somaybandung
27th May 2012, 03:28 PM
Ok, agak offense judulnya. Tapi gak apalah gue straight to the point.
TULISAN INI SEPENUHNYA SAYA AMBIL DARI BLOG TEMEN SAYA, Saya juga anak SMA 6 Jakarta
[/spoiler] for Sulutan Api di Bumi Mahakam:
Sulutan Api di Bumi Mahakam
Bagai matahari kita hidup, bagai noda kita terbuang
semua yang saya tuliskan merupakan opini. Opini ini juga dituliskan berdasarkan apa yang saya lihat pada siang hari tadi, dan juga apa yang saya dengar dari sumber yang saya percayai.
Senin, 19 September 2011 - siang ini, seusai saya dan teman-teman saya melaksanakan Ujian Awal Semester hari ketiga, peristiwa bentrok antara lembaga pendidikan SMAN 6 Mahakam dan wartawan pun terjadi.
saya merupakan siswa SMAN 6 Mahakam kelas XII. hanya seorang murid biasa, tidak teladan, tidak pintar, bukan anak emas. jauh dari semua itu.
namun saya juga bukan sampah yang tidak mengetahui posisi saya.
semua ini dimulai ketika SMAN 6 Mahakam dan SMAN 70 Bulungan tawuran pada hari Jum'at lalu. seorang wartawan yang merasa kekurangan gambar tawuran tersebut menuju ke gerbang SMAN 6 Mahakam untuk mengambil beberapa gambar. tentu saja beberapa murid yang merasa terancam tersulut emosinya dan merampas kaset dari wartawan tersebut.
Pagi ini para wartawan datang untuk meminta pertanggung jawaban dari Kepala Sekolah. menurut beberapa guru SMAN 6 Mahakam, wartawan tersebut sudah bertemu dengan Ibu Kadarwati selaku Kepala Sekolah sebanyak tiga kali.
Siang ini saya melihat beberapa peristiwa. Pada awalnya saya belum memedulikan kehadiran wartawan pada siang hari itu, "Yah, namanya juga wartawan", saya pikir. namun semua itu berubah ketika beberapa kericuhan kecil terjadi. saya bergegas menuju gerbang. tidak seperti hari lainnya, gerbang itu tergembok dari dalam. mengurung kami semua. mengurung kami dalam keamanan dan keselamatan.
"Turun kau dari sana!", teriak seorang guru Kimia. Ia menatap ke langit-langit, ke atap gedung SMAN 6 Mahakam, atap Pos Satpam. seorang wartawan memanjat gedung sekolah saya, mengotorinya dengan sepatunya. ia menginjak sekolah saya, tempat saya meraih pendidikan selama 2 tahun terakhir. "Woi, ngapain lo di sana!" teriak saya kepada wartawan itu. "Turun! Apa-apaan kamu!", "Tunjukkan etikamu!" teriak warga kantin dan guru-guru. tapi semua teriakkan itu hanya dibalas dengan ancaman oleh wartawan itu, "Jangan bicara soal etika kepada saya!", "Awas kamu, saya bisa menuntut!" sambil menunjuk-nunjuk ke arah saya dan orang-orang yang berada di bawah.
"Kerja wartawan dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers". Bagaimana dengan hak kami? hak ketenangan kami, hak kami mengenyam pendidikan. kami membela sekolah kami. kenyamanan dan keamanan kami dinganggu oleh seonggok wartawan yang menjaga "harga diri". tidakkah kamu akan melakukan hal yang sama terhadap sekolahmu? dimana kamu mendapatkan kenangan dan dasar pendidikan yang kamu raih. tempat dimana kamu belajar untuk menggapai cita-citamu. tempat dimana kamu belajar untuk menjadi wartawan.
Manusia merasa hebat akan keperkasaannya, namun enggan hilang dalam rasa malu.
