kumisfauzi
27th May 2012, 03:38 PM
Menyambut Hari Pramuka yang akan jatuh pada 14 Agustus ini, ijinkan ane untuk posting sedikit, sebuah tulisan yg rada nyeleneh namun mengajak kita untuk kembali menilik organisasi Praja Muda Karana.
Dirghayu Pramuka ke 60! Jayalah Pramuka, Jayalah Indonesia. Satu Pramuka untuk Satu Indonesia!
http://cdn-u.kaskus.co.id/54/ejs6wrkl.jpg
By ES ITO-Revolusi Cokelat
Saatnya Pramuka (Bukan Sekedar Pemuda) Memimpin Bangsa
Tiap hari peringatan di Indonesia adalah penanggalan wacana.
Ketika Hari Sumpah Pemuda datang untuk ke-83 tahunnya, wacana baru pun
muncul. Pesohor yang memakzulkan dirinya sebagai pemuda melemparkan
wacana bahwa sudah saatnya pemuda memimpin bangsa. Dengan membungkus diri mereka dengan sang saka, perdebatan muncul lewat halaman opini media massa. Dan sebagaimana panas tersapu hujan, perdebatan itu
ditutup dengan kata damai, "tidak perlu ada dikotomi muda dan tua".
Lalu di belakang panggung terdengar gunjingan, Parpol tidak memberi
tempat pada kaum muda.
Pada saat jalur politik mengalami kebuntuan, Indonesia butuh sosok
yang memiliki netralitas politik, berjiwa luhur dan memiliki
keterampilan teknis. Sosok inilah yang bisa merebut kekuasaan dengan
cepat, cekatan dan trengginas dan kemudian memimpin Indonesia.
Satu-satunya jiwa muda yang potensial melakukan semua itu hanya
Pramuka. Praja Muda Karana dengan seragam coklat lengkap dengan baret,
kacu, tongkat dan tali temali.
Kunci utama perebutan kekuasaan terletak pada kematangan intelijen,
Pramuka jelas siap melakukannya. Pramuka memiliki keterampilan teknis
yang dibutuhkan untuk operasi intelijen. Bila tokoh muda alergi
bekerjasama dengan BIN, Bais atau Intelkam Polri, mereka bisa
menggunakan keterampilan teknis Pramuka. Bukankah dalam era Iptek
dimana kita senantiasa ketinggalan ini yang dibutuhkan adalah
keterampilan sandi pada tingkat yang sangat dasar untuk kepentingan
intelijen. Pramuka, bukan tokoh muda, memiliki keterampilan tersebut.
Mereka menguasai morse, Smaphore dan tentu saja sandi-sandi jejak
menggunakan batu,rumput dan ranting.
Berikutnya adalah operasi penggalangan untuk menciptakan simpul-simpul
strategis di tingkat masyarakat. Pramuka jelas memegang simpul-simpul
tersebut. Penggalangan bisa dilakukan mulai dari tingkat Gugus Depan
hingga Kwartir nasional atau mulai dari level Siaga hingga Pandega.
Kerahasiaan terjamin, siapa pula yang akan curiga dengan wajah-wajah
tanpa dosa bocah yang mengenakan seragam coklat.
Setelah penggalangan berhasil, suruh saja mahasiswa turun ke jalan.
Sedikit chaos akan merontokkan kemapanan pemerintahan. Sementara para
pramuka menyiapkan perkemahan dengan simpul-simpul yang rumit sebagai
basis pertahanan. Tentara atau polisi mana pula yang akan tega
membantai wajah-wajah lugu berseragam coklat ini. Jangan lagi berorasi
tentang Korupsi dan bla�bla�bla..demokras i, suruh saja seorang Pramuka
tingkatan Siaga naik ke podium membacakan Dasa Darma Pramuka, kalau
perlu ikut pula dibacakan Sapta Marga dan Delapan Wajib Prajurit.
Tidak ada yang akan tersinggung bukan? Sementara masyarakat terpedaya
oleh nilai-nilai luhur yang dibacakan tersebut, simpati pun
didapatkan. Bila rakyat sudah bergerak, siapa yang akan bisa menahan
laju zaman???
Ketika kekuasaan telah didapatkan, bukan tokoh muda, tetapi para
Pramuka lah yang paling siap berkuasa. Mereka memiliki keterampilan
teknis untuk menata masyarakat. Saka Bhayangkara menggantikan polisi,
Saka Bahari menggantikan TNI AL hingga Saka Kencana menggantikan
BKKBN. Mereka bisa pula menyulap Bulog menjadi dapur umum untuk
masyarakat dalam transisi. Pramuka pula yang bisa menyediakan
perumahan darurat untuk masyarakat. Dan yang penting Pramuka juga bisa
diberdayakan sebagai jagawana penjaga hutan dalam rangka memerangi
pembalakan liar. Jadi tidak sekedar demo di departemen kehutanan.
