jokowikotak
27th May 2012, 03:30 PM
San
Francisco, Seperti
halnya cairan tubuh
yang lain, keringat
dianggap menjijikkan
bagi kebanyakan
orang apalagi jika
baunya tidak sedap.
Kalaupun tidak berbau,
tidak ada jaminan
bahwa keringat
tersebut bebas
bakteri yang bisa
menularkan penyakit.
Kondisi ini tentu agak
menyudutkan kaum
nudis atau orang-
orang yang suka
telanjang di tempat
umum. Bagaimana
tidak, karena
tubuhnya tidak
tertutupi sehelai
kainpun maka
keringatnya dengan
mudah bisa menempel
di mana saja misalnya
saat duduk di tempat
umum.
Warga di wilayah San
Francisco yang
selama ini ramah
kepada kaum nudist,
kini juga mulai
meresahkan keringat
yang menempel di
mana-mana
khususnya di tempat-
tempat umum. Warga
merasa jijik ketika
duduk di kursi yang
baru saja diduduki
orang tanpa busana.
Mungkin tidak cuma
keringat, bayangan
tentang kotoran
tubuh lainnya juga
menambah rasa jijik
mengingat orang
duduk pasti
melibatkan kontak
langsung antara kursi
dengan pantat. Jika
tidak bersih saat
mencucinya setelah
buang air besar, maka
risiko penularan
bakterinya tentu lebih
besar lagi.
Setelah menerima
banyak keluhan dari
warga, pemerintah
setempat kini
menetapkan
peraturan baru bagi
kaum nudist. Intinya
orang-orang ini tetap
bebas tampil bugil di
jalanan, namun harus
mematuhi beberapa
ketentuan saat mau
duduk di taman atau
makan di restoran.
Jika ingin duduk di
taman atau kursi
untuk umum, kaum
nudist wajib mengalasi
pantatnya dengan
kertas koran supaya
tidak meninggalkan
bekas keringat atau
kotoran tubuh lainnya.
Di restoran malah lebih
ekstrem, kaum nudist
dilarang masuk dan
hanya boleh makan di
luar.
Denda yang harus
dibayar jika aturan
dilanggar adalah US$
100 (Rp 900 ribu) untuk
pelanggaran pertama
dan US$ 200 (Rp 1,8
juta) untuk
pelanggaran kedua.
Sanksi untuk
pelanggaran ketiga
sangat berat, yakni
denda US$ 1.000 (Rp 9
juta) ditambah
kurungan maksimal 1
tahun.
"Saya bukan ahli
kesehatan, tetapi
saya percaya duduk
telanjang di tempat
umum sangat tidak
sehat. Anda mau
menduduki kursi
bekas orang bugil?
Saya pikir kebanyakan
akan bilang tidak,"
ungkap Scott Wiener,
salah satu pejabat
San Francisco seperti
dikutip dari
Dailytelegraph, Jumat
(4/11/2011).
Beberapa jenis
penyakit kulit seperti
panu memang dapat
ditularkan melalui
kontak tidak langsung,
dalam arti hanya
melalui bekas keringat.
Namun penyakit-
penyakit infeksi serius
seperti Human
Immunodeficeincy
Virus (HIV) misalnya,
tidak akan semudah
itu menular lewat
bekas tempat duduk.
Telanjang di tempat
umum merupakan
sesuatu yang legal dan
sangat dihargai di
lingkungan yang
sangat liberal seperti
San Francisco. Kaum
nudist yang berjalan-
jalan tanpa sehelai
kain mudah sekali
ditemukan di wilayah
ini, khususnya di
distrik Castro.
maaf posting via hp :shakehand:
menerima :melonndan:
menolak :cabendan:
sumber : detikhealth.com http://img.kaskus.co.id/images/kaskusmobile_hp.gif
</div>
Francisco, Seperti
halnya cairan tubuh
yang lain, keringat
dianggap menjijikkan
bagi kebanyakan
orang apalagi jika
baunya tidak sedap.
Kalaupun tidak berbau,
tidak ada jaminan
bahwa keringat
tersebut bebas
bakteri yang bisa
menularkan penyakit.
Kondisi ini tentu agak
menyudutkan kaum
nudis atau orang-
orang yang suka
telanjang di tempat
umum. Bagaimana
tidak, karena
tubuhnya tidak
tertutupi sehelai
kainpun maka
keringatnya dengan
mudah bisa menempel
di mana saja misalnya
saat duduk di tempat
umum.
Warga di wilayah San
Francisco yang
selama ini ramah
kepada kaum nudist,
kini juga mulai
meresahkan keringat
yang menempel di
mana-mana
khususnya di tempat-
tempat umum. Warga
merasa jijik ketika
duduk di kursi yang
baru saja diduduki
orang tanpa busana.
Mungkin tidak cuma
keringat, bayangan
tentang kotoran
tubuh lainnya juga
menambah rasa jijik
mengingat orang
duduk pasti
melibatkan kontak
langsung antara kursi
dengan pantat. Jika
tidak bersih saat
mencucinya setelah
buang air besar, maka
risiko penularan
bakterinya tentu lebih
besar lagi.
Setelah menerima
banyak keluhan dari
warga, pemerintah
setempat kini
menetapkan
peraturan baru bagi
kaum nudist. Intinya
orang-orang ini tetap
bebas tampil bugil di
jalanan, namun harus
mematuhi beberapa
ketentuan saat mau
duduk di taman atau
makan di restoran.
Jika ingin duduk di
taman atau kursi
untuk umum, kaum
nudist wajib mengalasi
pantatnya dengan
kertas koran supaya
tidak meninggalkan
bekas keringat atau
kotoran tubuh lainnya.
Di restoran malah lebih
ekstrem, kaum nudist
dilarang masuk dan
hanya boleh makan di
luar.
Denda yang harus
dibayar jika aturan
dilanggar adalah US$
100 (Rp 900 ribu) untuk
pelanggaran pertama
dan US$ 200 (Rp 1,8
juta) untuk
pelanggaran kedua.
Sanksi untuk
pelanggaran ketiga
sangat berat, yakni
denda US$ 1.000 (Rp 9
juta) ditambah
kurungan maksimal 1
tahun.
"Saya bukan ahli
kesehatan, tetapi
saya percaya duduk
telanjang di tempat
umum sangat tidak
sehat. Anda mau
menduduki kursi
bekas orang bugil?
Saya pikir kebanyakan
akan bilang tidak,"
ungkap Scott Wiener,
salah satu pejabat
San Francisco seperti
dikutip dari
Dailytelegraph, Jumat
(4/11/2011).
Beberapa jenis
penyakit kulit seperti
panu memang dapat
ditularkan melalui
kontak tidak langsung,
dalam arti hanya
melalui bekas keringat.
Namun penyakit-
penyakit infeksi serius
seperti Human
Immunodeficeincy
Virus (HIV) misalnya,
tidak akan semudah
itu menular lewat
bekas tempat duduk.
Telanjang di tempat
umum merupakan
sesuatu yang legal dan
sangat dihargai di
lingkungan yang
sangat liberal seperti
San Francisco. Kaum
nudist yang berjalan-
jalan tanpa sehelai
kain mudah sekali
ditemukan di wilayah
ini, khususnya di
distrik Castro.
maaf posting via hp :shakehand:
menerima :melonndan:
menolak :cabendan:
sumber : detikhealth.com http://img.kaskus.co.id/images/kaskusmobile_hp.gif
</div>