Beberapa saat setelah peristiwa naiknya wartawan tersebut, orang-orang yang ingin keluar/masuk gerbang SMAN 6 dikepung oleh wartawan. beberapa teman seangkatan saya berjalan menuju sekolah dari arah Taman untuk mengambil motor dan pergi dari tempat kejadian. namun, pada saat ia baru saja keluar dari gerbang bersama motornya, wartawan mulai mengepungnya (mungkin ingin mengambil gambar), namun dari kepungan itu muncul satu pukulan, dua pukulan. ricuh. "Itu teman saya!", teriak teman-teman saya dari dalam gerbang, "Bu! tolonginin dia, Bu!". "Anakku! Anakku!" teriak Ibu Husni, guru Fisika saya ketika saya kelas X. Ibu Husni merupakan guru yang sangat peduli dengan anak didiknya. walaupun terkadang ia berbeda pendapat dengan kami semua, namun ia tetap guru yang melindungi kami. lalu, teman saya menjatuhkan motornya, melindungi dirinya dan masuk kembali ke dalam Mahakam.
setelah itu muncul beberapa kericuhan kecil lagi. kamera tertuju pada gerbang kami dan meliput kami semua. banyak dari para wartawan yang memprovokasi para guru. caranya dengan bertanya dengan nada menjengkelkan dan terus menerus tentang "anak didik". "Bagaimana ini pak anak didiknya?", "Tolong itu anak didiknya diajarkan sopan santun!". bahkan kabarnya seorang guru BK dilemparkan mangkuk soto ayam oleh wartawan ketika ia berusaha melerai.
tidak lama dari itu saya pulang ke rumah. memantau kejadian melalui internet.
kejadian terbaru yang saya dapatkan merupakan : polisi melepaskan tembakan peringatan. Namun, tembakan peringatan tersebut tak digubris kedua pihak. Kericuhan pun semakin menjadi saat ada seorang anak SMA yang ditemukan bersimbah darah di depan SMA 6 (sumber : detiknews).
melihat semua ini membuat saya sadar, betapa jauhnya Indonesia dari persatuan. betapa jauhnya dunia dari perdamaian. betapa sulitnya menjalankan diplomasi ketika emosi mengambil alih segalanya. betapa kurang dewasanya masyarakat dalam mengambil tindakan. dan betapa naifnya manusia akan kemenangan semata.
dengan mudahnya penghormatan saya terhadap wartawan hilang. saya kuburkan dalam-dalam fakta bahwa saya pernah ingin menjadi seorang wartawan. bagai noda mereka terbuang.
mungkin dalam hal ini, kedua pihak memang melakukan kesalahan. namun tidak seharusnya kesalahan tersebut ditindak lanjuti seperti ini.
kedua pihak adalah salah. selesai.
Nih Link Blog nya: http://monkeydonkeyrules.blogspot.co...i-mahakam.html (http://monkeydonkeyrules.blogspot.com/2011/09/sulutan-api-di-bumi-mahakam.html)
Oke, sekarang dari situ agan bisa simpulkan sendiri, kedua pihak memang salah..
Kalau udah begitu, kenapa nggak diselesaikan langsung ke pihak terkait? Sekarang saya ingin memberi agan beberapa video langsung dari HP saya sendiri, gimana situasinya
for 2:
Dari video tersebut agan bisa lihat, gimana kelakuan para wartawan yang lebih dewasa, tapi kenapa tidak berkeluakan layaknya orang dewasa? Manjat atap sekolah ane yg ane banggain, maksudnya apa? Dimana etika anda? Anda dilindungi oleh undang-undang, dan kami juga dilindungi sama seperi apa yang dikatakan teman saya diatas. Kami punya hak disini.
Coba lihat kode etik jurnalistik di bawah ini, terutama poin (b)
Pasal 2
Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.
Penafsiran:
Cara-cara yang profesional adalah:
a. menunjukkan identitas diri kepada narasumber;
b. menghormati hak privasi;
c. tidak menyuap;
d. menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya;
e. rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang;
f. menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian gambar, foto, suara;
g. tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain sebagai karya sendiri;
h. penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita investigasi bagi kepentingan publik.
Source: http://id.wikisource.org/wiki/Kode_Etik_Jurnalistik
Tolong agan-agan sama-sama berpikir dewasa dan jangan mudah diprovokasi media. Jangan asal nge-judge kalo SMAN 6 itu Jelek, Ancur, Tukang Tawuran, kami masih punya hati gan, kami juga manusia, kalau diajak ngomong 4 mata juga kami bisa ngerti, bisa kalem, gausah ngeprovokasi gitu juga.
Sorry gan kalo ane rada nge-offense
Tapi ane juga masih labil itu hanya buah pikiran ane. Ane juga punya hak buat ngeluarin pendapat.