Sebagaimana salah satu dasa darma Pramuka, maka masyarakat mesti gemar
menabung. Dengan demikian pusat perbelanjaan disulap menjadi kawasan
produksi bukan konsumsi. Papan-papan iklan dirobohkan berganti pohon
sawit untuk produksi. Kebun sawit akan berpusat di perkotaan bukan
dengan menggunduli hutan. Pramuka akan mendorong Indonesia menuju
masyarakat sosialis lewat kesetiakawanan sosial yang tergambarkan
lewat saling membantu dan suka menolong. Pramuka akan membatasi impor
telepon genggam sebab kita bisa menggunakan beragam sandi untuk
berkomunikasi. Operator telepon seluler yang terus mengoper laba ke
luar sana, silakan angkat kaki. Para remaja yang selalu "nongkrongin
MTV" akan dipaksa untuk berbulan-bulan hidup di alam lewat perkemahan
"Tanpa Batas". Kendaraan pribadi dan umum akan dicabeinsi sebab Pramuka
akan memperlebar trotoar. Orang-orang berangkat kerja dalam barisan
regu dipimpin seorang Pinru lengkap dengan sempritan di kantongnya.
Makin lama kualitas udara di perkotaan bisa dikembalikan.
Jangan lupa yang paling penting. Pada saat terjadi bencana, masyarakat
yang menjadi korban tidak perlu lagi risau sebab satgas Pramuka
senantiasa siap sedia. Satu-satunya perubahan yang mungkin tidak akan
diterima semua masyarakat adalah penggantian "Sukarno-Hatta" sebagai
ikon Indonesia menjadi Sultan Hamengkubuwono IX. Bukankah beliau Bapak
Pramuka??
Tunggu apalagi para tokoh muda??? Segeralah menyerbu toko perlengkapan
Pramuka di daerah Senen. Kenakan seragam coklatmu lengkap dengan kacu,
baret dan tali di pinggang. Berbaris melingkar; ucapkan salam
dan..Tepuk Pramuuuuka!! !! Jangan lagi merengek minta kekuasaan
Tunggulah trit2 Pramuka Lainnya dari Ane Gan
Mengharapkan
http://static.kaskus.co.id/images/smilies/melons.gifhttp://static.kaskus.co.id/images/smilies/melons.gifhttp://static.kaskus.co.id/images/smilies/melons.gif
tidak mengharapkan
http://ceri.ws/smilies/small_cabe.gifhttp://ceri.ws/smilies/small_cabe.gifhttp://ceri.ws/smilies/small_cabe.gif
</div>
Dirghayu Pramuka ke 60! Jayalah Pramuka, Jayalah Indonesia. Satu Pramuka untuk Satu Indonesia!
http://cdn-u.kaskus.co.id/54/ejs6wrkl.jpg
By ES ITO-Revolusi Cokelat
Saatnya Pramuka (Bukan Sekedar Pemuda) Memimpin Bangsa
Tiap hari peringatan di Indonesia adalah penanggalan wacana.
Ketika Hari Sumpah Pemuda datang untuk ke-83 tahunnya, wacana baru pun
muncul. Pesohor yang memakzulkan dirinya sebagai pemuda melemparkan
wacana bahwa sudah saatnya pemuda memimpin bangsa. Dengan membungkus diri mereka dengan sang saka, perdebatan muncul lewat halaman opini media massa. Dan sebagaimana panas tersapu hujan, perdebatan itu
ditutup dengan kata damai, "tidak perlu ada dikotomi muda dan tua".
Lalu di belakang panggung terdengar gunjingan, Parpol tidak memberi
tempat pada kaum muda.
Pada saat jalur politik mengalami kebuntuan, Indonesia butuh sosok
yang memiliki netralitas politik, berjiwa luhur dan memiliki
keterampilan teknis. Sosok inilah yang bisa merebut kekuasaan dengan
cepat, cekatan dan trengginas dan kemudian memimpin Indonesia.
Satu-satunya jiwa muda yang potensial melakukan semua itu hanya
Pramuka. Praja Muda Karana dengan seragam coklat lengkap dengan baret,
kacu, tongkat dan tali temali.
Kunci utama perebutan kekuasaan terletak pada kematangan intelijen,
Pramuka jelas siap melakukannya. Pramuka memiliki keterampilan teknis
yang dibutuhkan untuk operasi intelijen. Bila tokoh muda alergi
bekerjasama dengan BIN, Bais atau Intelkam Polri, mereka bisa
menggunakan keterampilan teknis Pramuka. Bukankah dalam era Iptek
dimana kita senantiasa ketinggalan ini yang dibutuhkan adalah
keterampilan sandi pada tingkat yang sangat dasar untuk kepentingan
intelijen. Pramuka, bukan tokoh muda, memiliki keterampilan tersebut.
