Log in

View Full Version : Mampir ke Angkringan Tugu Jogjakarta yuk !


golputaja
27th May 2012, 03:39 PM
http://1.bp.blogspot.com/_wNf97hjVDN8/S2u_45II7XI/AAAAAAAAALU/ACjef8ab628/s400/tugu-jogja.jpg

[/quote]





Angkringan Tugu




� Nikmati bersama suasana Jogja �. Penggalan lagu tentang Yogyakarta itulah yang pasti Anda dapatkan di Angkringan Tugu. Dijamin, suasana yang tersaji di kawasan kuliner klasik yang terletak di jantung kota perjuangan ini benar-benar terasa Jogja banget. Menikmati makanan dan minuman ala rakyat Jogja sambil duduk lesehan di tepi jalan, dengan sesekali diiringi oleh alunan akustik musisi jalanan, memang selalu identik dengan nuansa Kota Yogyakarta, kota budaya yang berhati nyaman.



http://www.jogjatrip.com/medi/obje/db4f1d88a52db5c0f90182528556c541.jpg


Sesuai dengan namanya, Angkringan Tugu memang diambil dari nama stasiun kereta api terbesar di Yogyakarta, yakni Stasiun Tugu. Persis di sebelah utara stasiun kereta api bersejarah itulah Angkringan Tugu berada. Di sana terdapat area yang nyamanuntuk makan beramai-ramai bersama kawan-kawan, atau hanya sekedar berbincang ringan sembari menyeruput secangkir kopi tubruk bercita rasa khas kopi joss. Bunyi aktivitas stasiun, denting khas yang menandakan tiba atau berangkatnya kereta api niscaya kian menambah kesan yang tidak biasa.



Kawasan Angkringan Tugu juga punya nama panggung yang tak kalah familiar. Banyak orang yang menyebutnyadengan panggilan Angkringan Lik Man, nama yang merujuk pada salah satu bakul angkringan yang paling populer di situ. Kendati terdapat sejumlah penjual lain yang ada di kawasan tersebut, bahkan masih berjajar dalam satu deret, namun nama Lik Man sudah terlanjur paling laris dan eksis untuk dikenali.



http://www.jogjatrip.com/media/objek/0b22d879af5030dea1a62bf13e1ede23.jpg


Mungkin bagi orang luar Jogja atau luar Jawa, istilah angkringan masih terasa asing. Angkringan merupakan perluasan bunyi dari kata �angkring� karena biasanya saat menikmati makanan di angkringan, orang harus duduk di kursi yang memanjang dengan posisi nangkring. Namun, konsep yang dibawa dikawasan Angkringan Tugu tidak lagi harus duduk nangkring. Faktor pelanggan yang semakin bejubel membuat para bakul angkringan berinisiatif menggelar tikar di trotoar. Jadilah Angkringan Tugu menjelma sebagai warung angkring dengan gaya lesehan.



Meski cukup lekat dengan sebutan Angkringan Lik Man, namun sesepuh kawasan Angkringan Tugu justru bukan Lik Man itu sendiri, melainkan ayahandanya yang dikenal dengan nama Mbah Pawiro atau Mbah Pairo. Lik Man sendiri sebenarnya bernama asli Siswo Raharjo. Entah dari mana asalnya panggilan Lik Man.



Alkisah pada era 1950-an, ayah Lik Man alias Mbah Pawiro adalah seorang pedagang makanan dari pelosok Cawas, Klaten, Jawa tengah, masih mengajajakan makanan makanan dengan pikulan dan berpindah-pindah, meski tetap berada di lingkungan stasiun.



Pada sekitar 1969, Siswo Raharjo, yang kelak lebih tenar denga panggilan Lik Man, mewarisi usaha sang ayah. Namun, pada saat itu gaya berjualan Lik Man masih meneruskan pola dagang ayahnya, yakni dengan gerobak pikul dan tidak menetap disuatu tempat. Memasuki dekade 1970-an, barulah Lik Mangkal secara reguler di pinggir jalan di sebelah utara stasiun Tugu.



