demokrat
27th May 2012, 03:40 PM
Final leg 2 udah usai, Timnas Indonesia gagal lagi merebut tropi juara Asean dalam laga final Piala AFF 2010, karena kalah aggregat 2-4 dari m-alay.
Sebelum tahun 2010, Indonesia sudah 3 kali jadi runner up di Asean. Jadi faktor Riedl menurut ane gak terlalu keren-keran amat, karena tahun 2000, 2002 dan 2004 Indonesia udah pernah jadi runner up juara Asean. Jadi kapasitas Riedl maksimal cuma sama dengan kapasitas Ivan Kolev dll-nya.
Naturalisasi juga gagal. Gonzales gak berdaya lawan bek-bek m-alay, Gonzales terlalu tua direkrut Indonesia. Lebih hebat Bambang Pamungkas dan Boaz Solosa maennya.
Tapi ane tetap cinta Timnas Indonesia. Yang penting segera benahi PSSI, singkirkan Nurdin Halid dan orang-orang Bakrie lainnya dari PSSI sekarang juga.
[/quote]
PELATIH-PELATIH YANG MEMPERSEMBAHKAN RUNNER UP PIALA ASEAN (AFF/TIGER):
1. NANDAR ISKANDAR TAHON 2000
2. IVAN KOLEV TAHUN 2002
3. PETER WHITE TAHUN 2004
KIRA-KIRA SIAPA PELATIH YANG DAPET BAWA INDONESIA JADI NOMOR 1 DI ASEAN??? OPA RIEDL NGGAK MAMPU JUGA??? :mewek:
Hidup Indonesia, Hidup Timnas...:loveindonesia:loveindonesia
Pecat Nurdin Halid dari kursi Ketua Umum PSSI sekarang juga, untuk sepakbola Indonesia lebih baik
[/spoiler] for dibuka dong:
Berharap melonnya Gan:melonndan:
Dan tidak menerima dicabein ya gan :cabendan:
rupanya banyak ceriwiser yang pendek pikirannya.....
yang ane kritik bukan pemain yang di naturalisasinya tapi kebijakan naturalisasi pemain oleh PSSI seolah-olah shortcut utk melecut prestasi sepakbola Indonesia. Justru PSSI perlu membenahi seluruh lini pembinaan sepakbola, bukan ngandelin naturalisasinya pemain asing doang, benahi tuh isl, wasit, pembinaan pemain muda..... tentang riedl ya boleh berbeda coy.... banyak agan2 yg hatinya mendayu2...... gak suka ada kritik semuanya harus adem ayem.... manusia2 ginih yg bikin indonesia nggak maju2 sepakbolanya ... bisa jadi kalo PSSI mau pilih pelatih yang lebih baik dari riedl sepakbola indonesia lebih maju lagih.... ane juga gak bilang riedl jelek... buka mata lu.... pake otak jangan pake pan*** kalo ngaskus:cd2:
TUGAS-TUGAS RIEDL YANG BLOM SELESAI
Originally Posted by wunderkid
http://static.kaskus.co.id/images/buttons/viewpost.gif (http://www.ceriwis.us/showthread.php?p=340594499#post340594499)
mental pemain kita masih perlu dibenahi gan...
masi sering labil kalo ketemu tim2 kuat, lawan thailand aja masi keder...
Originally Posted by VivaEspana
http://static.kaskus.co.id/images/buttons/viewpost.gif (http://www.ceriwis.us/showthread.php?p=339094176#post339094176)
Gak lah gan, Riedl lumayan kog. Sebelum final, timnas maen bola JAUH lebih bagus dibanding sebelum ini dari segi teknik/skill, passing, kerjasama tim, organisasi permainan, pemahaman taktik, cara menyerang, cara bertahan dsb dsb.
Naturalisasi juga lumayan ngangkat, cuman CG mmang dah tua dan IB agak cedera ringan menjelang final.
