Log in

View Full Version : Cuma Share Tugas Kampus dan Kerjaan [Part.2]


tahugejrot
27th May 2012, 03:29 PM
Nah sekarang ane mau nerangin apa itu BTS dan cara kerjanya.

Silahkan disimak.



Kanal frekuensi yang dipakai oleh BTS untuk berkomunikasi dengan handphone-handphone pelanggan dikenal dengan kanal fekuensi downlink sedangkan kanal frekuensi yang dipakai oleh handphone untuk berkomunikasi dengan BTS disebut sebagai kanal frekuensi uplink

Mengapa handphone pelanggan perlu berkomunikasi dengan BTS? Ingat, handphone dibuat bukan hanya melihat apakah ada sinyal atau coverage saja, tetapi untuk tujuan utama yakni melakukan percakapan. Untuk memulai percakapan, handphone pelanggan harus meminta akses kepada BTS, yang selanjutnya akan di-follow-up oleh BTS dengan menyediakan satu jalur khusus percakapan buat pelanggan yang meminta akses percakapan tadi.

Dengan teknologi analog, laiknya radio FM, satu kanal frekuensi hanya bisa melayani satu akses/layanan saja. Dalam paparan sebelumnya, telah disebutkan tiga akses/layanan yang berbeda: 1) broadcast (dari BTS ke handphone), 2) booking-an handphone ke BTS supaya disediakan akses kanal percakapan dan 3) akses kanal percakapan buat handphone yang disediakan oleh BTS setelah handphone melakukan bookingan akses. Dengan cara konvensional (analog), seharusnya ada 3 frekuensi yang harus dipancarkan untuk mengakomodasi ke-3 bentuk layanan ini. Untungnya, dengan teknologi GSM (digital) satu kanal frekuensi bisa dibagi lagi hingga 8 sub kanal, yang disebut time slot (TS). Pada contoh di atas, masih terdapat 5 sub kanal sisa yang dapat digunakan oleh 5 pelanggan lain untuk melakukan percakapan.



Kesimpulan: 1 BTS, dengan satu unit radio TRX -satu kanal frekuensi dupleks-, akan menyediakan 8 time slot untuk: 1) menyediakan sinyal coverage (1 TS), 2) mem-booking akses percakapan (1 TS) dan 3) menyediakan kanal percakapan (6 TS). Kita bisa berasumsi bahwa maksimal hanya 6 pelanggan bisa melakukan percakapan secara bersamaan dalam satu BTS (dengan satu sektor, satu TRX). .



.

Apabila satu kota tertentu hanya memiliki 1 BTS (3 sektor, 3 TRX), maka semua handphone di kota tersebut bisa mendapat sinyal tapi hanya maksimum 18 (6�3) pelanggan yang bisa melakukan percakapan dalam waktu yang bersamaan. Pelanggan berikut yang ingin melakukan percakapan harus menunggu salah satu dari ke-18 ini selesai. Sangat jauh dari cukup.



Ini bisa dialami ketika mendadak di suatu tempat ada kejadian luar biasa yang menyebabkan terkumpulnya sejumlah besar orang, misalnya ledakan bom, sehingga orang-orang ingin melakukan panggilan secara bersamaan. Jelas, akan sulit sekali melakukan maupun menerima panggilan telpon karena tidak seimbangnya jumlah pelanggan dengan kapasitas yang bisa ditawarkan oleh 1 BTS (hanya 18 orang dalam waktu bersamaan). Agar lebih banyak pelanggan yang bisa dilayani, otomatis harus lebih banyak BTS yang harus dibangun, karena pelanggan bukan hanya ingin melihat ada coverage GSM saja tapi juga ingin melakukan panggilan telepon. Kebutuhan melakukan panggilan ini (dari handphone ke BTS) atau sebaliknya menerima panggilan (dari BTS ke handphone) itulah yang membatasi kapasitas sehingga harus dibangun lebih banyak lagi BTS. Jelas, semakin banyak jumlah pelanggan sebuah operator, maka akan semakin banyak pula jumlah BTS yang harus dibangun. .



Komponen BTS dan Kapasitas Trafik.



Operator tidak membangun 1 BTS hanya dengan 1 unit radio (TRX) pada BTS tersebut. Karena kapasitas berbanding lurus dengan jumlah TRX yang tersedia maka, jika memungkinkan, operator akan menempatkan sebanyak-banyaknya TRX (tergantung alokasi frekuensi operator) di BTS tersebut, sehingga akan melayani sebanyak mungkin pelanggan. Ini cara yang pertama.



Strategi berikutnya adalah dengan membuat sektorisasi BTS, umumnya 3 sektor. Masing-masing sektor akan ditempatkan dengan jumlah maksimum TRX. Dengan sektorisasi semacam ini, cakupan coverage per sektor memang akan mengecil, terbatas pada sektor tersebut, tapi coverage-nya akan tetap sama, secara keseluruhan, jika ke-3 sektor digabung. Dengan sektorisasi, kapasitas trafik yang bisa diakomodasi 1 BTS kini jauh bertambah karena ada jauh lebih banyak TRX yang bisa dipasang.



Tentu ada yang dirugikan, sebenarnya ke-2 pihak dirugikan, jika sampai ada coverage yang hilang karena sektorisasi ini, meskipun kapasitas trafik bertambah banyak. Bagaimana caranya melakukan sektorisasi sehingga tidak ada coverage yang hilang (blank spot)? Agar semua area di sekitar BTS bisa menerima coverage maka antena yang memancar harus sanggup memancar 360 derajat, yaitu ke segala arah. Antena jenis ini disebut sebagai antena omni. Antena omni dipasang pada BTS yang tidak membutuhkan sektorisasi. Untuk BTS dengan sektorisasi, derajat pancar antena (horizontal beamwidth, HBW) harus diatur sehingga total jumlah derajat pancar dari setiap antena sektor pada BTS itu paling kurang 360 derajat.



Jumlah maksimum TRX yang bisa terpasang pada setiap TRX tergantung alokasi frekuensi yang dimiliki oleh operator. Perencanaan harus dilakukan sehingga frequency reuse dari TRX-TRX ini masih menjamin kualitas minimum sinyal (co-channel dan adjacent channel interference) yang disyaratkan. Operator dengan 37 kanal frekuensi, misalnya, paling tidak harus memberikan batas maksimum 4 TRX pada setiap sektor atau total 12 TRX per BTS sehingga jaminan kualitas ini dapat dicapai.



SUMBER: http://www.scribd.com/doc/36665628/BTS-Diagram

Nanti kalau sempat ane Update lagi, sekarang udah mulai ngantuk :mewek:



maaf gan nopict :ganteng:

Ane terima :melonndan:

gag ngarep dapet :cabendan:





:ganteng:

</div>