Log in

View Full Version : Cerpen - biar kenangan ini kusimpan dalam hati !


golputaja
27th May 2012, 03:34 PM
iseng iseng buat thread cerita pendek gan ... moga moga agan agan mau nyimak dulu :ganteng: kisah ini kisah asli yang di alami temen ane gan :hope: silahkan di nikmati :


'BIAR KENANGAN INI KUSIMPAN DALAM HATI'




Seira memandangi langit yang mulai menghitam, tetesan air mulai membasahi permukaan bumi, dalam hitungan detik gerimis berubah menjadi hujan lebat yang mengguyur kota Jakarta. Di jalan semua orang mulai mencari tempat untuk berteduh, para pedagang kaki lima mulai merapikan dagangannya dan berlindung di tepat terdekat.



Sesekali Seira melirik ke sampingnya, ia lihat Rizal yang sedang merasa kesal. Seira menghampiri Rizal dan berusaha menanyakan keadaannya, namun Rizal hanya diam saja. padahal Seira tahu apa yang dirasakan Rizal saat ini, Rizal kesal terhadap sikap mantan kekasihnya, Dina. Ia selalu mengejar-ngejar Rizal setiap hari.



�Dasar perempuan nggak tahu diri, sudah ketahuan selingkuh malah ngejar-ngejar Rizal � Batin Seira kesal.



Seira benar-benar menyukai Rizal sejak beberapa bulan lalu karena mereka akrab, Seira sudah berusaha mendekati Rizal, namun Rizal adalah tipikal lelaki yang cuek dan tidak peka!.



* * *



Seira memberanikan dirinya untuk menyatakan perasaannya pada Rizal sepulang sekolah. Selama perjalanan berangkat sekolah jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Ia langkahkan kakinya dengan perlahan menuju kelasnya, begitu sampai ia lihat teman-temannya yang sudah duduk di kursinya masing-masing, namun satu-satunya orang yang ingin ia lihat justru tak terlihat hari ini. Rupanya Rizal hari ini tak masuk sekolah, wajah Seira memelas karena rencananya gagal!.







Sepulang sekolah ia bergegas mengunjungi rumah Rizal, suasana disana sangat sepi, pintu dikunci, tirai ditutup sehingga ia tak bisa melihat isi dalam rumah, lampunya juga dimatikan.



�Sebenarnya apa yang terjadi?� Seira mengerutkan keningnya.



* * *



Keesokan harinya Rizal tak masuk sekolah lagi, kali ini Seira benar-benar merasa gelisah. Orang tuanya baru datang hari ini ke sekolah untuk memberikan surat dokter, ia bilang kalau Rizal sedang dirawat di rumah sakit. Seira semakin gelisah, akhirnya ia memutuskan untuk bertanya kepada orang tua Rizal diluar kelas dengan alasan izin ke kamar mandi pada guru yang sedang mengajar.



�Maaf, tante� Sebenarnya Rizal kenapa? Dia dirawat dimana?. M� Maaf kalau saya sedikit ikut campur, tapi� Tapi saya sangat dekat dengannya, jadi saya merasa khawatir!�



Ibunya hanya menggelengkan kepala �Rizal sedang dirawat di rumah sakit. Sebenarnya ada kecelakaan yang menimpanya. Saat ia sedang berjalan di tempat yang sepi, tiba-tiba saja ada sekumpulan lelaki yang menyerangnya. Mereka memukul bagian pusat syaraf, oh� kamu sudah tahu, kan kalau Rizal punya penyakit leukemia?�



Seira terkejut begitu Ibunda Rizal mengucapkan kata leukemia. Ternyata selama ini Rizal mengidap penyakit mematikan.



* * *



Sudah berhari-hari Rizal tak masuk sekolah, setiap hari Seira berdoa kepada Tuhan agar Rizal tetap hidup. Peristiwa itu membuatnya lemas selama berhari-hari.



�Kok tumben lari lo lambat?� Tanya teman Seira yang bernama Devina.



Hari sabtu biasanya dipakai untuk atletik, semua murid diwajibkan mengitari lapangan dan diberikan waktu oleh guru olahraga. Hari ini Seira benar-benar tak bersemangat.



�Eh, udah tau belom? Katanya Rizal semalem meninggal lho�



Seira benar-benar terkejut mendengar kalimat yang terlontar di bibir Devina, tangan Seira bergetar, pupil matanya membesar.



�Serius?� Tanya Seira dengan suara yang bergetar seperti menahan tangis.



�Abis atletik nanti anak-anak mau kerumahnya. Katanya sih semuany gara-gara si Dina. Lo tau nggak? Ternyata si Rizal tuh dikeroyok sama mantannya Dina, dia mengkambing hitamkan gitu. Dina bilang ke mantannya kalau si Rizal ngejar-ngejar dia, padahal sih kebalikannya. Parah banget, ya?�



Seira mengepalkan kedua tangannya, ia menarik napas dalam-dalam lalu ia hembuskan napasnya. Ia berusaha mengontrol emosinya yang memuncak. Ternyata semuanya gara-gara Dina�



�Eh, udah pada selesai lari, mau kesana sekarang? Bareng anak-anak, ya� Pinta Devina. Seira hanya menganggukkan kepalanya, ia ingin melihat wajah orang yang ia cintai untuk terakhir kalinya sampai-sampai ia tak mampu mengucapkan kata-kata�



Selama perjalanan Seira terus mengepalkan tangannya, ia menggigit bagian bawah bibirnya untuk menahan tangis, wajahnya mulai memerah. Tiba-tiba saja kendaraan umum yang ia tumpangi berhenti, rupanya sudah sampai di tempat tujuan. Seira dan teman-temannya turun dari kendaraan umum tersebut dan mulai berjalan menuju rumah Rizal. Ia melihat bendera kuning yang berkibar, tubuhnya gemetar begitu melihat rumah Rizal, ia melangkahkan kakinya dengan terus mengepalkan tangannya dan masih menahan tangisannya. Ia melihat di depan rumah Rizal banyak murid-murid dari sekolahnya yang datang ke rumah Rizal.



