PDA

View Full Version : Ida Ayu Rusmarini - Mengembalikan Bali ke Alam


somaybandung
27th May 2012, 03:31 PM
http://s.kaskus.id/images/2757924_20120319040121.gif



Ida Ayu Rusmarini - Mengembalikan Bali ke Alam






[/quote]





http://img717.imageshack.us/img717/300/idaayu.jpg








Sejak 20 tahun silam, Ida Ayu Rusmarini mulai mengumpulkan berbagai jenis tanaman dirumahnya. Bukan sekadar menghiasi dan menyejukkan pekarangan rumah, tanaman itu juga digunakan untuk mengobati orang sakit, membangkitkan perekonomian warga sekaligus mendidik anak-anak.





http://img684.imageshack.us/img684/3217/1329075781976398201.jpg



Rumah Ida Ayu Rusmarini atau dayu panggilannya terletak di Banjar Tunon, Desa Singkerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Rumah di lahan seluas sekitar 1 hektar itu dikelilingi sawah, khas suasana alam di Ubud yang sejuk. Untuk mencapai rumah itu, orang harus melewati jalan pedesaan yang hanya bisa dilalui satu mobil dan jalan tanah di tepi sawah.



Di areal rumah itu terdapat beberapa bangunan, seperti rumah belajar, unit pengolahan tanaman dan bangunan untuk terapi penyembuhan herbal. Di pekarangannya terdapat berbagai macam obat seperti cakar ayam, rumput mutiara dan keladi tikus, Ada pula tanaman untuk sarana upacara agama Hindu seperti daun sirih, daun puring dan bung cempaka. Total disini ada 387 jenis tanaman.



Konsep rumah itu dibuat sedemikian rupa karena sejak 1977 Dayu membentuk kelompok Putri Tiga Turus Lumbung Puri Damai. Melalui kelompok itu, ia membina perempuan, terutama kaum ibu untuk berlatih mengenali berbagai jenis tanaman.



Mereka juga mempratikkan teknik pemijatan dan mencoba mengembangkan usaha dalam bidang penyembuhan tradisional. Awalnya Dayu melatih 37 perempuan, kini sudah berkembang menjadi 150 perempuan.



" Saya melakukan upaya ini karena ingin Bali kembali ke alam " kata Dayu.



Masyarakat Bali, ia melanjutkan, harus kembali diingatkan bahwa alam telah memberikan semuanya. Dengan merawat dan mengambil manfaat dari alam, manusia pun dapat menyejahterakan diri.



Awalnya, para ibu di Desa Singakerta mengeluh, mereka umumnya tidak mempunyai uang, Anak-anak mereka pun terancam putus sekolah. Melihat kondisi itu, Dayu mencoba memberdayakan kaum ibu dengan memanfaatkan sumber daya alam berupa tanaman obat yang dia miliki.



Selain mengajarkan teknik memijat, ia juga mengajari mereka tentang berbagai tanaman yang bisa diolah untuk membantu penyembuhan.



Seiring dengan waktu, sebagian besar anak didik Dayu pun sukses. " Ada ibu yang sudah punya SPA sendiri dan ada pula yang sukses menjadi penjual habit tanaman," katanya.



Pendidikan Anak



Kreativitas Dayu memberdayakan warga desa tidak berhenti di sini.

Tahun 2010 dia membuka propgram pendidikan anak usia dini. Saat awal terbentuk hanya ada 7 siswa, Kini sekitar 50 anak yang belajar di tempat ini.



Keistimewaan proses belajar di tempat ini adalah anak-anak langsung belajar dari alam. Misalnya, untuk belajar berhitung. anak-anak akan diajak berlari menuju ke sebuah tanaman dan mencoba menghitung daunnya. Mereka juga berlatih membaca dengan mengeja kata-kata sederhana seputar tanaman, seperti "daun", "akar", atau "kayu".



"Anak-anak itu dengan cepat bisa menangkap pelajaran dengan cara seperti ini," katanya.



Dalam program belajar-mengajar itu, Dayu dibantu 6 sukarelawan. Di antara mereka ada yang berasal dari Amerika Serikat dan Inggris. Rencananya, anak-anak juga akan mendapat program belajar bahasa inggris, tetap dengan media belajar alam.



Untuk mendukung semua kegiatan tersebut, Dayu antara lain membuat fasilitas terapi pengobatan tradisional. Di tempat itu terdapat berbagai ramuan obat herbal yang sudah dikemas. Disini Dayu dan suaminya. I Wayan Damai, menangani pengobatan dengan cara pijat dan konsumsi ramuan obat herbal, Setiap minggu ada 60-70 orang yang mereka tangani.



Dari Kegagalan



Semua usaha Dayu tersebut bermula dari kegagalannya menjadi seorang dokter. Sejak kanak-kanak, Dayu begitu terobsesi menjadi dokter karena Cening Karana, ayahnya, adalah seorang dokter, sedangkan sang bunda, Ida Ayu Kartika, berprofesi sebagai bidan. Saat Dayu remaja orangtuanya memiliki klinik di Denpasar.



Namun, Dayu tidak terima saat mendaftar pada Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Dia lantas memilih belajar pada Fakultas Pertanian di Universitas yang sama. Meski demikian, sang ayah tetap memberikan dukungan kepada Dayu.



" Walaupun dari pertanian, jangan putus asa. Kamu tetap bisa mengobati orang dengan ilmu pengetahuan yang kamu miliki," kata Dayu menirukan ucapan ayahnya ketika itu.



Tahun 2010 Dayu berpindah tugas, dia menjadi anggota staf Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Di sini dia membidangi unit kesehatan tradisional. Sejak saat itulah Dayu mulai fokus mengembangkan dan memanfaatkan berbagai tanaman obat.



Ketika merasa jenuh tinggal di kota ( Denpasar ), Dayu memutuskan kembali ke kampungnya, Gianyar, pada 2007. Sejak itu pula dia bekerja di Badan Lingkungan Hidup Gianyar sebagai Kepala Seksi Laboratorium Darat, sekaligus mengurus kelompok Putri Toga Turus Lumbung Puri Damai hingga kini.



Berkat kerja kerasnya selama ini, Dayu bersama kelompoknya tersebut mendapat penghargaan untuk kategori Peduli Lestari dari Yayasan Keanekaragaman Hayati indonesia ( Kehati ) pada februari 2012. Meski demikian, Dayu merasa usaha mereka untuk mengembalikan Bali ke Alam masih panjang....






[quote]





SUMBER (http://cetak.kompas.com/)





Thread Supported By :



http://i1179.photobucket.com/albums/x386/chari101162/nta4.png (http://livebeta.kaskus.us/thread/000000000000000013756864/nice-thread-academy--lets-make-nice-thread-for-kaskus-better----part--16/)





</div>