Log in

View Full Version : Batak'ers


baksourat
27th May 2012, 03:28 PM
Asal Usul Bangsa Batak

Batak adalah nama sebuah Suku Bangsa di Indonesia. Suku ini kbanykn bermukim di Sum-Ut. Sebagian orang Batak beragama Kristen dan sebagian lagi beragama Islam. Tetapi dan ada pula yang menganut agama Malim (pengikutnya bisasa disebut dengan Parmalim ) dan juga penganut kepercayaan animisme(disebut Pelebegu atau paebegu).

Menurut kepercayaan bangsa Batak, induk marga Batak dimulai dari Si Raja Batak yang diyakini sebagai asal mula orang Batak. Si Raja Batak mempunyai 2 (dua) orang putra yakni Guru Tatea Bulan dan Si Raja Isumbaon. Guru Tatea Bulan sendiri mempunyai 5 (lima) orang putra yakni Raja Uti (Raja Biakbiak), Saribu Raja, Limbong Mulana, Sagala Raja dan Malau Raja. Sementara Si Raja Isumbaon mempunyai 3 (tiga) orang putra yakni Tuan Sorimangaraja, Si Raja Asiasi dan Sangkar Somalidang.



Dari keturunan (pinompar) mreka inilah kemudian mnyebar ke segla penjuru daerah di Tapanuli baik ke utara maupun ke selatan sehngga mnculah brbgai macam marga Batak.

Legnda mengnai bagaimana Si Raja Batak dapat dsbut sbgai asal mula orang Batak masih perlu dikaji lebih dalam.

Sebenarnya Kabupaten Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Tobasa, dan Samosir sekarang tidaklah semuanya Toba.Sejak masa Kerajaan Batak hingga pembagian wilayah yang didiami suku Batak ke dalam beberapa distrik oleh Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Tanah Batak dibagi menjadi 4 (empat) bagian besar, yaitu:

1. Samosir (Pulau Samosir dan sekitarnya)

Cth: marga Simbolon,Sagala, dsb

2. Toba (Balige, Laguboti,Porsea, Parsoburan, Sigumpar, dan sekitarnya)

Cth: marga Sitorus, Marpaung, dsb

3. Humbang (Dolok Sanggul, Lintongnihuta, Siborongborong, dan sekitarnya)

Cth: marga Simatupang Siburian, Sihombing Lumban Toruan, dsb

4. Silindung (Sipoholon, Tarutung, Pahae, dan sekitarnya)

Cth: marga Naipospos (Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit, Situmeang, Marbun), Huta Barat,dsb



suku Batak Toba berdiam di Kabupaten Tobasa yang wilayahnya meliputi Balige, Laguboti, Porsea, serta Ajibata (berbatasan dengan Parapat).

Sub suku Batak Samosir berdiam di Kabupaten Samosir yang wilayahnya meliputi Tele, Baneara, Pulau Samosir, dan sekitarnya.

Sub suku Batak Humbang berdiam di Kabupaten Humbang Hasundutan dan Tapanuli Utara bagian utara yang wilayahnya meliputi Dolok Sanggul, Siborongborong, Lintongnihuta, serta Parlilitan.

Sub suku Batak Silindung berdiam di Kabupaten Tapanuli Utara yang wilayahnya meliputi Tarutung, Sipoholon, Pahae, dan sekitarnya.

Suku bangsa Batak pun saat ini telah banyak tersebar ke seluruh daerah Indonesia bahkan luar negeri.