Yang perlu digarisbawahi menurut ane adalah :
KESIAPAN MENTAL PARA PEMAIN TIMNAS MENGHADAPI PARTAI PENTING
SUDAH SANGAT JELAS SEKALI bahwa dalam partai puncak (final) apalagi dalam format home and away, detail-detail kecil SANGAT MENENTUKAN. GAGAL mengatasi detail-detail kecil tersebut akan berpengaruh SANGAT BESAR terhadap kondisi PSIKOLOGIS/MENTAL/MORAL dari tim karena partai tersebut partai puncak/final.
Strategi pelatih/manajer/coach sebuah tim sepakbola pada umumnya dalam menghadapi partai sistem home and away adalah MINIMAL JANGAN SAMPAI KALAH LEBIH DARI 1 GOL, lebih baik lagi bisa IMBANG 0-0, lebih baik lagi bisa IMBANG dengan gol away (1-1), lebih baik lagi bisa menang 1-0, PALING BAIK menang lebih dari 1 gol away.
Jika mmang terjadi di luar kondisi2 di atas apalagi sampai agregatnya 0-3 maka akan SANGAT SUSAH SEKALI bagi pelatih MANAPUN di dunia untuk membalikkan keadaan pada leg ke-2, meskipun bertanding di kandang sendiri.
Mmang jika sudah partai final/puncak, apalagi sistem home and away, sepakbola sudah seperti maen catur, dimana ada KALKULASI STRATEGI yang harus memikirkan setiap langkah serta keuntungan dan kelemahan dari setiap langkah yang diambil serta langkah selanjutnya yang dapat diambil dalam rangka menuju kemenangan.
Ane yakin Riedl pasti sudah memikirkan ini matang2, akan tetapi eksekusi tetap DI KAKI PEMAIN TIMNAS. Segala sesuatu yang terjadi di atas lapangan adalah MURNI apa yang dihasilkan dari KAKI DAN OTAK PARA PEMAIN TIMNAS.
Ada tiga kesalahan mendasar yang menjadi TITIK BALIK pada masing2 leg :
1. Pada leg pertama, ketika keadaan masih 0-0 pada menit 60, sisi kiri pertahanan INA menerima sebuah long ball yang sebetulnya sama sekali tidak mengancam. Akan tetapi apa yang dilakukan seorang Maman Abdurrahman ??? Ia jelas2 GAGAL menganalisa situasi dan mengambil keputusan yang tepat dalam menjaga agar skor tetap 0-0. Seharusnya ia mengambil langkah aman dengan clearance MINIMAL corner kick jika tidak bisa THROW IN. Akibatnya skor 1-0 yang sebetulnya tidak perlu terjadi tercipta. Karena kesalahan kecil seorang centre-back yang seharusnya BERPENGALAMAN, MORAL SELURUH TIM langsung DROP.
2. Sebetulnya kalah 0-1 di Bukit Jalil adalah hasil yang NOT BAD karena leg berikutnya akan tanding di GBK. So logika selanjutnya adalah MENJAGA AGAR TIDAK KEBOBOLAN LAGI. Apa yang terjadi ??? Entah kenapa timnas seperti langsung SHOCK, seolah2 kalah 0-1 brarti sudah KIAMAT, dan TIDAK MAMPU FOKUS KEMBALI KE PERMAINAN, yaitu BERTAHAN DENGAN BAIK dengan cara MENGUASAI POSSESSION dan MEMINIMALISASI KESALAHAN2. MENTAL/MORAL para pemain timnas langsung DROP sejak ketinggalan 0-1 sehingga terjadi lagi gol yang tidak perlu terjadi dan sebuah gol cantik yang sebetulnya tinggal menunggu waktu di tengah2 KEHANCURAN MORAL para pemain timnas.
3. Dengan situasi ketinggalan 0-3 secara agregat, maka STRATEGInya menjadi sangat amat TERANG BENDERANG. Jika ingin lancar mencetak skor 3-0 maka pelatih manapun di dunia pasti tahu bahwa adalah TERAMAT SANGAT PENTING untuk MENCETAK GOL DI MENIT2 AWAL MINIMAL 1 GOL DI BABAK PERTAMA. Karena lawan pasti akan berusaha untuk paling banyak kalah 0-2 saja dan bermain defensif.
