PDA

View Full Version : DPRD Memang Kekanak-kanakan


baksourat
27th May 2012, 03:27 PM
[/spoiler] for Semoga Tidak...:




:repost: :repost: :repost:









Satu lagi kelakuan DPR/DPRD yang sudah sangat amat keterlaluan. Setelah adanya rencana pembangunan gedung baru di tingkat DPR-RI, DPRD Kabupaten Gresik kali ini berulah. Dengan alasan yang amat - sangat sepele, mereka menginginkan kendaraan dinas (mobdin) yang tidak mau disejajarkan dengan pejabat pemerintah lain (mungkin gara-gara kampanye yg mahal ya). Berikut berita yang saya kutip dari kora Metropolis



MINTA DI ATAS CAMAT



GRESIK - Mengapa anggota DPRD Gresik ngotot mendapatkan mobil dinas mahal? Alasannya, bisa jadi menggelikan dan kekanak-kanakan. "Masak mobdin dewan sama dengan camat atau kepala dinas? Ya, harus di atas sedikit dong," ujar salah satu anggota dewan yang enggan namanya disebutkan.



Sebagaimana diberitakan kemarin, pengadaan satu mobil dinas untuk setiap anggota DPRD Gresik terus menuai kontroversi. Hal itu tidak lepas dari sikap anggota dewan yang terkesan serakah. Di awal usul pengadaan mobdin, mereka mengajukan Toyota Avanza. Setelah usul dan anggarannya disetujui, mereka pun "menaikkan" kelas mobdin menjadi Nissan Grand Livina. Ketika keinginan tersebut terbentur rekomendasi LKPP (lembaga kebijakan pengadaan barang/jasa pemerintah), dewan malah merencanakan mobil yang lebih mahal, yaitu Toyota Rush.



Wakil rakyat yang sudah kenyang fasilitas dari pajak tersebut berdalih permintaan mereka sudah melalui pertimbangan matang. Mereka juga menegaskan bahwa perubahan jenis mobdin tersebut bukan harga mati. Meski sudah disepakati, para wakil rakyat menyerahkan sepenuhnya persoalan itu kepada bupati. "Kesepakatan dalam rapat pimpinan fraksi dan pimpinan dewan sepakat mengganti jenis mobilnya. Faktor utama adalah pengadaan mobdin merek Grand Livina.



Hingga kini LKPP belum mengeluarkan rekomendasi standar harga mobil jenis Nissan untuk wilayah Jawa Timur. Sejauh ini hanya ada beberapa merek yang sudah memiliki standar harga. Yakni, Mitsubishi, Toyota dan Honda. Akhirnya dari hasil pembahasan itu, para pimpinan fraksi dan dewan bersepakat memilih merek Toyota. "Yang perlu dicatat, opsi itu bukan harga mati. Fungsi kami hanya menganggarkan," katanya. Meski sudah menjadi kesepakatan, jadi tidaknya pengadaan mobdin merek itu bergantung pada keputusan bupati. "Kalau dianggap terlalu berat, kami tidak memaksa kok," ujarnya.



Pertanyaannya, kalau sama-sama merek Toyota, mengapa tidak kembali ke usul awal yaitu Avanza? Padahal dengan berganti Rush, anggaran yang disiapkam menjadi lebih tinggi. Dalam APBD 2011, semula setiap anggota dewan dijatah mobdin seharga maksimal Rp 162,5 juta. Sementara harga Toyota Rush di pasaran diperkirakan Rp 200 juta.



Menjawab pertanyaan itu, dewan berdalih bahwa mereka tidak mau mobil dinasnya disetarakan dengan mobil dinas pejabat eselon II-III. Saat ini para pejabat eselon III mendapat mobil dinas Toyota Avanza. Lalu, pejabat eselon II dijatah Toyota Innova. Nah, dewan tidak mau mobdin mereka sama dengan milik pejabat.





Tidakkah mereka sadar dari mana sumber APBD untuk membeli mobdin baru? Kalau serakah seperti itu, gimana rakyat -yang nama mereka diatasnamakan oleh anggota DPR- bisa sejahtera? APDB itu untuk pembangunan bung, untuk memerdekakan negara kita dari penjajahan jaman modern. Penjajahan oleh kemiskinan, kebodohan, kejahatan yang sumber utamanya pembangunan yang tidak merata. Semoga para anggota DPRD itu dibuka pintu hatinya agar tidak menjadi serakah dan mampu jadi panutan rakyat. Sekian...




for BANTU DONK:




yang berkenan kasih :melonndan: :melonndan: atau RATE 5 STARS untuk thread ini










[spoiler=open this] for sumber:




Metropolis, Jawa Pos, Rabu, 1 Juni 2011







</div>