�Lepas sepatunya, Ra� Gumam Devina, Seira-pun melepaskan sepatu olahraganya.



Seira mendengar beberapa suara tangisan orang di dalam rumah. Ia melihat Rizal yang wajahnya sudah ditutup kain putih. Devina meminta agar kain putih itu dibuka, akhirnya permintaannya dikabulkan. Kain putih itu-pun dibuka.



Hati Seira seperti tertimpa batu yang sangat besar. Semua anggota tubuhnya bergetar, ia masih mengepalkan tangannya dan tak bisa membukanya, ia pejamkan kedua matanya karena tak mau melihat sosok orang yang ia cintai sudah terbaring kaku. Semua teman-temannya menangis melihat sosok Rizal yang terbaring kaku. Mungkin yang lain heran melihat Seira tak menitikkan air mata setetespun, ia juga tak ber-ekspresi sedikitpun, wajahnya datar� Tapi itu karena mereka tak tahu apa yang dirasakan Seira saat ini, sebetulnya ia adalah orang yang paling sedih dibandingkan teman-temannya itu.



Seira berlari keluar dari rumah Rizal tanpa pamit, ia memakai sepatunya dengan asal lalu kembali berlari menjauh dari rumah lelaki yang ia cintai. Ia duduk karena lututnya mulai lemas, ia tutupi wajahnya dengan sapu tangannya, ia masih menahan tangisannya dan terus mengatur napasnya yang tak teratur.



Di sisi lain ia melihat sosok Dina yang sedang menangis, dan ia mendengar sekumpulan perempuan berwajah sinis menatap Dina dan berusaha menyindirnya.



�Nggak punya malu, ya?! Gara-gara lo Rizal meninggal, tau! Tau diri dong! Gak usah dateng aja kesini!!� Bentaknya kasar �DASAR PEMBUNUH!!� Ia meninggikan suaranya kemudian sebuah tamparan mendarat di pipi Dina. Dina hanya bisa menangis dan melarikan diri dari sini. Sementara Seira, ia hanya bisa menahan tangisannya agar ia bisa menangis sepuasnya di rumah.



* * *



Begitu sampai dirumah, Seira langsung mengunci pintu kamarnya yang berada di lantai dua, ia kencangkan volume MP3 di kamarnya agar suara tangisnya tersamarkan. Ia menangis sepuasnya di kamar, ia sudah tak kuasa menahan tangisanya.



�Tangisan gue udah nggak terbendung lagi� Hiks�� Gumamnya pelan dengan isakan tangis. �Rizal�� Ucapnya lirih.



Seira terus menangis sambil memandangi foto Rizal yang ia simpan di dompetnya, tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintunya. Seira membuka pintu kamarnya sambil menutupi wajahnya dengan rambut panjangnya.



�Kenapa, bu?� Tanya Seira begitu melihat sosok ibunya.



�Kalo mau nangis nggak usah ditutup-tutupi, Ra� Ibunya tersenyum sambil membelai rambut anaknya.



Seira langsung terisak begitu mendengarnya dan berteriak. �HUWAAAAAAA!!� Tangisannya semakin kencang begitu ibunya datang. �Seira nggak kuat lagi, bu!! Seira capek nahan tangisan Seira dari tadi!.� Gadis itu memeluk ibunya dengan erat.



�Kamu menangis itu manusiawi, nak. Wajar aja kalau kamu punya perasaan lebih ke orang yang kamu sukai, tiba-tiba saja dia meninggal. Kamu nggak usah malu, kok. Dengan menangis perasaanmu jauh merasa lebih baik� Tapi, kamu juga harus mengikhlaskan kepergiannya, karena manusia yang sudah dipanggil Tuhan akan merasa berat melangkah ke alam lain jika terus ditangisi.�



Tangisan Seira mulai mereda, malam ini ia tumpahkan semua tangisan dan curahan hatinya pada ibundanya yang ia sayangi.



* * *



�Mata lo bengkak kenapa?� Tanya Devina.



Seira menggelengkan kepalanya sambil tersenyum �Gue semalem abis berantem sama bokap, jadi gue diomelin deh!� Alasannya.



�Oh, bagus deh. Kemarin orang yang mukulin Rizal ditangkap tuh sama polisi. Si Dina juga katanya besok masuk sidang di ruang Kepala Sekolah. Katanya sih mau di Drop Out tapi ada juga yang bilang disidang di meja hijau�



Seira hanya menganggukkan kepalanya dan duduk di kursinya, ia pandangi langit yang menghitam. Suasana yang dialaminya beberapa hari lalu, ketika Rizal masih ada disebelahnya. Biarkan kenangan ini disimpan dihatinya, ia tak pernah menyesal pernah mencintai Rizal. Ia berusaha agar tidak menangisi kepergian Rizal dan tetap tegar. Ia ingin Rizal meninggalkan dunia ini dengan langkah yang ringan.











-Tamat-



Gimana menurut agan sekalian ??

Jangan Lupa Tinggalkan Komen :naikkuda:



[/spoiler] for Rate 5:




:rate5









for Terima melon:




:melonndan:









[spoiler=open this] for Nolak Bata:




:cabendan:








</div>