Log in

View Full Version : Fasilitas Pengolahan Sampah Temesi, TPA asri di Pulau Dewata


demokrat
27th May 2012, 03:36 PM
Mau berbagi info nih tentang pengolahan sampah di Gianyar - Bali. Kebeneran sekarang ane lagi magang disini. Semoga bermanfaat. :)




[/spoiler] for before aflter 1:




http://i1081.photobucket.com/albums/j348/angeldownwhite/before2.jpg

http://i1081.photobucket.com/albums/j348/angeldownwhite/after3.jpg









Apakah yang terlintas dipikiran agan2 setelah melihat foto diatas? Pernahkan terpikirkan bahwa ini adalah sebuah TPA alias Tempat Pembuangan Akhir? Dan apakah agan tahu kalau TPA ini terletak di Indonesia, lebih tepatnya di daerah Gianyar, Bali?



Dari tahun ke tahun, kualitas lingkungan di Bali makin menurun. Ini tidak hanya terjadi di Bali, bahkan hampir di semua wilayah Indonesia. Sampah menjadi salah satu masalah lingkungan yang memerlukan solusi yang menyeluruh dan berkelanjutan.



TPA Temesi memiliki kapasitas mengolah 60 ton sampah per hari. Sampah organik rata-rata 85%. Sisanya, sampah yang dapat dijual kembali atau didaur ulang. Dari situ, residu sampahnya sedikit. Sampah di TPA ini masih tercampur. Sampah ini kemudian dipilah secara manual oleh tenaga manusia. Sampah organik dicacah untuk mengoptimalkan proses komposting.



Komposting diaplikasikan melalui proses aerobik. Maksudnya, oksigen (O2) dialirkan melalui pipa-pipa ke dalam gundukan kompos. Sampah organik akan menjadi kompos berkualitas tinggi yang siap pakai setelah didiamkan 4�6 bulan.



Yayasan Pemilahan Sampah Temesi (YPST) yang terbentuk tahun 2008 ini berbasis komunitas masyarakat setempat. Masyarakat lokal yang mengelola fasilitas tersebut. Pihak yayasan hanya berfungsi sebagai organisasi pelaksana Temesi Project. Inisiatornya Rotary Club of Bali Ubud.



Rotary Club of Bali Ubud membangun sebuah model fasilitas pengolahan sampah dengan kapasitas 60 ton per hari. Model pengolahan sampah ini mudah direplikasikan di tempat lainnya di Indonesia. Hal ini mendapat dukungan Rotary International, Pemerintah Swiss, dan Kanada, juga dukungan dari United Nations Environment Programme serta donatur lainnya, seperti perusahaan operator biro jasa perjalanan Kuoni.



Fasilitas berdaya tampung besar ini memungkinkan Gianyar menjadi kabupaten pertama di Indonesia yang mengolah sebagian besar sampahnya sesuai dengan UU RI No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. UU ini mengisyaratkan adanya sistem pengelolaan sampah terpadu di Indonesia mulai Mei 2013. Fasilitas dioperasikan berdasarkan Sistem Kualitas ISO 9.000. Fasilitasnya berbiaya rendah berkat teknologi terapan sederhana. Risikonya pun rendah dan mudah direplikasikan. Risiko rendah itu dapat dilihat dari proses komposting aerobiknya. Aerasi paksa yang digunakan berguna mencegah terbentuknya gas rumah kaca metan di land fill yang bersifat anaerobik. Sampah nonorganik lainnya dapat didaur ulang.



Proyek ini mendapatkan registrasi Clean Development Mechanisms (CDM), Mekanisme Pembangunan Bersih (MPB) 4 November 2008. Selama periode kredit 10 tahun proyek ini dapat mengurangi gas rumah kaca yang kuat, yaitu gas metan yang setara dengan 153.000 ton CO2 dengan mengolah 50 ton sampah organik tiap hari menjadi kompos. Karena itu, terdapat 81.000 ton CO2 ekuivalen yang memenuhi syarat untuk kredit karbon CDM yang akan digunakan membiayai replikasi proyek sejenis.



FPST ini terbuka untuk umum sehingga dapat dikunjungi oleh semua kalangan. Tidak ada tarif yang dipungut jika ada wisatawan yang datang kemari. Wisatawan dapat melihat proses pengomposan yang dilakukan di fasilitas ini. Dan jika ada rombongan anak-anak, mereka dapat melakukan aktifitas di Education Center. Disini anak-anak dapat belajar mengenai lingkungan, pengolahan sampah rumah tangga, dan melakukan percobaan kecil yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.



Sudah banyak wisatawan asing, anak2 sekolah, majalah dan TV lokal Bali yang datang kesini. Bahkan baru-baru ini, TPA Temesi diliput oleh DW TV (siaran TV di Swiss dan Jerman), Swiss-Italian TV, CNN dan CBS. Namun sayangnya, informasi tentang keberadaan FPST ini belum banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia. Peran aktif pemerintah pun agaknya tidak nampak dalam pengurusan fasilitas pengolahan sampah ini. Biaya operasional masih harus disokong oleh donasi dari luar negri (miris ga sih?? Luar negeri! Bukan dari pemerintah Indonesia) karena penjualan kompos masih belum mencapai terget. Sampai sekarang tidak ada dana subsidi dari pemerintah. Padahal fasilitas ini membantu mengolah sampah masyarakat lokal. Penjualan pupuk kompos kalah saing dengan pupuk kimia. Bagaimana tidak? Harga pupuk kimia disubsidi oleh pemerintah, sehingga harganya hanya Rp 500. Sementara harga pupuk kompos sekitar Rp 600.





sumber: http://sanitasi.or.id/index.php?opti...gan&Itemid=139 (http://sanitasi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=403:sistem-pengolahan-sampah-di-tpa-temesi-gianyar-buka-lapangan-kerja&catid=46:cerita-lapangan&Itemid=139)




for welcome to TPA Temesi:




http://i1081.photobucket.com/albums/j348/angeldownwhite/ComeVisitTemesiRecycling.jpg










for before after 2:




http://i1081.photobucket.com/albums/j348/angeldownwhite/before3.jpg

http://i1081.photobucket.com/albums/j348/angeldownwhite/after2.jpg










for before after 3:




http://i1081.photobucket.com/albums/j348/angeldownwhite/before1.jpg

http://i1081.photobucket.com/albums/j348/angeldownwhite/after1.jpg










for kunjungan anak SD:




http://i1081.photobucket.com/albums/j348/angeldownwhite/TemesiRecycling22.jpg










[spoiler=open this] for proses bikin kompos:




http://i1081.photobucket.com/albums/j348/angeldownwhite/TemesiRecycling19.jpg







</div>