golputaja
27th May 2012, 03:38 PM
Pertama-tama ane mau bilang, thread ini bukan berarti menjelek-jelekkan Indonesia. Tapi lebih untuk supaya kita bisa berbenah dan instropeksi gan, karena sebenernya potensi kita jauh lebih besar daripada Thailand. Tapi kenapa dunia pertanian kita khususnya tanaman buah-buahan dan padi jauh tertinggal dengan Thailand??
Thread ini ane buat langsung dari pengalaman ane selama ane kuliah di Bangkok gan. Mudah-mudahan gak repost karena semua yang ane tulis ini murni hasil pengamatan ane disini. Mudah-mudahan thread ini juga bisa jadi sumber inspirasi bagi agan-agan sekalian untuk lebih memajukan dunia pertanian Indonesia. Oiya, maaf kalo ntar no pic. Tapi yang jelas ini no Hoax. Agan-agan ntar bisa ngrenungin sendiri. Silahkan dinilai pendapat saya ini benar atau kagak...
Tanpa basa-basi langsung aja kita ke TKP gan..
1. Alokasi dana yang besar dari pemerintah
Nah ini dia gan yang menurut ane kenapa dunia pertanian di Thailand jauh lebih maju daripada Indonesia. Untuk Indonesia sendiri dalam APBN terkini, alokasi dana untuk bidang pertanian gak sampe 5% gan. Sedangkan di Thailand angkanya mencapai 12,5%. 2 kali lebih dari anggrana yang pemerintah kita keluarkan. Oia makin keliatan lagi kesenjangannya kalo kita liat angka APBN Thailand yang besarnya 1,5 kali APBN Indonesia gan...
2. Adanya jaminan dari negara untuk setiap inovasi baru yang diterapkan
Nah ane rasa ini juga penting gan. Bagi agan-agan yang hidup di dunia pertanian tentu udah gak asing sama yang namanya penyuluhan pertanian kan? Nah agan-agan juga pasti tau, kalau banyak petani yang setengah hati untuk nerapin inovasi-inovasi dalam bidang pertanian karena mereka ogah ngambil resiko (panen gagal, harga produk yang rendah, tidak adanya pasar buat hasil pertanian mereka, dll). Disini bedanya pemerintah kita sama pemerintah Thailand gan. Pemerintah Thailand ngasih jaminan untuk tiap inovasi baru yang diperkenalkan. Besarnya jaminan tergantung dari macam teknologi yang diterapkan gan. Kalo dari wawancara ane sama petani Thailand sih besarnya berkisar 7500-10000 baht per musim tanam per 5 rai (1 baht = 300 perak,6 rai = 1 hektar lahan). Di Indonesia boro-boro ada jaminan, ya kan gan??
3. Pemuliaan tanaman sebagai usaha untuk mendapatkan bibit unggul.
Agan-agan pasti udah tau tentang apa itu bibit unggul kan? Nah ini dia yang saya rasa jadi masalah. Walaupun di Indonesia udah banyak balai-balai penelitian benih de el el, tapi kenapa masih juga kalah sama Thailand? Jawabannya karena proses penelitian benih di Thailand dilakukan hampir semua sektor yang berkaitan dengan bidang pertanian, jadi mulai dari departemen pertanian Thailand, petani-petani, civitas akademika,dan pihak swasta berlomba-lomba untuk menghasilkan bibit unggul. Hal ini dikarenakan adanya reward yang besar dari pemerintah untuk tiap bibit unggul yang mendapatkan sertifikasi dari pemerintah (lagi-lagi ujungnya duit lagi gan...hehehe). Hasilnya jelas dan nyata, untuk varietas buah-buahan hampir semuanya jadi berlabel �Bangkok�. Durian Bangkok, Jambu Bangkok, Pepaya Bangkok, dll
Sementara di Indonesia kita tahu, proses breeding untuk menghassilkan tanaman bermutu kurang mendapatkan porsi. Proses breeding paling banyak dilakukan oleh sektor pemerintah dan swasta. Itupun menghasilkan tanaman hibrida (jadi tiap mau nanem mesti beli benih lagi gan, padahal benih hibrida kan mahal..). Jadi petani di Indonesia lebih ditempatkan sebagai konsumen, bukan produsen. Akibatnya jelas, petani harus ngeluarin dana ekstra untuk bisa ngedapetin benih yang bermutu bagus.
