bakriegroup
27th May 2012, 03:36 PM
hai gan, ane mau bagi2 informasi aja, moga bermanfaat :kiss:
Membicarakan tentang pajak di Amerika ada sebuah kisah yang menarik sepertinya untuk saya ceritakan disini. Telah umum kita ketahui bahwa Amerika Serikat (AS), merupakan Negara yang menjunjung nilai-nilai demokrasi ideal yang sesungguhnya dalam membiayai pelayanan publik dengan cara memungut pajak penghasilan secara sukarela. Akan tetapi, demokrasi yang ideal semacam ini hanya berhasil dalam kadar tertentu karena masalah patriotisme rupanya tidak berada di puncak daftar prioritas sebagian besar masyarakat AS. Ketika harus membiayai perang selama Perang Dunia II, hanya 11% warga Amerika yang membayar pajak sukarela dan jelas sekali bahwa pemerintah tidak bisa berharap banyak pada niat baik masyarakat mengenai patriotisme. Menteri Keuangan pada saat itu, Henry Morgenthau, menghubungi Walt Disney dan memintanya untuk membantu �merayu� warga AS agar mau membayar pajak penghasilan.
Film yang diproduksi oleh Walt Disney memiliki kisah yang sederhana dengan kiasan yang mudah dimengerti. Film ini berkisah tentang Donald Bebek sebagai personifikasi yang cinta negara, namun enggan membayar pajak penghasilan. Dalam film itu, Donald akhirnya disadarkan bahwa membayar pajak dapat membantu memenangkan perang. Dengan sikap dan pandangan barunya itu, Donald pun bergegas menuju tempat kerjanya dan mengisi formulir pajak penghasilan. Ia menjadi begitu bersemangat membayar pajak sampai-sampai ia berlari dari California menuju Washington untuk menyerahkan formulir pajaknya secara langsung. Film tersebut ditayangkan di bioskop-bioskop dengan Cuma-Cuma. Departemen keuangan memperkirakan bahwa 60 juta orang Amerika menonton film tersebut dan pembayaran pajak penghasilan sukarela meningkat hingga 37%.
Terlepas apakah cara seperti ini baik atau buruk, tujuan film ini diciptakan adalah untuk mencuci otak orang-orang yang menikmatinya agar menerima rencana pemerintah untuk membantu mereka mendapatkan bagian dari penghasilan setiap orang.
Di Indonesia, beberapa tahun belakang ini negara kita sedang gencar-gencarnya melakukan suatu terobosan dalam upaya lebih meningkatkan lagi penerimaan negara dari sektor pajak. Demi terealisasinya hal tersebut maka negara kita melakukan modernisasi perpajakan dibidang perpajakan. Modernisasi perpajakan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak merupakan wujud dari reformasi perpajakan yang telah dilakukan sejak tahun 2002. Penerapan sistem perpajakan modern dilakukan untuk mengoptimalkan pelayanan kepada Wajib Pajak. Penerapan sistem tersebut mencakup aspek-aspek perubahan struktur organisasi dan sistem kerja Kantor Pelayanan Pajak, perubahan implementasi pelayanan kepada Wajib Pajak, fasilitas pelayanan yang memanfaatkan teknologi informasi dan kode etik pegawai dalam rangka menciptakan aparatur pajak yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme.
Tetapi masalahnya Sampai saat ini kepercayaan masyarakat (public trust) terhadap pemerintah masih berada pada posisi yang sedemikian rendah. Dalam pandangan masyarakat, sederhananya, pemerintah yang dimaksud mengacu kepada para PNS yang duduk dan ada di kantor-kantor pemerintahan. PNS ini bahkan terkadang diposisikan sebagai �musuh bersama� lantaran perilaku mereka yang lebih sebagai tuan ketimbang pelayan masyarakat.
Oleh karena itu untuk lebih meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak tidak hanya perbaikan organisasi pemerintah yang mengurusi pajak saja yang perlu dilakukan, tetapi juga dibutuhkan edukasi tentang pajak terhadap masyarakat. Kita bisa menggunakan cara Menteri Keuangan Amerika Henry Morgenthau untuk perbaikan dalam hal ini. Selama ini informasi yang didapat oleh masyarakat hanya penggelapan pajak, korupsi, masyarakat butuh informasi yang positif untuk mengembalikan kepercayaannya kepada pemerintah.
Slogan �SAYA BANGGA BAYAR PAJAK� dan �SUDAH PUNYA NPWP BELUM?� sudah saatnya diganti, karena pencitraan atas nama pajak sudah buruk, �pajak� butuh citra baru untuk menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat. Iklan layanan masyarakat dibuat terlalu kaku, sehingga masyarakat pun tidak tertarik untuk melihatnya, apalagi memahami maknanya. Cukup dengan ilustrasi ringan tetapi mudah dimengerti seperti yang dilakukan oleh Walt Disney. Dengan begitu setidaknya masyarakat paham apa yang bisa diperbuat oleh negara atas pajak yang telah mereka bayar, dan mereka ikhlas memberikannya tidak hanya karena itu sebuah kewajiban sebagai warga negara yang baik.
