jokowikotak
27th May 2012, 03:44 PM
sebelumnya saya mohon maaf ababila saya salah memposting ini di forum ini, kami hanya berbagi pengalaman saja mengenai baby sitter
Jakarta 28 Desember 2011
Dear Moms,
Just sharing my bad experiance....
Saya mempunyai seorang Putri yang saat ini berusia 17 bulan bernama Laras. Dalam tulisan ini saya ingin memberi info mengenai suster yang mengasuh Laras sejak ia berusia 7 bulan, suster tersebut bernama Puji Juliani saya mengambilnya dari salah satu Yayasan di daerah kemang. Dalam mengasuh anak suster Puji telaten, bisa mengajak anak bermain dan bercanda, dan ia juga mengerti dan menuruti saat kita beri pengarahan.
Pada suatu sore (ketika saat itu saya sedang cuti) suster Puji ijin menemui suaminya yang sedang mampir dan tentu saja saya mengizinkan, 1 jam kemudian suami saya pulang kantor dan bercerita bahwa suster Puji dan suaminya (bernama Yusuf dan bekerja sebagai satpam di perumahan Permata Regency yang terletak di depan hutan kota Srengseng, Jakarta Barat) bertengkar di depan pagar rumah saya, oleh karena itu suami saya menyuruh mereka pulang (kebetulan rumah kontrakan mereka dekat dekat dengan rumah saya) dan menyelesaikan permasalahan di rumah. Jam 9 malam suster Puji pulang ke rumah, suami saya yang membukakan pagar, namun kami sangat terkejut melihat suster Puji pingsan di depan pintu rumah kami. Suami saya menanyakan ke suami suster Puji ada apa dengan Puji hingga bisa pingsan dan ternyata ia dipukuli oleh suaminya (suaminya mengaku sendiri ke suami saya). Karena merasa iba maka kami membawa suster Puji ke klinik GMM dan memberikan libur 2 hari. Pada saat ia masuk suster Puji berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya dan kamipun mengizinkan ia menjaga putri saya (Laras) kembali.
Suatu saat, pekerja keluarga kami yang sudah sangat kami percaya melaporkan kepada kami bahwa Yusuf (suami suster puji) datang ke rumah (tentunya tanpa seizin kami), suster puji dan suaminya berduaan di dalam kamar anak saya (pintu dikunci) saat anak saya sedang tidur. Tentu saja saya marah sekali dan menegurnya.
Setelah bekerja sekitar 10 bulan menjaga Laras, suster Puji mengatakan kepada saya bahwa ia ingin berhenti karena ingin mengurus suami, saya mengizinkan ia keluar dengan syarat sudah ada penggantinya dan ia pun setuju. Kemudian saya mengambil suster dari yayasan yang sama, suster barunya pun mulai belajar menjaga Laras dengan didampingi suster Puji. Namun, alangkah kagetnya saya menerima laporan dari suster baru bahwa selama ini suster Puji suka membentak-bentak dan mengasari anak saya (suster baru melihat suster Puji membentak anak saya karena selama 1 minggu ia masih tandem dengan suster Puji dalam mengurus Laras). Saya tidak percaya begitu saja dengan cerita yang diberikan oleh suster laras yang baru, kemudian saya mencoba mengkonfirmasikan hal tersebut dengan suster anak saya yang masih bayi, pembantu di rumah (pembantu di rumah adalah saudara dari Suster Puji), dan mereka semua mengiyakan cerita tersebut. Pembantu di rumah malah bercerita bahwa suster Puji sering menarik tangan anak saya dengan kasar, memaki-maki apabila anak saya susah makan kemudian anak saya dibiarkan menangis dan ditinggal begitu saja. Pernah suatu saat anak saya ditarik hingga mulut dan hidungnya kena lantai dan berdarah, namun bukannya menolong tapi suster Puji malah mainan Hp dan masuk ke kamar, ketika ditegur oleh pembantu di rumah suster Puji malah marah membentak dan menyuruh pembantu di rumah supaya tidak ikut campur.
