golputaja
27th May 2012, 03:40 PM
Tragedi maut di Tugu Tani Jakarta Pusat yang menewaskan sembilan orang dan tiga luka-luka menjadi perhatian publik di Tanah Air. Maut tak terelakkan. Sebuah mobil Daihatsu Xenia B 2479 XI yang dikemudikan Afriyani Susanti, 29, menabrak belasan orang di Jalan MI Ridwan Rais, Tugu Tani, Gambir, Jakarta Pusat. Sembilan orang tewas. Empat orang luka-luka, dengan satu di antaranya kritis.
Walaupun kecelakaan lalin di Jakarta merupakan pemandangan sehari-hari, namun peristiwa kecelakaan maut di Tugu Tani tersebut ternyata menyita perhatian banyak orang. Mengapa?
Kira-kira inilah penyebabnya:
1. Korban kecelakaan merupakan inocent (tanpa dosa);
2. Peristiwa tragis;
3. Kecelakaan akibat pengemudi melanggar aturan(tanpa SIM/STNK dan dalam pengaruh Narkoba;
Dari peristiwa tersebut ternyata menimbulkan pembahasan2 yang dapat menambah masukan pengetahuan bagi kita semua, antara lain:
1. Masalah hukum yang diterapkan kepada pelaku, disatu pihak menghendaki penerapan hukuman seberat-beratnya (banyak pendapat menghendaki hukum mati), namun dipihak lain terpaku pada pasal pelanggaran UU lalu lintas yang mengancam hukuman setinggi-tingginya 6 tahun.
2. Masalah penomena Narkoba yang masih marak di Jakarta. Susno Duadji berpendapat agar efektif diadakan razia breath test kepada pengendara, sehingga akibat nya tidak meluas kepada orang tanpa dosa menjadi korban.
3. Masalah supra struktur, dimana trotoir tidak membuat para pejalan kaki aman dan nyaman. Ditambah lagi pemakaian trotoir oleh K5 yang tidak tuntas-tuntas ditertibkan.
4. Bapak Bambang Hendarso Danuri, mantan Kapolri memberikan gambaran bahwa peristiwa tersebut merupakan "skenario yang diatas alias takdir". Nah... inipun muncul masalah keimanan yang perlu kita tingkatkan.
Bla....bla.... bla.... end blaa.....
Ternyata banyak yang perlu kita cermati dari suatu tragedi.
</div>
Walaupun kecelakaan lalin di Jakarta merupakan pemandangan sehari-hari, namun peristiwa kecelakaan maut di Tugu Tani tersebut ternyata menyita perhatian banyak orang. Mengapa?
Kira-kira inilah penyebabnya:
1. Korban kecelakaan merupakan inocent (tanpa dosa);
2. Peristiwa tragis;
3. Kecelakaan akibat pengemudi melanggar aturan(tanpa SIM/STNK dan dalam pengaruh Narkoba;
Dari peristiwa tersebut ternyata menimbulkan pembahasan2 yang dapat menambah masukan pengetahuan bagi kita semua, antara lain:
1. Masalah hukum yang diterapkan kepada pelaku, disatu pihak menghendaki penerapan hukuman seberat-beratnya (banyak pendapat menghendaki hukum mati), namun dipihak lain terpaku pada pasal pelanggaran UU lalu lintas yang mengancam hukuman setinggi-tingginya 6 tahun.
2. Masalah penomena Narkoba yang masih marak di Jakarta. Susno Duadji berpendapat agar efektif diadakan razia breath test kepada pengendara, sehingga akibat nya tidak meluas kepada orang tanpa dosa menjadi korban.
3. Masalah supra struktur, dimana trotoir tidak membuat para pejalan kaki aman dan nyaman. Ditambah lagi pemakaian trotoir oleh K5 yang tidak tuntas-tuntas ditertibkan.
4. Bapak Bambang Hendarso Danuri, mantan Kapolri memberikan gambaran bahwa peristiwa tersebut merupakan "skenario yang diatas alias takdir". Nah... inipun muncul masalah keimanan yang perlu kita tingkatkan.
Bla....bla.... bla.... end blaa.....
Ternyata banyak yang perlu kita cermati dari suatu tragedi.
</div>