ondelondel
27th May 2012, 03:29 PM
NEW DELHI � India semakin menunjukkan diri sebagai salah satu kekuatan teknologi yang terus berkembang di dunia. Kemarin negara itu mengungkapkan apa yang disebut sebagai komputer tablet termurah di dunia.
Komputer itu dijual dengan harga subsidi sebesar USD35 (Rp312.900) kepada para siswa dan mahasiswa di negara itu. Tujuannya jelas.India ingin memperluas akses digital di seluruh negeri yang ketinggalan dari negara sejawatnya, seperti China dan Brasil, dalam hal konektivitas.
Menurut pemerintah, gadget yang disebut Aakash (langit), awalnya akan disediakan dalam jumlah 100.000 unit sebelum diproduksi lagi untuk jutaan siswa di negara itu dalam beberapa bulan mendatang. �Dalam waktu singkat, komputer seharga USD35 itu akan tersedia bagi tiap anak di sekolah.Tablet itu seharusnya membantu meningkatkan kualitas pembelajaran anakanak,� papar Menteri Telekomunikasi dan Pendidikan India Kapil Sibal,dikutip Reuters.
Tablet itu diluncurkan secara resmi kemarin oleh Menteri Sibal dan DataWind, perusahaan kecil berbasis Inggris, yang mengembangkannya. Label harga pada tablet itu dibanderol 1.750 rupee. Setelah dikembangkan selama dua tahun,Aakash akan dirakit di India agar dapat membantu pemerintah untuk mencapai tujuan penggabungan teknologi informasi dalam pendidikan.
Meski, kritikus meragukan bahwa peralatan itu akan mewujudkan harapan tersebut. Menurut laporan perusahaan analisa risiko Maplecroft, India mengikuti jejak negaranegara anggota BRIC�Brasil, Rusia,dan China�dalam usaha membuat 1,2 miliar pendudukan terkoneksi dengan teknologi seperti internet dan telepon seluler.
Menurut laporan terbaru, jumlah pengguna Internet meningkat 15 kali lipat sejak tahun 2000 hingga 2010.Tapi, hanya 8% warga India yang mendapatkan akses dibandingkan dengan hampir 40% di China. Tiap bulan, sekitar 19 juta orang berlangganan telepon seluler.
Angka ini membuat India menjadi pasar yang tumbuh tercepat di dunia. Tapi, sebagian besar dari angka itu adalah segmen yang lebih kaya dari total populasi di kota-kota. Bharat Mehra, pakar penggunaan teknologi komunikasi untuk pengembangan menuturkan, tablet bersubsidi bisa digunakan untuk memperkecil jarak pendidikan di kawasan perdesaan dan para siswa.
�Kalau mereka bisa menyelesaikan apa yang dijanjikan, maka itu akan membuat perbedaan besar,� ujar Mehra, yang mengajar di Universitas Tennessee. Di sisi lain,peluncuran Kindle Fire dari Amazon pekan lalu menggoyang pasar tablet global. Dengan label harga USD199 dan browser yang licin, tablet itu menjadi ancaman serius terhadap iPad keluaran Apple Inc.
Seperti Kindle Fire,Aakash menggunakan sistem operasi Google Android. Tapi, pengamat pasar skeptis bahwa peralatan buatan India itu akan mendapatkan penggemar massal. Spesifikasi lengkap tidak diberikan pada pra-peluncuran Aakash.
Tapi,sering kali peralatan low-end menggunakan layar LCD penahan dan bukan layar sentuh lengkap.Laporan media menyatakan, peralatan itu akan berkoneksi lewat wireless broadband, yang tidak tersedia di banyak area.