KEPERCAYAAN

Batak telah menganut agama Kristen Protestan yang disiarkan oleh para Missionaris dari Jerman yang bernama Nomensen pada tahun 1863. Gereja yang pertama berdiri adalah HKBP (Huria Kristen Batak Protestan)di huta Dame, Tarutung. Sekarang ini gereja HKBP ada dimana-mana di seluruh Indonesia yang jemaatnya mayoritas suku Batak (Silindung-Samosir-Humbang-Toba).Sebelum suku Batak menganut agama Kristen Protestan, mereka mempunyai sistem kepercayaan dan religi tentang Mulajadi Nabolon yang memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasaanNya terwujud dalam Debata Natolu

Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak mengenal tiga konsep, yaitu:

tondi

Tondi adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi memberi nyawa kepada manusia. Tondi di dapat sejak seseorang di dalam kandungan.Bila tondi meninggalkan badan seseorang, maka orang tersebut akan sakit atau meninggal, maka diadakan upacara mangalap (menjemput) tondi dari sombaon yang menawannya.

sahala

Sahala adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang memiliki tondi, tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula.

begu

Begu adalah tondi orang telah meninggal, yang tingkah lakunya sama dengan tingkah laku manusia, hanya muncul pada waktu malam.

Beberapa begu yang ditakuti oleh orang Batak, yaitu:

Sombaon, yaitu begu yang bertempat tinggal di pegunungan atau di hutan rimba yang gelap dan mengerikan.

Solobean, yaitu begu yang dianggap penguasa pada tempat tempat tertentu

Silan, yaitu begu dari nenek moyang pendiri huta/kampung dari suatu marga

Begu Ganjang, yaitu begu yang sangat ditakuti, karena dapat membinasakan orang lain menurut perintah pemeliharanya.

Demikianlah religi dan kepercayaan suku Batak yang terdapat dalam pustaha, yang walaupun sudah menganut agama Kristen, dan berpendidikan tinggi. Namun orang Batak belum mau meninggalkan religi dan kepercayaan yang sudah tertanam di dalam hati sanubari mereka. Ada juga kepercayaan yang ada di Tarutung tentang ular (ulok) dengan boru Hutabarat bahwa boru Hutabarat tidak boleh dikatakan cantik di Tarutung. Apabila dikatakan cantik maka nyawa wanita tersebut tidak akan lama lagi, menurut kepercayaan orang itu.

TAROMBO

Silsilah atau Tarombo merupakan suatu hal yang sangat penting bagi orang Batak. Bagi mereka yang tidak mengetahui silsilahnya akan dianggap sebagai orang Batak kesasar (nalilu). Orang Batak khusunya kaum Adam diwajibkan mengetahui silsilahnya minimal nenek moyangnya yang menurunkan marganya dan teman semarganya (dongan tubu). Hal ini diperlukan agar mengetahui letak kekerabatannya (partuturanna) dalam suatu klan atau marga.

FALSAFAH BATAK

Secara umum, suku Batak memiliki falsafah adat Dalihan Natolu yakni Somba Marhulahula (hormat pada pihak keluarga ibu/istri), Elek Marboru (ramah pada keluarga saudara perempuan) dan Manat Mardongan Tubu (kompak dalam hubungan semarga). Dalam kehidupan sehari-hari, falsafah ini dipegang teguh dan hingga kini menjadi landasan kehidupan sosial dan bermasyarakat di lingkungan orang Batak (Silindung-Samosir-Humbang-Toba).





Bagi sebagian orang ada beberapa suku bangsa yang dimasukkan dalam rumpun suku bangsa Batak. Padahal perlu kita ketahu bersama bahwa sejak zaman Kerajaan Batak hingga pembagian ke�distik�an pada Huria Kristen Batak Protestan selalu membagi Tanah Batak dalam 4 wilayah, yaitu: Silindung, Samosir, Humbang, dan Toba. Suku-suku yang dicaplok oleh sebagaian orang itu pun ternyata mendapat perlawanan dari anggota suku bangsanya sendiri untuk dimasukkan dalam suku bangsa Batak. Oleh sebab itu untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, untuk hari-hari berikut penyebutan suku bangsa Batak hendaknya hanya ditujukan bagi orang Silindung, Samosir, Humbang, dan Toba.

Suku-suku yang bagi sebagian orang dinyatakan sebagai suku bangsa Batak namun tak dapat dibuktikan kebenarannya, yaitu:

Suku Alas

Suku Kluet

Suku Karo

Suku Pakpak

Suku Padang Lawas

Suku Simalungun

Suku Angkola

Suku Mandailing

Bahkan Suku Nias sempat dinyatakan sebagai bagian suku bangsa Batak.

