baksourat
27th May 2012, 03:33 PM
KibulPos � Jakarta
Seorang murid SD Karang Gempita 02 Jakarta Selatan menolak memberikan penghormatan pada tiang bendera. Murid kelas 6 SD yang bernama Wawan tersebut menjelaskan bahwa ia hanya bersedia melakukan sikap hormat terhadap bendera merah putih, bukan pada tiang bendera. Pagi kemarin (14/6), Kepala Sekolah SD Karang Gempita 02 Husni Idris, S.Pd. memang memerintahkan murid-muridnya untuk menghormat pada tiang bendera saat upacara dilaksanakan. Wawan yang tidak mau menuruti perntah itu mengancam akan melaporkan upacara sesat tersebut pada Departemen Pendidikan Nasional.
�Lambang negara kita itu bendera merah putih, bukan tiang bendera! Yang harus kita hormati karena besarnya jasa para pahlawan adalah benderanya, bukan tiangnya!� ucap Wawan, �Para pahlawan mempertaruhkan nyawa demi mengibarkan benderanya, bukan menancapkan tiangnya!�
Husni Idris yang ditemui di kantor kepala sekolah membenarkan insiden tersebut. Ia juga tidak menyangkal bahwa dirinyalah yang menyuruh murid-murid untuk menghormat pada tiang bendera. Namun menurutnya, perintah itu diberikan lantaran bendera merah putih satu-satunya milik mereka saat itu masih belum kering akibat baru dicuci.
�Benderanya basah, belum kering Mbak, masih dijemur. Lalu bagaimana dong? Masa upacara bendera dicabeinlkan cuma karena masalah itu? Menurut saya upacara itu penting untuk meningkatkan sikap patriotisme dan nasionalisme para murid, jangan sampai tidak dilaksanakan cuma gara-gara tidak ada bendera. Esensinya kan bukan pada ada atau tidaknya bendera, tapi pada penghormatan kita. Kalau tidak ada bendera ya apa boleh buat� bayangkan saja di tiang itu ada bendernya� hormat itu kan adanya di hati, bukan di fisik,� jelas Husni.
http://kibulpos.info/2011/06/murid-sd-menolak-hormat-pada-tiang-bendera/hormat-tiang/
Menurutnya, semua murid dan guru mengerti akan hal itu dan bersedia menghormat pada bendera imajiner karena dalam keadaan darurat, kecuali Wawan. Wawan adalah satu-satunya murid yang tidak menyetujui upacara bendera tanpa bendera tersebut dan malah berusaha menghentikan jalannya upacara.
�Anak itu tiba-tiba teriak, dia bilang upacara ini sesat, melecehkan simbol negara, atau apalah. Padahal, dengan dia merusak upacara yang sedang berlangsung, justru dia yang melecehkan negara!� ujar Husni.
Karena Wawan mengancam akan melaporkan upacara tersebut ke Departemen Pendidikan, maka Husni dan para guru mencoba mencari jalan keluar. Upacara diistirahatkan selama lima belas menit dan para guru bernegosiasi dengan Wawan. Berdasarkan negosiasi tersebut, akhirnya tercapai kesepakatan. Upacara tetap dilaksanakan dan bendera yang masih basah tetap dinaikkan.
Dengan keputusan tersebut, Wawan mengaku puas, �Memang apa susahnya sih kalau begitu dari awal? Bendera basah kan nggak masalah, kalau udah dinaikin nanti juga kering sendiri, kan sekalian dijemur di tiang bendera.�
Meski menuruti tuntutan Wawan, namun Husni mengaku tetap merasa terganggu dengan upacara tersebut.
�Lebih baik upacara pakai bendera imajiner daripada pakai bendera basah. Memangnya dia pikir ini upacara bendera atau ibu-ibu lagi jemur pakaian? Memangnya itu tiang bendera atau tiang jemuran? Ini sih sama saja pelecehan terhadap simbol negara,� ucap Husni.