Suster anak saya yang masih bayi pun bercerita kepada saya bahwa suster Puji pernah menyiram Laras dengan susu karena Laras susah minum susu, tentu saja Laras menangis, eh tapi bukannya dibujuk dia malah menaruh Laras di lantai dan memaki maki laras.
Pantesan aja anak saya klo malam suka nangis2 mengigau dan histeris apabila di dudukan di baby chair. Saya sudah melaporkan hal tersebut kepada yayasan, bahkan suster2 yang pernah kerja di rumah saya dan melihat kejadian tersebut sudah ikut melaporkan prilaku suster Puji kepada pimpinan yayasan. Pimpinan yayasan sangat kooperatif dan berjanji untuk tidak menerima suster Puji masuk ke Yayasan tersebut.
Saat ini yang saya dengar dari suster anak saya yang masih bayi bahwa suster Puji akan menjadi suster infal di daerah BSD mulai tanggal 10 januari 2012. Oleh karena itu moms mohon aware ya...soalnya saya ga rela klo suster Puji bekerja sebagai pengasuh anak lagi.
Ini no telp suster Puji : 0878 842 54XXX, jadi misalnya ada teman atau saudara atau bahkan moms sendiri dapet suster dengan nama Puji Juliani dengan nomor telp yang saya sebutkan tersebut, mendingan langsung di cancel aja ya...demi keamanan. Oh iya satu lagi info tentang suster Puji ini, klo dia sedang marahan dengan suaminya (Yusuf), suaminya tersebut suka sms menerror ke pekerja rumah kami bahkan ke saya dan suami (walaupun habis itu suaminya minta maaf).
Kalo misalnya moms ada yang ragu cerita saya bisa menghubungi saya di [email protected]
foto suster
http://imageshack.us/photo/my-images...hpemalang.jpg/ (http://imageshack.us/photo/my-images/215/puji30thpemalang.jpg/)
Regards,
AMI
</div>
Jakarta 28 Desember 2011
Dear Moms,
Just sharing my bad experiance....
Saya mempunyai seorang Putri yang saat ini berusia 17 bulan bernama Laras. Dalam tulisan ini saya ingin memberi info mengenai suster yang mengasuh Laras sejak ia berusia 7 bulan, suster tersebut bernama Puji Juliani saya mengambilnya dari salah satu Yayasan di daerah kemang. Dalam mengasuh anak suster Puji telaten, bisa mengajak anak bermain dan bercanda, dan ia juga mengerti dan menuruti saat kita beri pengarahan.
Pada suatu sore (ketika saat itu saya sedang cuti) suster Puji ijin menemui suaminya yang sedang mampir dan tentu saja saya mengizinkan, 1 jam kemudian suami saya pulang kantor dan bercerita bahwa suster Puji dan suaminya (bernama Yusuf dan bekerja sebagai satpam di perumahan Permata Regency yang terletak di depan hutan kota Srengseng, Jakarta Barat) bertengkar di depan pagar rumah saya, oleh karena itu suami saya menyuruh mereka pulang (kebetulan rumah kontrakan mereka dekat dekat dengan rumah saya) dan menyelesaikan permasalahan di rumah. Jam 9 malam suster Puji pulang ke rumah, suami saya yang membukakan pagar, namun kami sangat terkejut melihat suster Puji pingsan di depan pintu rumah kami. Suami saya menanyakan ke suami suster Puji ada apa dengan Puji hingga bisa pingsan dan ternyata ia dipukuli oleh suaminya (suaminya mengaku sendiri ke suami saya). Karena merasa iba maka kami membawa suster Puji ke klinik GMM dan memberikan libur 2 hari. Pada saat ia masuk suster Puji berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya dan kamipun mengizinkan ia menjaga putri saya (Laras) kembali.