Tapi apa yang terjadi ??? INA yang sebetulnya DIUNTUNGKAN dengan mendapat HADIAH PENALTI, malah tidak mampu mengubah keuntungan tersebut menjadi nyata. Dan yang tidak mampu tersebut adalah seorang Firman Utina yang notabene adalah KAPTEN TIMNAS !!! Ane pernah lihat dia cetak gol dari free kick yang tentu saja JAUH LEBIH SUSAH (karena ada pagar betis dan jarak yang lebih jauh) berkali2, yang artinya Firman Utina memiliki kelebihan dalam mengambil bola2 mati. Tapi apa hasilnya ??? Tendangan penalti yang seharusnya lebih gampang dieksekusi dibandingkan dengan Free Kick malah GAGAL dieksekusi dengan BAIK oleh Firman Utina. Pertanyaannya adalah KENAPA BISA ???
Andai saja MENTAL/MORAL PEMAIN TIMNAS TIDAK GAMPANG AMBRUK agar CERDAS menyikapi partai puncak suatu turnamen maka ane yakin INA akan menuai prestasi DENGAN MUDAH !!! Catat ini......DENGAN MUDAH
CMIIW.
:loveindonesia
Originally Posted by xOxLegend
http://static.kaskus.co.id/images/buttons/viewpost.gif (http://www.ceriwis.us/showthread.php?p=339089132#post339089132)
yang bikin indonesia gk maju itu nurdin beserta antek2nya... press jg megang peranan gagalnya indo di aff kali ini. ini harus bener2 dibenahin kl mau maju.
br kali ini gw liat permainan timnas ada perkembangan, maennya bisa dinilai baik. cm mslh
Originally Posted by xOxLegend
http://static.kaskus.co.id/images/buttons/viewpost.gif (http://www.ceriwis.us/showthread.php?p=339089132#post339089132)
mental d luar kandang hrs dibenahin. jd mo ada laser ato laennya jg gk terpengaruh.
maju terus GARUDAKU...:loveindonesia:loveindonesia
[quote]
Originally Posted by abrorabo
http://static.kaskus.co.id/images/buttons/viewpost.gif (http://www.ceriwis.us/showthread.php?p=340306517#post340306517)
Karier kepelatihan Riedl di klub diawali dengan melatih klub asal MarokoMesir Al-Zamalek tahun 1994-1995, kemudian Al Salmiya klub asal Kuwait, tahun 2001-03. yaitu Olympique Khouribga pada tahun 1993-1994, setelah itu ia melatih klub asal [[spoiler=open this]=Pelatih Timnasional] Riedl mengawali karier sebagai pelatih ketika ia ditunjuk untuk menangani Austria pada tahun 1990-1992 , lalu Liechtenstein tahun 1997-1998, Palestina tahun 2004-05, Vietnam tahun (1998-2001, 2003-04, 2005-2007), dan Laos (2009). Pada Piala Asia AFC 2007, ketika ia melatih Vietnam dan mengantarkan kemenangan 2-0 atas UEA dan membantu tim Vietnam untuk bisa lolos sampai ke perempat final untuk pertama kalinya dalam sejarah negara itu. Sayangnya, pada akhir tahun 2007, setelah kinerjanya dianggap buruk pada ajang SEA Games 2007, dia pun dipecat dan digantikan oleh pelatih Henrique Calisto dari Portugal. Pada Oktober 2008, ia kembali ke Vietnam sebagai pelatih klub Xi Mang Hai Phong FC. Namun ia hanya bertahan 3 pertandingan saja karena kinerja yang dianggap buruk, dia pun diberhentikan. Pada tanggal 9 Juli 2009, ia menandatangani kontrak sebagai pelatih kepala Laos, kontrak berjalan dua tahun. Pada tanggal 4 Mei 2010, Ketika dalam perjalanan ke Austria Alfred Riedl dihubungi dan kemudian ditunjuk sebagai pelatih baru dari Timnas Indonesia untuk melatih tim senior dan tim U-23. Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) mengatakan melalui website mereka pada hari Selasa, bahwa Riedl akan resmi memulai pekerjaannya.
mana tropinya ...opa.... kok brani ngelatih indonesia yah....
jangan2 ada maen mata ama nurdin halid:maho
</div>
Sebelum tahun 2010, Indonesia sudah 3 kali jadi runner up di Asean. Jadi faktor Riedl menurut ane gak terlalu keren-keran amat, karena tahun 2000, 2002 dan 2004 Indonesia udah pernah jadi runner up juara Asean. Jadi kapasitas Riedl maksimal cuma sama dengan kapasitas Ivan Kolev dll-nya.
