Log in

View Full Version : Dukung Larangan Memberi Sedekah Kepada Pengemis


somaybandung
27th May 2012, 03:42 PM
.Akhir-akhir ini, pemerintah dan berbagai organisasi kemasyarakatan, menghimbau kepada kita, untuk tidak memberikan sedekah kepada pengemis. Mengapa, karena dengan memberi pengemis sedekah, maka secara tidak langsung, kita telah mendidik generasi yang malas.



Loh, kok bisa ??

Karena mereka telah menjadikan mengemis sebagai kebiasaan dan pekerjaan rutin. Masih bingung ??



Ayo kita lihat ilustrasi berikut:



Seorang pengemis di lampu merah, kira-kira mendapat sekitar Rp 2000,- setiap lampu merah. Lampu merah sendiri, berdurasi sekitar 1 menit.



1 menit: Rp 2000

1 Jam: Rp 2000 x 60 menit = Rp 120.000,-



Anggaplah, ia bekerja selama 9 jam dalam 1 hari.



9 Jam: Rp 120.000 x 9 = Rp 1.080.000



Rp 1.080.000,- merupakan rata-rata hasil kerjanya per hari.



Ia makan 3 kali sehari (anggap uang makan 1 hari Rp 30.000)



Rp 1.080.000 - Rp 30.000 = Rp 1.050.000



Ditambah uang makan, anggaplah istri dan 2 anaknya



Tambahan makan keluarga: Rp 30.000x3 = Rp 90.000

Pendapat disertai uang makan: Rp 1.050.000 - 90.000 = Rp 960.000



Rp 960.000 merupakan uang pokoknya per hari. Bagaimana dengan 1 bulan ?



Rp 960.000 x 30 = Rp 28.800.000,-



Rp 28.800.000 belum termasuk belanja bulanannya, dan anggaplah belanja bulanannya sama seperti orang kantoran dan keluarganya.



Coba agan-agan bayangin, seorang yang sudah menghabiskan hidupnya, dengan bersekolah dari TK sampai SMA, dan bahkan mendapat gelar S1 atau S2, yang tentunya bisa agan-agan sendiri berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk biaya pendidikan yang semakin mahal, saat masuk ke dunia kerja, hanya mendapat gaji sekitar Rp 15.000.000 saja. Itu pun sudah termasuk tunjangan dan jamkesmas !!



Kalo agan-agan sering browsing internet, cari aja " Kampung Pengemis, Madura" Di kampung tersebut, hampir semua warganya berprofesi sebagai pengemis. Kalo agan lihat rumah warga terutama yang menjadi pengemis, rumahnya bisa dikatakan kelas menengah ke atas dan para pengemis tersebut, ada juga yang bisa menguliahkan anaknya sampai sarjana.



Betapa hebatnya seorang pengemis dan betapa bodohnya kita yang dengan mudah dapat dibohongi oleh kepalsuan mereka. Mungkin kata-kata seperti " Pak, minta pak belum makan 2 hari " Mungkin hanya omong kosong belaka. Begitu juga dengan mereka yang ngaku-ngaku hidup di bawah kolong jembatan yang mungkin mereka jadikan tempat nongkorng, judi, atau bermain catur dengan sesama pengemis. Selain itu, bayi-bayi yang setiap hati mereka gendong, mereka jadikan alat untuk mengemis. Katanya nyokap saya, itu bayi belum tentu anaknya, malahan bisa aja mereka sewa tu bayi seharga Rp 30.000 per hari sama orang lain. Ini kan sama aja mempekerjakan anak kan ?? Mungkin masih banyak lagi kebohongan serta kepalsuan mereka, dan saya sendiri setuju dengan propaganda pemerintah dan ormas soal larangan memberi sedekah pada pengemis. Jadi gan, mau hidup cara gimana ?? Apakah agan-agan mau meminta belas kasihan orang lain padahal agan-agan sendiri dapat melakukan hal yang lebih dari orang lain ?? Atau agan mau menggunakan talenta dan bakat serta kelebihan agan dalam memperjuangkan nasib dan hidup tanpa perlu merepotkan banyak orang ??



The Choice Is Yours !!!



(thread terbuka untuk kritik, tanggapan, saran, dll)

</div>