Nah itu dia yang ane rasa jadi masalah dari sektor pertanian dari sisi pemerintahan. Sekarang kita cekidot dari sisi sosial-kemanusiaan.
1. Imej �petani� sebagai pekerjaan yang tidak menjanjikan
Ane serius gan. Berapa banyak dari agan-agan semua yang minat jadi petani?? Yah emang gak bisa disalahin juga gan. Penghasilan petani di Indonesia emang tergolong kecil dibandingkan dengan bidang pekerjaan lain. Akibatnya imej petani selama ini selalu identik sama orang pinggiran, orang miskin, tidak berpendidikan dll. Yah emang pahit juga gan, miris dengernya, tapi itu kenyataan yang mestinya bisa kita semua jadiin motivasi buat bergerak ke depan.
Bandingkan pendapatan per kapita petani di Indonesia sama di Thailand gan. Dari data Badan Pusat Statistik diketahui kalau pendapatan perkapita petani di Indonesia cuma sekitar 786 USD/ tahun. Sedangkan di Thailand menginjak angka 1500 USD/tahun. Hampir 2 kali lipat! Gak heran petani di sini pada naek mobil semua ke sawah (yang paling banyak petani naek Ni**an NAVARA, T*Y*TA HILUX, ato M*tsubi*hi TRITON). Padahal itu mobil kalo di Indonesia termasuk mobil golongan elit ane rasa...
2. Imej pertanian di dunia pendidikan
Nah ini dia yang cukup menyakitkan hati. Khususnya bagi agan-agan sekalian yang kuliah di bidang pertanian. Banyak opini masyarakat yang mendeskriditkan bidang pertanian dalam hal akademik. Salah satu yang paling populer mungkin istilah �mung arep macul wae ndadak kuliah� (Cuma mau mencangkul aja harus make kuliah)..Grrrrr, kalo denger ini rasanya pingin nimpuk bata ane gan.
Passing grade untuk masuk ke pertanian juga relatif reandah jika di bandingkan dengan bidang lain. Agan-agan yang pernah ngrasain namanya SNMPTN tentu tahu kalau untuk masuk ke pertanian itu relatif mudah dibanding untuk masuk ke kedokteran, teknik, keguruan, dll. Yah mungkin karena sedikit yang minat ama bidang pertanian kali gan. Bahkan ada mahassiswa pertanian sendiri yang nganggep kalo mereka masuk ke pertanian karena tersesat...maaak... http://ceri.ws/smilies/small_cabe.gif
How about Thailand?? Well, saya cukup terkrjut karena peminat bidang pertanian di sini cukup banyak. Passing grade�nya bahkan melebihi kedokteran gan. Bahkan banyak rekan-rekan kuliah ane yang mereka sebenernya udah pernah kuliah di teknik tapi kemudian pindah ke pertanian. Hal yang jarang terjadi di Indonesia...
3. Rantai produksi yang pendek
Ini ane rasa juga jadi salah satu alasan kenapa pertanian Indonesia tidak lebih baik di bandingkan dengan Thailand. Kita tentu tahu gan, dalam dunia pertanian kita ada banyak rantai prduksi sebelum produk pertanian dari petani indonesia sampe ke tangan konsumen. Ditambah lagi adanya tengkulak yang membeli hasil pertanian dengan sistem �ijon�. Dampaknya jelas, pendapatan petani rendah dan harga produk pertanian jadi lebih mahal.
Sedangkan di Thailand sendiri hampir tidak ada rantai produksi yang panjang. Petani diberi akses untuk menjual sendiri hasil pertaniannya langsung kepada konsumen. Jadi petani dan konsumen sama-sama dapet harga yang memuaskan gan...
Nah itu dia ane rasa hal-hal yang mempengaruhi dunia pertanian kita. Mohon maaf kalo artikelnya geje, maklum newbie. Tapi moga-moga bisa jadi perhatian buat semua deh, biar pertanian kita bisa makin maju ke depan.