Naturalisasi juga gagal. Gonzales gak berdaya lawan bek-bek m-alay, Gonzales terlalu tua direkrut Indonesia. Lebih hebat Bambang Pamungkas dan Boaz Solosa maennya.
Tapi ane tetap cinta Timnas Indonesia. Yang penting segera benahi PSSI, singkirkan Nurdin Halid dan orang-orang Bakrie lainnya dari PSSI sekarang juga.
[/quote]
PELATIH-PELATIH YANG MEMPERSEMBAHKAN RUNNER UP PIALA ASEAN (AFF/TIGER):
1. NANDAR ISKANDAR TAHON 2000
2. IVAN KOLEV TAHUN 2002
3. PETER WHITE TAHUN 2004
KIRA-KIRA SIAPA PELATIH YANG DAPET BAWA INDONESIA JADI NOMOR 1 DI ASEAN??? OPA RIEDL NGGAK MAMPU JUGA??? :mewek:
Hidup Indonesia, Hidup Timnas...:loveindonesia:loveindonesia
Pecat Nurdin Halid dari kursi Ketua Umum PSSI sekarang juga, untuk sepakbola Indonesia lebih baik
[/spoiler] for dibuka dong:
Berharap melonnya Gan:melonndan:
Dan tidak menerima dicabein ya gan :cabendan:
rupanya banyak ceriwiser yang pendek pikirannya.....
yang ane kritik bukan pemain yang di naturalisasinya tapi kebijakan naturalisasi pemain oleh PSSI seolah-olah shortcut utk melecut prestasi sepakbola Indonesia. Justru PSSI perlu membenahi seluruh lini pembinaan sepakbola, bukan ngandelin naturalisasinya pemain asing doang, benahi tuh isl, wasit, pembinaan pemain muda..... tentang riedl ya boleh berbeda coy.... banyak agan2 yg hatinya mendayu2...... gak suka ada kritik semuanya harus adem ayem.... manusia2 ginih yg bikin indonesia nggak maju2 sepakbolanya ... bisa jadi kalo PSSI mau pilih pelatih yang lebih baik dari riedl sepakbola indonesia lebih maju lagih.... ane juga gak bilang riedl jelek... buka mata lu.... pake otak jangan pake pan*** kalo ngaskus:cd2:
TUGAS-TUGAS RIEDL YANG BLOM SELESAI
Originally Posted by wunderkid
http://static.kaskus.co.id/images/buttons/viewpost.gif (http://www.ceriwis.us/showthread.php?p=340594499#post340594499)
mental pemain kita masih perlu dibenahi gan...
masi sering labil kalo ketemu tim2 kuat, lawan thailand aja masi keder...
Originally Posted by VivaEspana
http://static.kaskus.co.id/images/buttons/viewpost.gif (http://www.ceriwis.us/showthread.php?p=339094176#post339094176)
Gak lah gan, Riedl lumayan kog. Sebelum final, timnas maen bola JAUH lebih bagus dibanding sebelum ini dari segi teknik/skill, passing, kerjasama tim, organisasi permainan, pemahaman taktik, cara menyerang, cara bertahan dsb dsb.
Naturalisasi juga lumayan ngangkat, cuman CG mmang dah tua dan IB agak cedera ringan menjelang final.
Yang perlu digarisbawahi menurut ane adalah :
KESIAPAN MENTAL PARA PEMAIN TIMNAS MENGHADAPI PARTAI PENTING
SUDAH SANGAT JELAS SEKALI bahwa dalam partai puncak (final) apalagi dalam format home and away, detail-detail kecil SANGAT MENENTUKAN. GAGAL mengatasi detail-detail kecil tersebut akan berpengaruh SANGAT BESAR terhadap kondisi PSIKOLOGIS/MENTAL/MORAL dari tim karena partai tersebut partai puncak/final.
