang dia sampaikan tidak mempunyai landasan yang kuat. landasan yang ane maksud adalah alasan dia mengkritik karya seseorang. ane gak tau siaa yang dia maksud, tapi yang paling ane kritisi disini adalah ungkapan dia yang menyatakan...
"jadi �. menjadi yang paling��. dalam sebuah cerita itu sudah pasti ( sebab kita sendiri tokohnya ) �. xi xi xi�.. para penulis yang budiman� tulislah sesuatu yang sesuai dengan kenyataan dan dengan banyak sumber�.. kalau sumbernya diri sendiri � yaa ceritakan saja tentang diri sendiri tanpa melibatkan orang lain�. he he he he he ��..
ini hanya kritikan bagi para penulis yang sok� yang merasa bisa, yang merasa paling�. padahal weekkkk dan weeekkk �.. nggak penting banget��
wassalam"
Yang ane tebalin dan ane besarin itu adalah bagian yang paling ane kritisi. sebab, setau ane bukankah dalam sebuah novel atau cerpen, atau apa pun itu ada yang namanya FIKSI????? lha, wong namanya aja fiksi berarti hanya fiktif dan imajinasi saja. menulis sesuatu yang penuh kenyataan bukan fiksi namanya, tapi observasi dan sejenisnya. menurut ane, novel fiksi boleh2 saja sepanjang tidak melecehkan dan mengandung SARA. tapi "si pengkritik" itu mengoceh dengan alasan yang kurang tepat.
Bagaimana pendapat agan sendiri?
Untuk kali ane, ane mohon komen dan rate nya. biar ceriwiser lain pada baca
terima kasih udah mampir gan.
Ini profil dia disana gan,
http://www.kompasiana.com/jydimas
setelah ane lihat dia cuma bikin posting 3 doang dan isinya sama semua. dan yang lebih anehnya lagi, yang ngasih komen adalah orang yang sama dan dalam waktu yang berdekatan.menurut ane itu aneh gan.
</div>