Suku bangsa Batak tidaklah seluruhnya TOBA dan hanya terdiri dari 4 (empat) wilayah, yaitu:

BATAK SILINDUNG; Cth: marga Naipospos (Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit, Marbun), Hutabarat, Panggabean, Simorangkir, Hutagalung, Hutapea, Lumban Tobing.

BATAK SAMOSIR; Cth: marga Sinaga, Simbolon, Malau, dsb.

BATAK HUMBANG; Cth: marga Sihombing (Silaban, Lumban Toruan, Nababan, Hutasoit), Simatupang (Togatorop, Sianturi, Siburian), dsb.

BATAK TOBA; Cth: marga Tampubolon, Silaen, Baringbing, Simanjuntak, Simangunsong, Marpaung, Napitupulu, Pardede.

Bahasa Batak sebenarnya merupakan nama sebuah rumpun bahasa yang berkerabat yang dituturkan di Sumatra Utara.

Bahasa Batak bisa dibagi menjadi beberapa kelompok:

Bahasa Batak Utara

Bahasa Alas

Bahasa Karo

Bahasa Batak Selatan

Bahasa Angkola-Mandailing

Bahasa Pakpak-Dairi

Bahasa Simalungun

Bahasa Toba

Bahasa Alas

Bahasa Alas adalah sebuah bahasa yang dipertuturkan di provinsi Sumatra Utara dan Aceh oleh sukubangsa Alas.

Bahasa ini termasuk rumpun bahasa Batak dari cabang utara, bersama dengan bahasa Karo.yang memang adat istiadatnya juga sama dengan daerah samosir keras dan tegas .kadang orang alas sendiri banyak yang tidak memahami tentang sejarah sukunya sendiri oleh sebab dikarenakan ,dulunya persoalan agama sehingga ada upaya penghilangan jejak asal suku alas tersebut.

Bahasa Karo

Bahasa Karo adalah bahasa yang digunakan oleh suku Karo yang mendiami Dataran Tinggi Karo (Kabupaten Karo), Langkat, Deli Serdang, Dairi, Medan, hingga ke Aceh Tenggara di Indonesia.

Bahasa Angkola-Mandailing

Bahasa Batak Angkola adalah bahasa yang paling mirip dengan bahasa Batak Toba, disamping letak geografis yang berdekatan bahasa Angkola sedikit lebih lembut intonasinya daripada bahasa Toba. Bahasa Batak Angkola meliputi daerah Padangsidempuan, Batang Toru, Sipirok, seluruh bagian kabupaten Tapanuli Selatan.

Bahasa Mandailing, merupakan rumpun bahasa Batak, dengan pengucapan yang lebih lembut lagi dari bahasa Angkola, bahkan dari bahasa Batak Toba. Mayoritas penggunaannya di daerah Kabupaten Mandailing-Natal tapi tidak termasuk bahasa Natal.

Marga Batak Samosir

Orang Batak selalu memiliki nama marga/keluarga. Nama / marga ini diperoleh dari garis keturunan ayah (patrilinear) yang selanjutnya akan diteruskan kepada keturunannya secara terus menerus.

Marga Batak Samosir adalah marga pada Suku Batak Samosir yang berasal dari daerah di Sumatera Utara, terutama berdiam di Pulau Samosir.

TAROMBO

Silsilah atau tarombo merupakan cara orang batak menyimpan daftar silsilah marga mereka masing-masing dan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi orang Batak. Bagi mereka yang tidak mengetahui silsilahnya akan dianggap sebagai "orang Batak kesasar" (nalilu). Orang Batak khusunya lelaki diwajibkan mengetahui silsilahnya minimal nenek moyangnya yang menurunkan marganya dan teman semarganya (dongan tubu). Hal ini diperlukan agar mengetahui letak kekerabatannya (partuturanna) dalam suatu klan atau marga.











mengharapkan http://static.kaskus.co.id/images/smilies/s_sm_melon.gif nya gan/sist

</div>