Tolong jangan di kasih http://ceri.ws/smilies/small_cabe.gif ya??
Kalo bisa kasih http://static.kaskus.co.id/images/smilies/melons.gif ane gak nolak...
hehehe
</div>
Thread ini ane buat langsung dari pengalaman ane selama ane kuliah di Bangkok gan. Mudah-mudahan gak repost karena semua yang ane tulis ini murni hasil pengamatan ane disini. Mudah-mudahan thread ini juga bisa jadi sumber inspirasi bagi agan-agan sekalian untuk lebih memajukan dunia pertanian Indonesia. Oiya, maaf kalo ntar no pic. Tapi yang jelas ini no Hoax. Agan-agan ntar bisa ngrenungin sendiri. Silahkan dinilai pendapat saya ini benar atau kagak...
Tanpa basa-basi langsung aja kita ke TKP gan..
1. Alokasi dana yang besar dari pemerintah
Nah ini dia gan yang menurut ane kenapa dunia pertanian di Thailand jauh lebih maju daripada Indonesia. Untuk Indonesia sendiri dalam APBN terkini, alokasi dana untuk bidang pertanian gak sampe 5% gan. Sedangkan di Thailand angkanya mencapai 12,5%. 2 kali lebih dari anggrana yang pemerintah kita keluarkan. Oia makin keliatan lagi kesenjangannya kalo kita liat angka APBN Thailand yang besarnya 1,5 kali APBN Indonesia gan...
2. Adanya jaminan dari negara untuk setiap inovasi baru yang diterapkan
Nah ane rasa ini juga penting gan. Bagi agan-agan yang hidup di dunia pertanian tentu udah gak asing sama yang namanya penyuluhan pertanian kan? Nah agan-agan juga pasti tau, kalau banyak petani yang setengah hati untuk nerapin inovasi-inovasi dalam bidang pertanian karena mereka ogah ngambil resiko (panen gagal, harga produk yang rendah, tidak adanya pasar buat hasil pertanian mereka, dll). Disini bedanya pemerintah kita sama pemerintah Thailand gan. Pemerintah Thailand ngasih jaminan untuk tiap inovasi baru yang diperkenalkan. Besarnya jaminan tergantung dari macam teknologi yang diterapkan gan. Kalo dari wawancara ane sama petani Thailand sih besarnya berkisar 7500-10000 baht per musim tanam per 5 rai (1 baht = 300 perak,6 rai = 1 hektar lahan). Di Indonesia boro-boro ada jaminan, ya kan gan??
3. Pemuliaan tanaman sebagai usaha untuk mendapatkan bibit unggul.
Agan-agan pasti udah tau tentang apa itu bibit unggul kan? Nah ini dia yang saya rasa jadi masalah. Walaupun di Indonesia udah banyak balai-balai penelitian benih de el el, tapi kenapa masih juga kalah sama Thailand? Jawabannya karena proses penelitian benih di Thailand dilakukan hampir semua sektor yang berkaitan dengan bidang pertanian, jadi mulai dari departemen pertanian Thailand, petani-petani, civitas akademika,dan pihak swasta berlomba-lomba untuk menghasilkan bibit unggul. Hal ini dikarenakan adanya reward yang besar dari pemerintah untuk tiap bibit unggul yang mendapatkan sertifikasi dari pemerintah (lagi-lagi ujungnya duit lagi gan...hehehe). Hasilnya jelas dan nyata, untuk varietas buah-buahan hampir semuanya jadi berlabel �Bangkok�. Durian Bangkok, Jambu Bangkok, Pepaya Bangkok, dll
Sementara di Indonesia kita tahu, proses breeding untuk menghassilkan tanaman bermutu kurang mendapatkan porsi. Proses breeding paling banyak dilakukan oleh sektor pemerintah dan swasta. Itupun menghasilkan tanaman hibrida (jadi tiap mau nanem mesti beli benih lagi gan, padahal benih hibrida kan mahal..). Jadi petani di Indonesia lebih ditempatkan sebagai konsumen, bukan produsen. Akibatnya jelas, petani harus ngeluarin dana ekstra untuk bisa ngedapetin benih yang bermutu bagus.