�Yang berkenaan dengan tablet murah itu adalah sebagian besar akan tidak bisa digunakan,� papar Rajat Agrawal, editor eksekutif di pe-review teknologi BGR India.�Mereka tidak punya layar sentuh yang tidak sangat bagus, dan biasanya sangat lambat.� ● Alvin
INI BARU MENTRI
BAGAI MANA DENGAN MENTRI KITA YANG SATU INI
</div>
Komputer itu dijual dengan harga subsidi sebesar USD35 (Rp312.900) kepada para siswa dan mahasiswa di negara itu. Tujuannya jelas.India ingin memperluas akses digital di seluruh negeri yang ketinggalan dari negara sejawatnya, seperti China dan Brasil, dalam hal konektivitas.
Menurut pemerintah, gadget yang disebut Aakash (langit), awalnya akan disediakan dalam jumlah 100.000 unit sebelum diproduksi lagi untuk jutaan siswa di negara itu dalam beberapa bulan mendatang. �Dalam waktu singkat, komputer seharga USD35 itu akan tersedia bagi tiap anak di sekolah.Tablet itu seharusnya membantu meningkatkan kualitas pembelajaran anakanak,� papar Menteri Telekomunikasi dan Pendidikan India Kapil Sibal,dikutip Reuters.
Tablet itu diluncurkan secara resmi kemarin oleh Menteri Sibal dan DataWind, perusahaan kecil berbasis Inggris, yang mengembangkannya. Label harga pada tablet itu dibanderol 1.750 rupee. Setelah dikembangkan selama dua tahun,Aakash akan dirakit di India agar dapat membantu pemerintah untuk mencapai tujuan penggabungan teknologi informasi dalam pendidikan.
Meski, kritikus meragukan bahwa peralatan itu akan mewujudkan harapan tersebut. Menurut laporan perusahaan analisa risiko Maplecroft, India mengikuti jejak negaranegara anggota BRIC�Brasil, Rusia,dan China�dalam usaha membuat 1,2 miliar pendudukan terkoneksi dengan teknologi seperti internet dan telepon seluler.
Menurut laporan terbaru, jumlah pengguna Internet meningkat 15 kali lipat sejak tahun 2000 hingga 2010.Tapi, hanya 8% warga India yang mendapatkan akses dibandingkan dengan hampir 40% di China. Tiap bulan, sekitar 19 juta orang berlangganan telepon seluler.
Angka ini membuat India menjadi pasar yang tumbuh tercepat di dunia. Tapi, sebagian besar dari angka itu adalah segmen yang lebih kaya dari total populasi di kota-kota. Bharat Mehra, pakar penggunaan teknologi komunikasi untuk pengembangan menuturkan, tablet bersubsidi bisa digunakan untuk memperkecil jarak pendidikan di kawasan perdesaan dan para siswa.
�Kalau mereka bisa menyelesaikan apa yang dijanjikan, maka itu akan membuat perbedaan besar,� ujar Mehra, yang mengajar di Universitas Tennessee. Di sisi lain,peluncuran Kindle Fire dari Amazon pekan lalu menggoyang pasar tablet global. Dengan label harga USD199 dan browser yang licin, tablet itu menjadi ancaman serius terhadap iPad keluaran Apple Inc.
Seperti Kindle Fire,Aakash menggunakan sistem operasi Google Android. Tapi, pengamat pasar skeptis bahwa peralatan buatan India itu akan mendapatkan penggemar massal. Spesifikasi lengkap tidak diberikan pada pra-peluncuran Aakash.
Tapi,sering kali peralatan low-end menggunakan layar LCD penahan dan bukan layar sentuh lengkap.Laporan media menyatakan, peralatan itu akan berkoneksi lewat wireless broadband, yang tidak tersedia di banyak area.
�Yang berkenaan dengan tablet murah itu adalah sebagian besar akan tidak bisa digunakan,� papar Rajat Agrawal, editor eksekutif di pe-review teknologi BGR India.�Mereka tidak punya layar sentuh yang tidak sangat bagus, dan biasanya sangat lambat.� ● Alvin
INI BARU MENTRI
BAGAI MANA DENGAN MENTRI KITA YANG SATU INI
</div>