Strategi pelatih/manajer/coach sebuah tim sepakbola pada umumnya dalam menghadapi partai sistem home and away adalah MINIMAL JANGAN SAMPAI KALAH LEBIH DARI 1 GOL, lebih baik lagi bisa IMBANG 0-0, lebih baik lagi bisa IMBANG dengan gol away (1-1), lebih baik lagi bisa menang 1-0, PALING BAIK menang lebih dari 1 gol away.
Jika mmang terjadi di luar kondisi2 di atas apalagi sampai agregatnya 0-3 maka akan SANGAT SUSAH SEKALI bagi pelatih MANAPUN di dunia untuk membalikkan keadaan pada leg ke-2, meskipun bertanding di kandang sendiri.
Mmang jika sudah partai final/puncak, apalagi sistem home and away, sepakbola sudah seperti maen catur, dimana ada KALKULASI STRATEGI yang harus memikirkan setiap langkah serta keuntungan dan kelemahan dari setiap langkah yang diambil serta langkah selanjutnya yang dapat diambil dalam rangka menuju kemenangan.
Ane yakin Riedl pasti sudah memikirkan ini matang2, akan tetapi eksekusi tetap DI KAKI PEMAIN TIMNAS. Segala sesuatu yang terjadi di atas lapangan adalah MURNI apa yang dihasilkan dari KAKI DAN OTAK PARA PEMAIN TIMNAS.
Ada tiga kesalahan mendasar yang menjadi TITIK BALIK pada masing2 leg :
1. Pada leg pertama, ketika keadaan masih 0-0 pada menit 60, sisi kiri pertahanan INA menerima sebuah long ball yang sebetulnya sama sekali tidak mengancam. Akan tetapi apa yang dilakukan seorang Maman Abdurrahman ??? Ia jelas2 GAGAL menganalisa situasi dan mengambil keputusan yang tepat dalam menjaga agar skor tetap 0-0. Seharusnya ia mengambil langkah aman dengan clearance MINIMAL corner kick jika tidak bisa THROW IN. Akibatnya skor 1-0 yang sebetulnya tidak perlu terjadi tercipta. Karena kesalahan kecil seorang centre-back yang seharusnya BERPENGALAMAN, MORAL SELURUH TIM langsung DROP.
2. Sebetulnya kalah 0-1 di Bukit Jalil adalah hasil yang NOT BAD karena leg berikutnya akan tanding di GBK. So logika selanjutnya adalah MENJAGA AGAR TIDAK KEBOBOLAN LAGI. Apa yang terjadi ??? Entah kenapa timnas seperti langsung SHOCK, seolah2 kalah 0-1 brarti sudah KIAMAT, dan TIDAK MAMPU FOKUS KEMBALI KE PERMAINAN, yaitu BERTAHAN DENGAN BAIK dengan cara MENGUASAI POSSESSION dan MEMINIMALISASI KESALAHAN2. MENTAL/MORAL para pemain timnas langsung DROP sejak ketinggalan 0-1 sehingga terjadi lagi gol yang tidak perlu terjadi dan sebuah gol cantik yang sebetulnya tinggal menunggu waktu di tengah2 KEHANCURAN MORAL para pemain timnas.
3. Dengan situasi ketinggalan 0-3 secara agregat, maka STRATEGInya menjadi sangat amat TERANG BENDERANG. Jika ingin lancar mencetak skor 3-0 maka pelatih manapun di dunia pasti tahu bahwa adalah TERAMAT SANGAT PENTING untuk MENCETAK GOL DI MENIT2 AWAL MINIMAL 1 GOL DI BABAK PERTAMA. Karena lawan pasti akan berusaha untuk paling banyak kalah 0-2 saja dan bermain defensif.