</div>
Membicarakan tentang pajak di Amerika ada sebuah kisah yang menarik sepertinya untuk saya ceritakan disini. Telah umum kita ketahui bahwa Amerika Serikat (AS), merupakan Negara yang menjunjung nilai-nilai demokrasi ideal yang sesungguhnya dalam membiayai pelayanan publik dengan cara memungut pajak penghasilan secara sukarela. Akan tetapi, demokrasi yang ideal semacam ini hanya berhasil dalam kadar tertentu karena masalah patriotisme rupanya tidak berada di puncak daftar prioritas sebagian besar masyarakat AS. Ketika harus membiayai perang selama Perang Dunia II, hanya 11% warga Amerika yang membayar pajak sukarela dan jelas sekali bahwa pemerintah tidak bisa berharap banyak pada niat baik masyarakat mengenai patriotisme. Menteri Keuangan pada saat itu, Henry Morgenthau, menghubungi Walt Disney dan memintanya untuk membantu �merayu� warga AS agar mau membayar pajak penghasilan.
Film yang diproduksi oleh Walt Disney memiliki kisah yang sederhana dengan kiasan yang mudah dimengerti. Film ini berkisah tentang Donald Bebek sebagai personifikasi yang cinta negara, namun enggan membayar pajak penghasilan. Dalam film itu, Donald akhirnya disadarkan bahwa membayar pajak dapat membantu memenangkan perang. Dengan sikap dan pandangan barunya itu, Donald pun bergegas menuju tempat kerjanya dan mengisi formulir pajak penghasilan. Ia menjadi begitu bersemangat membayar pajak sampai-sampai ia berlari dari California menuju Washington untuk menyerahkan formulir pajaknya secara langsung. Film tersebut ditayangkan di bioskop-bioskop dengan Cuma-Cuma. Departemen keuangan memperkirakan bahwa 60 juta orang Amerika menonton film tersebut dan pembayaran pajak penghasilan sukarela meningkat hingga 37%.
Terlepas apakah cara seperti ini baik atau buruk, tujuan film ini diciptakan adalah untuk mencuci otak orang-orang yang menikmatinya agar menerima rencana pemerintah untuk membantu mereka mendapatkan bagian dari penghasilan setiap orang.
Di Indonesia, beberapa tahun belakang ini negara kita sedang gencar-gencarnya melakukan suatu terobosan dalam upaya lebih meningkatkan lagi penerimaan negara dari sektor pajak. Demi terealisasinya hal tersebut maka negara kita melakukan modernisasi perpajakan dibidang perpajakan. Modernisasi perpajakan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak merupakan wujud dari reformasi perpajakan yang telah dilakukan sejak tahun 2002. Penerapan sistem perpajakan modern dilakukan untuk mengoptimalkan pelayanan kepada Wajib Pajak. Penerapan sistem tersebut mencakup aspek-aspek perubahan struktur organisasi dan sistem kerja Kantor Pelayanan Pajak, perubahan implementasi pelayanan kepada Wajib Pajak, fasilitas pelayanan yang memanfaatkan teknologi informasi dan kode etik pegawai dalam rangka menciptakan aparatur pajak yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme.
Tetapi masalahnya Sampai saat ini kepercayaan masyarakat (public trust) terhadap pemerintah masih berada pada posisi yang sedemikian rendah. Dalam pandangan masyarakat, sederhananya, pemerintah yang dimaksud mengacu kepada para PNS yang duduk dan ada di kantor-kantor pemerintahan. PNS ini bahkan terkadang diposisikan sebagai �musuh bersama� lantaran perilaku mereka yang lebih sebagai tuan ketimbang pelayan masyarakat.
Oleh karena itu untuk lebih meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak tidak hanya perbaikan organisasi pemerintah yang mengurusi pajak saja yang perlu dilakukan, tetapi juga dibutuhkan edukasi tentang pajak terhadap masyarakat. Kita bisa menggunakan cara Menteri Keuangan Amerika Henry Morgenthau untuk perbaikan dalam hal ini. Selama ini informasi yang didapat oleh masyarakat hanya penggelapan pajak, korupsi, masyarakat butuh informasi yang positif untuk mengembalikan kepercayaannya kepada pemerintah.
Slogan �SAYA BANGGA BAYAR PAJAK� dan �SUDAH PUNYA NPWP BELUM?� sudah saatnya diganti, karena pencitraan atas nama pajak sudah buruk, �pajak� butuh citra baru untuk menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat. Iklan layanan masyarakat dibuat terlalu kaku, sehingga masyarakat pun tidak tertarik untuk melihatnya, apalagi memahami maknanya. Cukup dengan ilustrasi ringan tetapi mudah dimengerti seperti yang dilakukan oleh Walt Disney. Dengan begitu setidaknya masyarakat paham apa yang bisa diperbuat oleh negara atas pajak yang telah mereka bayar, dan mereka ikhlas memberikannya tidak hanya karena itu sebuah kewajiban sebagai warga negara yang baik.
</div>