tahugejrot
27th May 2012, 03:26 PM
Pembangkit
Listrik Tenaga
Nuklir di
Fukushima
Daiichi yang
dioperasikan Tokyo
Electric Power Co (Tepco)
dillaporkan mengalami
kebocoran. Kekhawatiran
akan bahaya radiasi telah
mendorong Pemerintah
Jepang melakukan
sejumlah upaya preventif,
termasuk mengevakuasi
170.000 orang yang
tinggal di wilayah pada
radius 20 kilometer dari
lokasi PLTN. Seberapa
bahayakah paparan
radiasi nuklir?
Berdasarkan Pusat
Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit di
AS, sindrom radiasi akut
atau Acute Radiation
Syndrome (ARS), dikenal
juga sebagai keracunan
radiasi, adalah penyakit
serius. Hal ini dapat
terjadi sesaat setelah
tubuh terpapar radiasi.
Tingkat penderitaan
seseorang terhadap
radiasi tergantung pada
seberapa jumlah radiasi
yang terserap tubuh.
Berikut ini adalah
sejumlah fakta mengenai
sindrom radiasi akut:
Seseorang dikatakan
menderita sindrom
radiasi akut ketika
radiasi terserap ke
organ dalam. Radiasi
dari sinar X dan
tindakan medis seperti
CT-scan terlalu rendah
untuk menyebabkan
seseorang terkena
sindrom radiasi akut.
Seseorang dikatakan
menderita sindrom
radiasi akut ketika
dirinya terpapar radiasi
selama beberapa
waktu. Bisa saja dalam
hitungan menit.
Gejala awal dapat
dirasakan beberapa
menit hingga beberapa
hari setelah seseorang
terpapar radiasi. Gejala
tersebut dapat berupa
muntah-muntah, diare,
dan mabuk atau
pening. Gejala ini dapat
berlangsung hingga
hitungan hari.
Setelah gejala awal
hilang, seseorang
kembali bugar.
Namun, tak lama
kemudian, orang
tersebut akan
menderita kembali.
Bahkan, kali ini lebih
parah. Gejalanya dapat
berupa kelelahan,
demam, kehilangan
nafsu makan, muntah,
dan diare. Tahap ini
dapat berlangsung
selama beberapa
bulan.
Kerusakan pada kulit
akibat radiasi dapat
timbul dalam hitungan
jam. Hal ini dapat
bertahan hingga
hitungan tahun,
tergantung seberapa
parah seseorang
terpapar radiasi.
Gejalanya, kulit terasa
perih dan bahkan
terasa seperti terbakar.
Rambut pun dapat
menjadi rontok akibat
radiasi.
Terpapar radiasi dapat
saja berujung pada
kematian, tergantung
tingkat keparahannya.
Biasanya, pada banyak
kasus, kematian terjadi
beberapa bulan
setelah seseorang
terpapar radiasi.
Kematian diakibatkan
rusaknya tulang
sumsum, infeksi, atau
pendarahan.
Seseorang yang
selamat dari sindrom
radiasi akut dapat
terus merasakan gejala
hingga dua tahun
setelah terpapar.
Perawatan yang
dilakukan bagi
seseorang yang
terpapar radiasi terdiri
dari tindak pencegahan
dari kontaminasi lebih
lanjut, mengurangi
gejala sindrom, dan
penyembuhan organ
yang rusak akibat
radiasi.
Dekontaminasi adalah
proses menghilangkan
kontaminasi eksternal
oleh partikel radioaktif.
Dekontaminasi bisa
berupa melepas
seluruh pakaian dan
sepatu yang dipakai
seseorang yang
terpapar radiasi.
Membasuh tubuh juga
dapat mengurangi
kontaminasi eksternal.
Sumber: m.kompas.com/news/read/data/2011.03.13.12000199http://img.kaskus.co.id/images/kaskusmobile_hp.gif
</div>
Listrik Tenaga
Nuklir di
Fukushima
Daiichi yang
dioperasikan Tokyo
Electric Power Co (Tepco)
dillaporkan mengalami
kebocoran. Kekhawatiran
akan bahaya radiasi telah
mendorong Pemerintah
Jepang melakukan
sejumlah upaya preventif,
termasuk mengevakuasi
170.000 orang yang
tinggal di wilayah pada
radius 20 kilometer dari
lokasi PLTN. Seberapa
bahayakah paparan
radiasi nuklir?
Berdasarkan Pusat
Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit di
AS, sindrom radiasi akut
atau Acute Radiation
Syndrome (ARS), dikenal
juga sebagai keracunan
radiasi, adalah penyakit
serius. Hal ini dapat
terjadi sesaat setelah
tubuh terpapar radiasi.
Tingkat penderitaan
seseorang terhadap
radiasi tergantung pada
seberapa jumlah radiasi
yang terserap tubuh.
Berikut ini adalah
sejumlah fakta mengenai
sindrom radiasi akut:
Seseorang dikatakan
menderita sindrom
radiasi akut ketika
radiasi terserap ke
organ dalam. Radiasi
dari sinar X dan
tindakan medis seperti
CT-scan terlalu rendah
untuk menyebabkan
seseorang terkena
sindrom radiasi akut.
Seseorang dikatakan
menderita sindrom
radiasi akut ketika
dirinya terpapar radiasi
selama beberapa
waktu. Bisa saja dalam
hitungan menit.
Gejala awal dapat
dirasakan beberapa
menit hingga beberapa
hari setelah seseorang
terpapar radiasi. Gejala
tersebut dapat berupa
muntah-muntah, diare,
dan mabuk atau
pening. Gejala ini dapat
berlangsung hingga
hitungan hari.
Setelah gejala awal
hilang, seseorang
kembali bugar.
Namun, tak lama
kemudian, orang
tersebut akan
menderita kembali.
Bahkan, kali ini lebih
parah. Gejalanya dapat
berupa kelelahan,
demam, kehilangan
nafsu makan, muntah,
dan diare. Tahap ini
dapat berlangsung
selama beberapa
bulan.
Kerusakan pada kulit
akibat radiasi dapat
timbul dalam hitungan
jam. Hal ini dapat
bertahan hingga
hitungan tahun,
tergantung seberapa
parah seseorang
terpapar radiasi.
Gejalanya, kulit terasa
perih dan bahkan
terasa seperti terbakar.
Rambut pun dapat
menjadi rontok akibat
radiasi.
Terpapar radiasi dapat
saja berujung pada
kematian, tergantung
tingkat keparahannya.
Biasanya, pada banyak
kasus, kematian terjadi
beberapa bulan
setelah seseorang
terpapar radiasi.
Kematian diakibatkan
rusaknya tulang
sumsum, infeksi, atau
pendarahan.
Seseorang yang
selamat dari sindrom
radiasi akut dapat
terus merasakan gejala
hingga dua tahun
setelah terpapar.
Perawatan yang
dilakukan bagi
seseorang yang
terpapar radiasi terdiri
dari tindak pencegahan
dari kontaminasi lebih
lanjut, mengurangi
gejala sindrom, dan
penyembuhan organ
yang rusak akibat
radiasi.
Dekontaminasi adalah
proses menghilangkan
kontaminasi eksternal
oleh partikel radioaktif.
Dekontaminasi bisa
berupa melepas
seluruh pakaian dan
sepatu yang dipakai
seseorang yang
terpapar radiasi.
Membasuh tubuh juga
dapat mengurangi
kontaminasi eksternal.
Sumber: m.kompas.com/news/read/data/2011.03.13.12000199http://img.kaskus.co.id/images/kaskusmobile_hp.gif
</div>