Tapi apa yang terjadi ??? INA yang sebetulnya DIUNTUNGKAN dengan mendapat HADIAH PENALTI, malah tidak mampu mengubah keuntungan tersebut menjadi nyata. Dan yang tidak mampu tersebut adalah seorang Firman Utina yang notabene adalah KAPTEN TIMNAS !!! Ane pernah lihat dia cetak gol dari free kick yang tentu saja JAUH LEBIH SUSAH (karena ada pagar betis dan jarak yang lebih jauh) berkali2, yang artinya Firman Utina memiliki kelebihan dalam mengambil bola2 mati. Tapi apa hasilnya ??? Tendangan penalti yang seharusnya lebih gampang dieksekusi dibandingkan dengan Free Kick malah GAGAL dieksekusi dengan BAIK oleh Firman Utina. Pertanyaannya adalah KENAPA BISA ???
Andai saja MENTAL/MORAL PEMAIN TIMNAS TIDAK GAMPANG AMBRUK agar CERDAS menyikapi partai puncak suatu turnamen maka ane yakin INA akan menuai prestasi DENGAN MUDAH !!! Catat ini......DENGAN MUDAH
CMIIW.
:loveindonesia
Originally Posted by xOxLegend
http://static.kaskus.co.id/images/buttons/viewpost.gif (http://www.ceriwis.us/showthread.php?p=339089132#post339089132)
yang bikin indonesia gk maju itu nurdin beserta antek2nya... press jg megang peranan gagalnya indo di aff kali ini. ini harus bener2 dibenahin kl mau maju.
br kali ini gw liat permainan timnas ada perkembangan, maennya bisa dinilai baik. cm mslh
Originally Posted by xOxLegend
http://static.kaskus.co.id/images/buttons/viewpost.gif (http://www.ceriwis.us/showthread.php?p=339089132#post339089132)
mental d luar kandang hrs dibenahin. jd mo ada laser ato laennya jg gk terpengaruh.
maju terus GARUDAKU...:loveindonesia:loveindonesia
[quote]
Originally Posted by abrorabo
http://static.kaskus.co.id/images/buttons/viewpost.gif (http://www.ceriwis.us/showthread.php?p=340306517#post340306517)
Karier kepelatihan Riedl di klub diawali dengan melatih klub asal MarokoMesir Al-Zamalek tahun 1994-1995, kemudian Al Salmiya klub asal Kuwait, tahun 2001-03. yaitu Olympique Khouribga pada tahun 1993-1994, setelah itu ia melatih klub asal [[spoiler=open this]=Pelatih Timnasional] Riedl mengawali karier sebagai pelatih ketika ia ditunjuk untuk menangani Austria pada tahun 1990-1992 , lalu Liechtenstein tahun 1997-1998, Palestina tahun 2004-05, Vietnam tahun (1998-2001, 2003-04, 2005-2007), dan Laos (2009). Pada Piala Asia AFC 2007, ketika ia melatih Vietnam dan mengantarkan kemenangan 2-0 atas UEA dan membantu tim Vietnam untuk bisa lolos sampai ke perempat final untuk pertama kalinya dalam sejarah negara itu. Sayangnya, pada akhir tahun 2007, setelah kinerjanya dianggap buruk pada ajang SEA Games 2007, dia pun dipecat dan digantikan oleh pelatih Henrique Calisto dari Portugal. Pada Oktober 2008, ia kembali ke Vietnam sebagai pelatih klub Xi Mang Hai Phong FC. Namun ia hanya bertahan 3 pertandingan saja karena kinerja yang dianggap buruk, dia pun diberhentikan. Pada tanggal 9 Juli 2009, ia menandatangani kontrak sebagai pelatih kepala Laos, kontrak berjalan dua tahun. Pada tanggal 4 Mei 2010, Ketika dalam perjalanan ke Austria Alfred Riedl dihubungi dan kemudian ditunjuk sebagai pelatih baru dari Timnas Indonesia untuk melatih tim senior dan tim U-23. Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) mengatakan melalui website mereka pada hari Selasa, bahwa Riedl akan resmi memulai pekerjaannya.
mana tropinya ...opa.... kok brani ngelatih indonesia yah....
jangan2 ada maen mata ama nurdin halid:maho
</div>