Nah itu dia yang ane rasa jadi masalah dari sektor pertanian dari sisi pemerintahan. Sekarang kita cekidot dari sisi sosial-kemanusiaan.
1. Imej �petani� sebagai pekerjaan yang tidak menjanjikan
Ane serius gan. Berapa banyak dari agan-agan semua yang minat jadi petani?? Yah emang gak bisa disalahin juga gan. Penghasilan petani di Indonesia emang tergolong kecil dibandingkan dengan bidang pekerjaan lain. Akibatnya imej petani selama ini selalu identik sama orang pinggiran, orang miskin, tidak berpendidikan dll. Yah emang pahit juga gan, miris dengernya, tapi itu kenyataan yang mestinya bisa kita semua jadiin motivasi buat bergerak ke depan.
Bandingkan pendapatan per kapita petani di Indonesia sama di Thailand gan. Dari data Badan Pusat Statistik diketahui kalau pendapatan perkapita petani di Indonesia cuma sekitar 786 USD/ tahun. Sedangkan di Thailand menginjak angka 1500 USD/tahun. Hampir 2 kali lipat! Gak heran petani di sini pada naek mobil semua ke sawah (yang paling banyak petani naek Ni**an NAVARA, T*Y*TA HILUX, ato M*tsubi*hi TRITON). Padahal itu mobil kalo di Indonesia termasuk mobil golongan elit ane rasa...
2. Imej pertanian di dunia pendidikan
Nah ini dia yang cukup menyakitkan hati. Khususnya bagi agan-agan sekalian yang kuliah di bidang pertanian. Banyak opini masyarakat yang mendeskriditkan bidang pertanian dalam hal akademik. Salah satu yang paling populer mungkin istilah �mung arep macul wae ndadak kuliah� (Cuma mau mencangkul aja harus make kuliah)..Grrrrr, kalo denger ini rasanya pingin nimpuk bata ane gan.
Passing grade untuk masuk ke pertanian juga relatif reandah jika di bandingkan dengan bidang lain. Agan-agan yang pernah ngrasain namanya SNMPTN tentu tahu kalau untuk masuk ke pertanian itu relatif mudah dibanding untuk masuk ke kedokteran, teknik, keguruan, dll. Yah mungkin karena sedikit yang minat ama bidang pertanian kali gan. Bahkan ada mahassiswa pertanian sendiri yang nganggep kalo mereka masuk ke pertanian karena tersesat...maaak... http://ceri.ws/smilies/small_cabe.gif
How about Thailand?? Well, saya cukup terkrjut karena peminat bidang pertanian di sini cukup banyak. Passing grade�nya bahkan melebihi kedokteran gan. Bahkan banyak rekan-rekan kuliah ane yang mereka sebenernya udah pernah kuliah di teknik tapi kemudian pindah ke pertanian. Hal yang jarang terjadi di Indonesia...
3. Rantai produksi yang pendek
Ini ane rasa juga jadi salah satu alasan kenapa pertanian Indonesia tidak lebih baik di bandingkan dengan Thailand. Kita tentu tahu gan, dalam dunia pertanian kita ada banyak rantai prduksi sebelum produk pertanian dari petani indonesia sampe ke tangan konsumen. Ditambah lagi adanya tengkulak yang membeli hasil pertanian dengan sistem �ijon�. Dampaknya jelas, pendapatan petani rendah dan harga produk pertanian jadi lebih mahal.
Sedangkan di Thailand sendiri hampir tidak ada rantai produksi yang panjang. Petani diberi akses untuk menjual sendiri hasil pertaniannya langsung kepada konsumen. Jadi petani dan konsumen sama-sama dapet harga yang memuaskan gan...
Nah itu dia ane rasa hal-hal yang mempengaruhi dunia pertanian kita. Mohon maaf kalo artikelnya geje, maklum newbie. Tapi moga-moga bisa jadi perhatian buat semua deh, biar pertanian kita bisa makin maju ke depan.
Tolong jangan di kasih http://ceri.ws/smilies/small_cabe.gif ya??
Kalo bisa kasih http://static.kaskus.co.id/images/smilies/melons.gif ane gak nolak...
hehehe
</div>