Nih gan ada 1 1 nya berita yang bahas dari sudut SMA Ane, kenapa gak ada media lain? Saya berpikiri kayaknya ada urusan pribadi yang menyangkut politik disini :)
http://www.tribunnews.com/2011/09/19...al-siswa-sma-6 (http://www.tribunnews.com/2011/09/19/wartawan-pemicu-aksi-brutal-siswa-sma-6)
Semua media menyiarkan wartawan ini berdarah wartawan itu ketimpuk, tapi murid sman 6 yang bedarah", ditimpuk mangkok, gak ada satu katapun disana? Politik lagi kah?
Ane cuman mau ngingetin aja gan, HATI-HATI JANGAN GAMPANG KEPROVOKASI BERITA. TELITI DULU GAN KEASLIANNYA JANGAN ASAL PERCAYA.
NANTI ANE UPDATE KALO ADA FOTO-FOTO ATO BERITA TERBARU :)
THANKYOU GAN SAYA BUAT THREAD INI HANYA PENUH DENGAN OPINI SAYA TANPA ADA MAKSUD UNTUK MENJELEK"AN SEKOLAH SAYA ATAU PIHAK PERS :) Salam Damai
Gue gak butuh bata gak butuh melon gan. Cuman mau ngasih info aja dan semoga agan ngerti maksud ane apa. Thankyou lagi
:loveindonesia :ceriwislove: http://ceri.ws/smilies/nosara.gif :shakehand:
Updet
[spoiler=open this] for Kronologi Bentrokan Versi Polisi:
Klik (bukan betmen) (http://metro.vivanews.com/news/read/248408-kronologi-bentrok-sma-6-wartawan-versi-polisi)
Ini ternyata tujuan politik sesungguhnya kenapa 6 selalu diliput media dan dicari-cari terus kesalahannya:
http://www.tribunnews.com/2011/09/19...-6-atau-sma-70 (http://www.tribunnews.com/2011/09/19/polisi-bakal-rekomendasikan-pemindahan-sma-6-atau-sma-70)
KEPSEK GUE BERBICARA! LISTEN!!!! SHE REVEALS THE TRUTH.
kayanya youtube error nih link downloadnya klik (http://www.4*shared.com/file/02g6_Gje/VN00001-20110920-1316_copy.html?) (4*hared) klik (http://www.indo*web*ster...com/download/audio/vn00001_20110920_1316_copy) (idws)
UPDATE KLIK (http://www.kaskus.co.id/showthread.php?p=515441672#post515441672)
</div>
TULISAN INI SEPENUHNYA SAYA AMBIL DARI BLOG TEMEN SAYA, Saya juga anak SMA 6 Jakarta
[/spoiler] for Sulutan Api di Bumi Mahakam:
Sulutan Api di Bumi Mahakam
Bagai matahari kita hidup, bagai noda kita terbuang
semua yang saya tuliskan merupakan opini. Opini ini juga dituliskan berdasarkan apa yang saya lihat pada siang hari tadi, dan juga apa yang saya dengar dari sumber yang saya percayai.
Senin, 19 September 2011 - siang ini, seusai saya dan teman-teman saya melaksanakan Ujian Awal Semester hari ketiga, peristiwa bentrok antara lembaga pendidikan SMAN 6 Mahakam dan wartawan pun terjadi.
saya merupakan siswa SMAN 6 Mahakam kelas XII. hanya seorang murid biasa, tidak teladan, tidak pintar, bukan anak emas. jauh dari semua itu.
namun saya juga bukan sampah yang tidak mengetahui posisi saya.
semua ini dimulai ketika SMAN 6 Mahakam dan SMAN 70 Bulungan tawuran pada hari Jum'at lalu. seorang wartawan yang merasa kekurangan gambar tawuran tersebut menuju ke gerbang SMAN 6 Mahakam untuk mengambil beberapa gambar. tentu saja beberapa murid yang merasa terancam tersulut emosinya dan merampas kaset dari wartawan tersebut.
Pagi ini para wartawan datang untuk meminta pertanggung jawaban dari Kepala Sekolah. menurut beberapa guru SMAN 6 Mahakam, wartawan tersebut sudah bertemu dengan Ibu Kadarwati selaku Kepala Sekolah sebanyak tiga kali.
Siang ini saya melihat beberapa peristiwa. Pada awalnya saya belum memedulikan kehadiran wartawan pada siang hari itu, "Yah, namanya juga wartawan", saya pikir. namun semua itu berubah ketika beberapa kericuhan kecil terjadi. saya bergegas menuju gerbang. tidak seperti hari lainnya, gerbang itu tergembok dari dalam. mengurung kami semua. mengurung kami dalam keamanan dan keselamatan.