Meski sederhana, jangan pernah menganggap remeh Angkringan Tugu. Kawasan ini menjadi bagian dalam catatan sejarah Kraton Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat, sebab Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang menang terkenal merakyat dan bersahaja konon pernah menghendaki tempat ini sebagai lokasi jamuan terakhir. Acara perpisahan Sultan HB IX sebelum bertolak ke Ibukota Jakarta untuk mengemban amanat selaku Wakil Presiden Republik Indonesia pun kabarnya diadakan di tempat ini.












Keistimewaan Angkringan Tugu
Selain nuansa asli Jogja, Anda akan menemukan banyak keistimewaan yang ada di kawasan Angkringan Tugu. Setiap malam, angkringan ini sangat ramai karena kebetulan juga berlokasi sangat dekat dengan kawasan Malioboro dan terletak si satu garis lurus dengan Tugu Jogja, berjarak sekitar 300 meter. Maka tidak heran apabila Angkringan Tugu menjadi salah satu rujukan utama bagi orang asli Jogja, pendatang, maupun para pelancong. Bahkan, ada yang bilang bahwa Angkringan Tugu adalah legenda kehidupan masyarakat urban di Yogyakarta.



http://www.jogjatrip.com/media/objek/afbc14dd692709aa9e81961fd02f0d3f.jpg


Keistimewaan Angkringan Tugu misalkan dari keunikan menu yang disediakan. Layaknya angkringan, sego (nasi) kucing diposisikan sebagai makanan utama. Disebut nasi kucing karena ukuran dan porsi nasi bungkus ini tidak telalu banyak, yakni berupa segenggam nasi putih dengan asesoris sambal teri atau oseng-oseng tempe. Tekadang, di dalam nasi berbalut daun pisang itu terdapat sejumput bakmi/bihun atau oseng-oseng kaskus sebagai manu alternatif.



Kekhasan kuliner di Angkringan Tugu selanjutnya adalah tentu saja kopi joss. Sekilas, wujud kopi ini tidak begitu berbeda dengan kopi tubruk kebanyakan. Perbedaannya adalah kepekatan kopi hitam di Angkringan Tugu dipastikan terasa lebih nikmat karena dicelup dengan arang yang membara. Barangkali karena unsur bara arang itulah kopi ini kemudian kondang dengan julukan kopi joss, yaitu terdengarnya bunyi �joss� pada saat bara arang dicelupkan ke dalam gelas kopi. Kabarnya, kadar kafein yang terkandung di kopi joss tergolong rendah telah dinetralisir oleh arang yang dicelupkan ke dalam seduhannya.



Racikan teh-nya juga tidak kalah unik. Teh ndeso yang nasgitel alias panas, legi (manis), kentel (kental), serta disajikan dengan tatakan dan tutup gelas bergaya jadul (jaman dulu), menghasilkan paduan rasa, tampilan, serta suasana Jogja yang kalem. Harmonisasi seperti ini tidak akan Anda dapatkan di tempat-tempat lain di manapun. Apalagi jika dinikmati pada waktu tengah malam, nuansa nyaman, damai, dan tenteram khas Jogja akan semakin terasa merasuk jiwa Anda. Selain kopi joss dan teh nasgitel, Anda pun bisa memesan jenis minuman lainnya, misalnya wedang jahe, susu jahe, air jeruk dan sebagainya.