Suatu saat, pekerja keluarga kami yang sudah sangat kami percaya melaporkan kepada kami bahwa Yusuf (suami suster puji) datang ke rumah (tentunya tanpa seizin kami), suster puji dan suaminya berduaan di dalam kamar anak saya (pintu dikunci) saat anak saya sedang tidur. Tentu saja saya marah sekali dan menegurnya.
Setelah bekerja sekitar 10 bulan menjaga Laras, suster Puji mengatakan kepada saya bahwa ia ingin berhenti karena ingin mengurus suami, saya mengizinkan ia keluar dengan syarat sudah ada penggantinya dan ia pun setuju. Kemudian saya mengambil suster dari yayasan yang sama, suster barunya pun mulai belajar menjaga Laras dengan didampingi suster Puji. Namun, alangkah kagetnya saya menerima laporan dari suster baru bahwa selama ini suster Puji suka membentak-bentak dan mengasari anak saya (suster baru melihat suster Puji membentak anak saya karena selama 1 minggu ia masih tandem dengan suster Puji dalam mengurus Laras). Saya tidak percaya begitu saja dengan cerita yang diberikan oleh suster laras yang baru, kemudian saya mencoba mengkonfirmasikan hal tersebut dengan suster anak saya yang masih bayi, pembantu di rumah (pembantu di rumah adalah saudara dari Suster Puji), dan mereka semua mengiyakan cerita tersebut. Pembantu di rumah malah bercerita bahwa suster Puji sering menarik tangan anak saya dengan kasar, memaki-maki apabila anak saya susah makan kemudian anak saya dibiarkan menangis dan ditinggal begitu saja. Pernah suatu saat anak saya ditarik hingga mulut dan hidungnya kena lantai dan berdarah, namun bukannya menolong tapi suster Puji malah mainan Hp dan masuk ke kamar, ketika ditegur oleh pembantu di rumah suster Puji malah marah membentak dan menyuruh pembantu di rumah supaya tidak ikut campur.
Suster anak saya yang masih bayi pun bercerita kepada saya bahwa suster Puji pernah menyiram Laras dengan susu karena Laras susah minum susu, tentu saja Laras menangis, eh tapi bukannya dibujuk dia malah menaruh Laras di lantai dan memaki maki laras.
Pantesan aja anak saya klo malam suka nangis2 mengigau dan histeris apabila di dudukan di baby chair. Saya sudah melaporkan hal tersebut kepada yayasan, bahkan suster2 yang pernah kerja di rumah saya dan melihat kejadian tersebut sudah ikut melaporkan prilaku suster Puji kepada pimpinan yayasan. Pimpinan yayasan sangat kooperatif dan berjanji untuk tidak menerima suster Puji masuk ke Yayasan tersebut.
Saat ini yang saya dengar dari suster anak saya yang masih bayi bahwa suster Puji akan menjadi suster infal di daerah BSD mulai tanggal 10 januari 2012. Oleh karena itu moms mohon aware ya...soalnya saya ga rela klo suster Puji bekerja sebagai pengasuh anak lagi.
Ini no telp suster Puji : 0878 842 54XXX, jadi misalnya ada teman atau saudara atau bahkan moms sendiri dapet suster dengan nama Puji Juliani dengan nomor telp yang saya sebutkan tersebut, mendingan langsung di cancel aja ya...demi keamanan. Oh iya satu lagi info tentang suster Puji ini, klo dia sedang marahan dengan suaminya (Yusuf), suaminya tersebut suka sms menerror ke pekerja rumah kami bahkan ke saya dan suami (walaupun habis itu suaminya minta maaf).
Kalo misalnya moms ada yang ragu cerita saya bisa menghubungi saya di [email protected]
foto suster
http://imageshack.us/photo/my-images...hpemalang.jpg/ (http://imageshack.us/photo/my-images/215/puji30thpemalang.jpg/)
Regards,
AMI
</div>