"Turun kau dari sana!", teriak seorang guru Kimia. Ia menatap ke langit-langit, ke atap gedung SMAN 6 Mahakam, atap Pos Satpam. seorang wartawan memanjat gedung sekolah saya, mengotorinya dengan sepatunya. ia menginjak sekolah saya, tempat saya meraih pendidikan selama 2 tahun terakhir. "Woi, ngapain lo di sana!" teriak saya kepada wartawan itu. "Turun! Apa-apaan kamu!", "Tunjukkan etikamu!" teriak warga kantin dan guru-guru. tapi semua teriakkan itu hanya dibalas dengan ancaman oleh wartawan itu, "Jangan bicara soal etika kepada saya!", "Awas kamu, saya bisa menuntut!" sambil menunjuk-nunjuk ke arah saya dan orang-orang yang berada di bawah.
"Kerja wartawan dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers". Bagaimana dengan hak kami? hak ketenangan kami, hak kami mengenyam pendidikan. kami membela sekolah kami. kenyamanan dan keamanan kami dinganggu oleh seonggok wartawan yang menjaga "harga diri". tidakkah kamu akan melakukan hal yang sama terhadap sekolahmu? dimana kamu mendapatkan kenangan dan dasar pendidikan yang kamu raih. tempat dimana kamu belajar untuk menggapai cita-citamu. tempat dimana kamu belajar untuk menjadi wartawan.
Manusia merasa hebat akan keperkasaannya, namun enggan hilang dalam rasa malu.
Beberapa saat setelah peristiwa naiknya wartawan tersebut, orang-orang yang ingin keluar/masuk gerbang SMAN 6 dikepung oleh wartawan. beberapa teman seangkatan saya berjalan menuju sekolah dari arah Taman untuk mengambil motor dan pergi dari tempat kejadian. namun, pada saat ia baru saja keluar dari gerbang bersama motornya, wartawan mulai mengepungnya (mungkin ingin mengambil gambar), namun dari kepungan itu muncul satu pukulan, dua pukulan. ricuh. "Itu teman saya!", teriak teman-teman saya dari dalam gerbang, "Bu! tolonginin dia, Bu!". "Anakku! Anakku!" teriak Ibu Husni, guru Fisika saya ketika saya kelas X. Ibu Husni merupakan guru yang sangat peduli dengan anak didiknya. walaupun terkadang ia berbeda pendapat dengan kami semua, namun ia tetap guru yang melindungi kami. lalu, teman saya menjatuhkan motornya, melindungi dirinya dan masuk kembali ke dalam Mahakam.
setelah itu muncul beberapa kericuhan kecil lagi. kamera tertuju pada gerbang kami dan meliput kami semua. banyak dari para wartawan yang memprovokasi para guru. caranya dengan bertanya dengan nada menjengkelkan dan terus menerus tentang "anak didik". "Bagaimana ini pak anak didiknya?", "Tolong itu anak didiknya diajarkan sopan santun!". bahkan kabarnya seorang guru BK dilemparkan mangkuk soto ayam oleh wartawan ketika ia berusaha melerai.
tidak lama dari itu saya pulang ke rumah. memantau kejadian melalui internet.
kejadian terbaru yang saya dapatkan merupakan : polisi melepaskan tembakan peringatan. Namun, tembakan peringatan tersebut tak digubris kedua pihak. Kericuhan pun semakin menjadi saat ada seorang anak SMA yang ditemukan bersimbah darah di depan SMA 6 (sumber : detiknews).
melihat semua ini membuat saya sadar, betapa jauhnya Indonesia dari persatuan. betapa jauhnya dunia dari perdamaian. betapa sulitnya menjalankan diplomasi ketika emosi mengambil alih segalanya. betapa kurang dewasanya masyarakat dalam mengambil tindakan. dan betapa naifnya manusia akan kemenangan semata.
dengan mudahnya penghormatan saya terhadap wartawan hilang. saya kuburkan dalam-dalam fakta bahwa saya pernah ingin menjadi seorang wartawan. bagai noda mereka terbuang.
mungkin dalam hal ini, kedua pihak memang melakukan kesalahan. namun tidak seharusnya kesalahan tersebut ditindak lanjuti seperti ini.
kedua pihak adalah salah. selesai.