http://www.jogjatrip.com/media/objek/0a461d366f5ba0fb7363afa8e0d10818.jpg




Jangan lupakan cemilan rakyat jika nongkrong di Angkringan Tugu. Sate usus, sate telur puyuh, sate ati ampela, jadah bakar, kepala ayam, tempe dan tahu bacem, serta gorengan yang beragam jenisnya seperti mendoan (tempe goreng tepung), tahu susur, pisang goreng, tape goreng, ketela goreng, dan seterusnya, menjadi sajian yang tidak salah untuk dicoba. Jika menginginkan aneka macam penganan tersebut dalam kondisi panas atau hangat, Anda bisa meminta kepada penjualnya agar makanan pesanan Anda dibakar terlebih dahulu.



http://www.jogjatrip.com/media/objek/c066cac01ef5338e95362fe99bcd0803.jpg


Sudah menjadi rahasia umum jika dari Angkringan Tugu inilah banyak orang-orang besar terlahir. Angkringan Tugu menjadi saksi bisu atas perjalanan sejarah kehidupan urban di Kota Yogyakarta dari generasi ke generasi. Pada mulanya, para pelanggan angkringan ini berasal dari kaum budayawan, seniman, sastrawan, jurnalis, penulis, dan sejenisnya.

Di antara para pesohor itu sebut saja Butet Kertaradjasa, Djaduk Ferianto, Emha Ainun Najib alias Cak Nun, Ashadi, dan masih banyak yang lain. Banyak sekali ide-ide kreatif dan segar yang tercetus dari para pelaku budaya tersebut dalam buaian Angkringan Tugu. Komunitas-komunitas berbasis budaya pun banyak yang lahir atau menjalani prosesnya di lokasi bersahaja ini.

Generasi berikutnya adalah kalangan mahasiwa. Angkringan Tugu menjadi salah satu pilihan jitu sebagai tempat berkumpulnya para kalangan aktivis pergerkan mahasiswa maupun kaum akademisi yang sedang menuntut ilmu di berbagai perguruan tinggi di kota pelajar ini. Selain untuk berdiskusi dan mencetuskan gagasan banyak dari mereka yang hanya sekedar nongkrong untuk menyegarkan pikiran.



Kini segala kalangan tumplek blek di Angkringan Tugu tanpa mengenal batasan apapun. Dari rombongan kawula muda gaul yang bermobil mewah hingga para pemuda kumal yang bersepeda onthel, laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, semua manjadi satu di dalam bingkai damai angkringan Tugu. Jangan lupa untuk menyiapkan beberapa keping uang receh karena Anda akan selalu dihibur oleh penampilan menarik dari para seniman jalanan yang ramah-ramah dan tidak segan segan untuk berinteraksi dengan penontonnya.












Lokasi Angkringan Tugu


Angkringan Tugu atau angkringan Lik Man berada di sebelah utara Stasiun Tugu, atau di sisi barat di penghujung Jalan Pangeran Mangkubumi, sekitar 300 meter ke arah selatan Tugu Jogja. Lokasi Angkringan Tugu sangat mudah untuk dijangkau karena terletak sangat dekat dengan Malioboro sebagai kawasan utama Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia.



http://www.jogjatrip.com/media/objek/51986f4e63994d4911e334315e8b856e.jpg


Inilah salah satu kelebihan Jogja, termasuk di Angkringan Tugu, murah. Ya, Anda tidak perlu merogoh kantung terlalu dalam karena semua jenis makanan dan minuman yang dijajakan di Angkringan Tugu tergolong murah meriah. Segelas kopi atau secangkir teh dan jenis minuman lainnya hanya dibanderol dengan tarif Rp 1000,00 � Rp 2500,00 tergantung jenis minuman yang Anda pesan.



Nasi kucing hanya dikenai harga Rp 1000,00 tiap bungkusnya. Untuk aneka macam gorengan, Anda cukup menyisihkan recehan Rp 500,00 saja per satuannya. Sedangkan harga sate juga tergantung jenisnya, hanya sekitar Rp 1000,00 � Rp 2000,00 saja.






[quote]





sumber (http://www.jogjatrip.com/id/1017/angkringan-tugu)





:melon: :rate5 yes

:cabendan: no

</div>