[/spoiler][spoiler=open this] for Baca Dulu Gan:
:ngakak: ngeliat komen dibawah... pada ngerjar ISO sampe gak baca
</div>
Seorang murid SD Karang Gempita 02 Jakarta Selatan menolak memberikan penghormatan pada tiang bendera. Murid kelas 6 SD yang bernama Wawan tersebut menjelaskan bahwa ia hanya bersedia melakukan sikap hormat terhadap bendera merah putih, bukan pada tiang bendera. Pagi kemarin (14/6), Kepala Sekolah SD Karang Gempita 02 Husni Idris, S.Pd. memang memerintahkan murid-muridnya untuk menghormat pada tiang bendera saat upacara dilaksanakan. Wawan yang tidak mau menuruti perntah itu mengancam akan melaporkan upacara sesat tersebut pada Departemen Pendidikan Nasional.
�Lambang negara kita itu bendera merah putih, bukan tiang bendera! Yang harus kita hormati karena besarnya jasa para pahlawan adalah benderanya, bukan tiangnya!� ucap Wawan, �Para pahlawan mempertaruhkan nyawa demi mengibarkan benderanya, bukan menancapkan tiangnya!�
Husni Idris yang ditemui di kantor kepala sekolah membenarkan insiden tersebut. Ia juga tidak menyangkal bahwa dirinyalah yang menyuruh murid-murid untuk menghormat pada tiang bendera. Namun menurutnya, perintah itu diberikan lantaran bendera merah putih satu-satunya milik mereka saat itu masih belum kering akibat baru dicuci.
�Benderanya basah, belum kering Mbak, masih dijemur. Lalu bagaimana dong? Masa upacara bendera dicabeinlkan cuma karena masalah itu? Menurut saya upacara itu penting untuk meningkatkan sikap patriotisme dan nasionalisme para murid, jangan sampai tidak dilaksanakan cuma gara-gara tidak ada bendera. Esensinya kan bukan pada ada atau tidaknya bendera, tapi pada penghormatan kita. Kalau tidak ada bendera ya apa boleh buat� bayangkan saja di tiang itu ada bendernya� hormat itu kan adanya di hati, bukan di fisik,� jelas Husni.
http://kibulpos.info/2011/06/murid-sd-menolak-hormat-pada-tiang-bendera/hormat-tiang/
Menurutnya, semua murid dan guru mengerti akan hal itu dan bersedia menghormat pada bendera imajiner karena dalam keadaan darurat, kecuali Wawan. Wawan adalah satu-satunya murid yang tidak menyetujui upacara bendera tanpa bendera tersebut dan malah berusaha menghentikan jalannya upacara.
�Anak itu tiba-tiba teriak, dia bilang upacara ini sesat, melecehkan simbol negara, atau apalah. Padahal, dengan dia merusak upacara yang sedang berlangsung, justru dia yang melecehkan negara!� ujar Husni.
Karena Wawan mengancam akan melaporkan upacara tersebut ke Departemen Pendidikan, maka Husni dan para guru mencoba mencari jalan keluar. Upacara diistirahatkan selama lima belas menit dan para guru bernegosiasi dengan Wawan. Berdasarkan negosiasi tersebut, akhirnya tercapai kesepakatan. Upacara tetap dilaksanakan dan bendera yang masih basah tetap dinaikkan.
Dengan keputusan tersebut, Wawan mengaku puas, �Memang apa susahnya sih kalau begitu dari awal? Bendera basah kan nggak masalah, kalau udah dinaikin nanti juga kering sendiri, kan sekalian dijemur di tiang bendera.�
Meski menuruti tuntutan Wawan, namun Husni mengaku tetap merasa terganggu dengan upacara tersebut.
�Lebih baik upacara pakai bendera imajiner daripada pakai bendera basah. Memangnya dia pikir ini upacara bendera atau ibu-ibu lagi jemur pakaian? Memangnya itu tiang bendera atau tiang jemuran? Ini sih sama saja pelecehan terhadap simbol negara,� ucap Husni.
[/spoiler][spoiler=open this] for Baca Dulu Gan:
:ngakak: ngeliat komen dibawah... pada ngerjar ISO sampe gak baca
</div>