Nih Link Blog nya: http://monkeydonkeyrules.blogspot.co...i-mahakam.html (http://monkeydonkeyrules.blogspot.com/2011/09/sulutan-api-di-bumi-mahakam.html)
Oke, sekarang dari situ agan bisa simpulkan sendiri, kedua pihak memang salah..
Kalau udah begitu, kenapa nggak diselesaikan langsung ke pihak terkait? Sekarang saya ingin memberi agan beberapa video langsung dari HP saya sendiri, gimana situasinya
for 2:
Dari video tersebut agan bisa lihat, gimana kelakuan para wartawan yang lebih dewasa, tapi kenapa tidak berkeluakan layaknya orang dewasa? Manjat atap sekolah ane yg ane banggain, maksudnya apa? Dimana etika anda? Anda dilindungi oleh undang-undang, dan kami juga dilindungi sama seperi apa yang dikatakan teman saya diatas. Kami punya hak disini.
Coba lihat kode etik jurnalistik di bawah ini, terutama poin (b)
Pasal 2
Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.
Penafsiran:
Cara-cara yang profesional adalah:
a. menunjukkan identitas diri kepada narasumber;
b. menghormati hak privasi;
c. tidak menyuap;
d. menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya;
e. rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang;
f. menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian gambar, foto, suara;
g. tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain sebagai karya sendiri;
h. penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita investigasi bagi kepentingan publik.
Source: http://id.wikisource.org/wiki/Kode_Etik_Jurnalistik
Tolong agan-agan sama-sama berpikir dewasa dan jangan mudah diprovokasi media. Jangan asal nge-judge kalo SMAN 6 itu Jelek, Ancur, Tukang Tawuran, kami masih punya hati gan, kami juga manusia, kalau diajak ngomong 4 mata juga kami bisa ngerti, bisa kalem, gausah ngeprovokasi gitu juga.
Sorry gan kalo ane rada nge-offense
Tapi ane juga masih labil itu hanya buah pikiran ane. Ane juga punya hak buat ngeluarin pendapat.
Nih gan ada 1 1 nya berita yang bahas dari sudut SMA Ane, kenapa gak ada media lain? Saya berpikiri kayaknya ada urusan pribadi yang menyangkut politik disini :)
http://www.tribunnews.com/2011/09/19...al-siswa-sma-6 (http://www.tribunnews.com/2011/09/19/wartawan-pemicu-aksi-brutal-siswa-sma-6)
Semua media menyiarkan wartawan ini berdarah wartawan itu ketimpuk, tapi murid sman 6 yang bedarah", ditimpuk mangkok, gak ada satu katapun disana? Politik lagi kah?
Ane cuman mau ngingetin aja gan, HATI-HATI JANGAN GAMPANG KEPROVOKASI BERITA. TELITI DULU GAN KEASLIANNYA JANGAN ASAL PERCAYA.
NANTI ANE UPDATE KALO ADA FOTO-FOTO ATO BERITA TERBARU :)
THANKYOU GAN SAYA BUAT THREAD INI HANYA PENUH DENGAN OPINI SAYA TANPA ADA MAKSUD UNTUK MENJELEK"AN SEKOLAH SAYA ATAU PIHAK PERS :) Salam Damai
Gue gak butuh bata gak butuh melon gan. Cuman mau ngasih info aja dan semoga agan ngerti maksud ane apa. Thankyou lagi
:loveindonesia :ceriwislove: http://ceri.ws/smilies/nosara.gif :shakehand:
Updet
[spoiler=open this] for Kronologi Bentrokan Versi Polisi:
Klik (bukan betmen) (http://metro.vivanews.com/news/read/248408-kronologi-bentrok-sma-6-wartawan-versi-polisi)
Ini ternyata tujuan politik sesungguhnya kenapa 6 selalu diliput media dan dicari-cari terus kesalahannya:
http://www.tribunnews.com/2011/09/19...-6-atau-sma-70 (http://www.tribunnews.com/2011/09/19/polisi-bakal-rekomendasikan-pemindahan-sma-6-atau-sma-70)
KEPSEK GUE BERBICARA! LISTEN!!!! SHE REVEALS THE TRUTH.
kayanya youtube error nih link downloadnya klik (http://www.4*shared.com/file/02g6_Gje/VN00001-20110920-1316_copy.html?) (4*hared) klik (http://www.indo*web*ster...com/download/audio/vn00001_20110920_1316_copy) (idws)
UPDATE KLIK (http://www.kaskus.co.id/showthread.php?p=515441672#post515441672)
</div>