Mereka menguasai morse, Smaphore dan tentu saja sandi-sandi jejak
menggunakan batu,rumput dan ranting.
Berikutnya adalah operasi penggalangan untuk menciptakan simpul-simpul
strategis di tingkat masyarakat. Pramuka jelas memegang simpul-simpul
tersebut. Penggalangan bisa dilakukan mulai dari tingkat Gugus Depan
hingga Kwartir nasional atau mulai dari level Siaga hingga Pandega.
Kerahasiaan terjamin, siapa pula yang akan curiga dengan wajah-wajah
tanpa dosa bocah yang mengenakan seragam coklat.
Setelah penggalangan berhasil, suruh saja mahasiswa turun ke jalan.
Sedikit chaos akan merontokkan kemapanan pemerintahan. Sementara para
pramuka menyiapkan perkemahan dengan simpul-simpul yang rumit sebagai
basis pertahanan. Tentara atau polisi mana pula yang akan tega
membantai wajah-wajah lugu berseragam coklat ini. Jangan lagi berorasi
tentang Korupsi dan bla�bla�bla..demokras i, suruh saja seorang Pramuka
tingkatan Siaga naik ke podium membacakan Dasa Darma Pramuka, kalau
perlu ikut pula dibacakan Sapta Marga dan Delapan Wajib Prajurit.
Tidak ada yang akan tersinggung bukan? Sementara masyarakat terpedaya
oleh nilai-nilai luhur yang dibacakan tersebut, simpati pun
didapatkan. Bila rakyat sudah bergerak, siapa yang akan bisa menahan
laju zaman???
Ketika kekuasaan telah didapatkan, bukan tokoh muda, tetapi para
Pramuka lah yang paling siap berkuasa. Mereka memiliki keterampilan
teknis untuk menata masyarakat. Saka Bhayangkara menggantikan polisi,
Saka Bahari menggantikan TNI AL hingga Saka Kencana menggantikan
BKKBN. Mereka bisa pula menyulap Bulog menjadi dapur umum untuk
masyarakat dalam transisi. Pramuka pula yang bisa menyediakan
perumahan darurat untuk masyarakat. Dan yang penting Pramuka juga bisa
diberdayakan sebagai jagawana penjaga hutan dalam rangka memerangi
pembalakan liar. Jadi tidak sekedar demo di departemen kehutanan.
Sebagaimana salah satu dasa darma Pramuka, maka masyarakat mesti gemar
menabung. Dengan demikian pusat perbelanjaan disulap menjadi kawasan
produksi bukan konsumsi. Papan-papan iklan dirobohkan berganti pohon
sawit untuk produksi. Kebun sawit akan berpusat di perkotaan bukan
dengan menggunduli hutan. Pramuka akan mendorong Indonesia menuju
masyarakat sosialis lewat kesetiakawanan sosial yang tergambarkan
lewat saling membantu dan suka menolong. Pramuka akan membatasi impor
telepon genggam sebab kita bisa menggunakan beragam sandi untuk
berkomunikasi. Operator telepon seluler yang terus mengoper laba ke
luar sana, silakan angkat kaki. Para remaja yang selalu "nongkrongin
MTV" akan dipaksa untuk berbulan-bulan hidup di alam lewat perkemahan
"Tanpa Batas". Kendaraan pribadi dan umum akan dicabeinsi sebab Pramuka
akan memperlebar trotoar. Orang-orang berangkat kerja dalam barisan
regu dipimpin seorang Pinru lengkap dengan sempritan di kantongnya.
Makin lama kualitas udara di perkotaan bisa dikembalikan.
Jangan lupa yang paling penting. Pada saat terjadi bencana, masyarakat
yang menjadi korban tidak perlu lagi risau sebab satgas Pramuka
senantiasa siap sedia. Satu-satunya perubahan yang mungkin tidak akan
diterima semua masyarakat adalah penggantian "Sukarno-Hatta" sebagai
ikon Indonesia menjadi Sultan Hamengkubuwono IX. Bukankah beliau Bapak
Pramuka??
Tunggu apalagi para tokoh muda??? Segeralah menyerbu toko perlengkapan
Pramuka di daerah Senen. Kenakan seragam coklatmu lengkap dengan kacu,
baret dan tali di pinggang. Berbaris melingkar; ucapkan salam
dan..Tepuk Pramuuuuka!! !! Jangan lagi merengek minta kekuasaan
Tunggulah trit2 Pramuka Lainnya dari Ane Gan
Mengharapkan
http://static.kaskus.co.id/images/smilies/melons.gifhttp://static.kaskus.co.id/images/smilies/melons.gifhttp://static.kaskus.co.id/images/smilies/melons.gif
tidak mengharapkan
http://ceri.ws/smilies/small_cabe.gifhttp://ceri.ws/smilies/small_cabe.gifhttp://ceri.ws/smilies/small_cabe.gif
</div>