golputaja
27th May 2012, 03:26 PM
dari milis tetangga neh...bagus banget buat bekal (yg belum nikah dan blum punya jundi..)dan buat yg udah, sok direnungkeun.. ^_^
~kangensodara2nya...
Renungan...
Sedih ....
Subject: Fw: sad story from malaysia
Sebuah kisah untuk dijadikan pengalaman dan pengajaran......
Sebagai ibu kita patut juga menghalang perbuatan suami kita memukul
especially pada anak2 yg masih kecil dan tak tau apa2.
Mengajar dgn cara memukul bukanlah cara terbaik, mungkin sudah sampai
waktunya untuk badan2 kebajikan educate org M'sia untuk praktikkan konsep
'time out" jika anak2 buat salah.
rgds.kay
Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar -meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah semasa keluar bekerja.
Anak tunggal pasangan ini, perempuan berusia tiga setengah
tahun.Bersendirian di rumah dia kerap dibiarkan pembantunya yang sibuk
bekerja bermain diluar, tetapi pintu pagar tetap dikunci.
Bermainlah dia sama ada berayun-ayun di atas buaian yang dibeli bapanya, ataupun memetik bunga raya, bunga kertas dan lain-lain di halaman
rumahnya.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dia pun mencoret semen tempat
mobil ayahnya diparkirkan tetapi kerana lantainya terbuat dari
marmer,coretan tidak kelihatan. Dicobanya pada mobil baru ayahnya. Ya...
kerana mobil itu bewarna gelap, coretannya tampak jelas.Apa lagi kanak-kanak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya. Hari itu bapak dan ibunya bermotor ke tempat kerja kerana macet ada perayaan Thaipusam.
Setelah penuh coretan yg sebelah kanan dia beralih ke sebelah kiri mobil.
Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing
dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa
disadari si pembantu rumah.
Pulang petang itu, terkejut pasangan itu melihat kereta yang baru setahun
dibeli dengan bayaran angsuran. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, "Kerjaan siapa ini?"
Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga
beristighfar.
Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan
'Tak tahu... !" "kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?"
hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari
kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata "Ita yg membuat itu abahhh.. cantik kan!"
katanya sambil memeluk abahnya ingin bermanja seperti biasa. Si ayah yang
hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon bunga raya di
depannya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya. Si anak
yang tak mengerti apa-apa terlolong-lolong kesakitan sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan
anaknya. Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan.
Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa?. Si bapak cukup rakus memukul-mukul tangan kanan dan kemudian tangan kiri anaknya. Setelah si bapak masuk ke rumah dituruti si ibu, pembantu rumah menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.
Dilihatnya telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 dan
berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiram air
sambil dia ikut menangis. Anak kecil itu juga terjerit-jerit menahan
kepedihan saat luka2nya itu terkena air. Si pembantu rumah kemudian
menidurkan anak kecil itu. Si bapak sengaja membiarkan anak itu tidur
bersama pembantu rumah.
Keesokkan harinya, kedua-dua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu. "Oleskan obat saja!" jawab tuannya, bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan
waktu di kamar pembantu. Si bapak konon mau mengajar anaknya. Tiga hari
berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu
tetapi setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. "Ita demam... " jawap
pembantunya ringkas.
"Kasih minum panadol ," jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia
menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Ita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lg pintu kamar pembantunya.
Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Ita terlalu panas. "Sore nanti kita bawa ke klinik. Pukul 5.00 siap" kata
majikannya itu.
Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Doktor mengarahkan ia dirujuk ke hospital kerana keadaannya serius. Setelah seminggu di rawat inap doktor memanggil bapak dan ibu anak itu.
"Tidak ada pilihan.." katanya yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu
dipotong karena gangren yang terjadi sudah terlalu parah. "Ia sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya kedua tangannya perlu
dipotong dari siku ke bawah" kata doktor.
Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa
dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan. Si ibu meraung
merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si
bapak terketar-ketar manandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar
dari bilik pembedahan, selepas obat bius yang suntikkan habis, si anak
menangis kesakitan. Dia juga heran2 melihat kedua tangannya berbalut kasa
putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya.
Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. "Abah.. Mama... Ita tidak akan melakukannya lagi. Ita tak mau ayah pukul Ita tak mau jahat. Ita sayang abah.. sayang mama." katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya.
"Ita juga sayang Kak Narti.." katanya memandang wajah pembantu rumah,
sekaligus membuatkan gadis dari Surabaya itu meraung histeris.
"Abah.. kembalikan tangan Ita. Untuk apa ambil.. Ita janji tdk akan
mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Ita mau makan nanti? Bagaimana Ita mau bermain nanti? Ita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi," katanya berulang-ulang.
Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi, tiada manusia dapat menahannya.
*"jika tidak dapat apa yang kita suka...belajarlah utk menyukai apa yang
kita dapat.." *SoMeTiMeS GoOd PeOpLe Do EvIl ThiNgs....
</div>
~kangensodara2nya...
Renungan...
Sedih ....
Subject: Fw: sad story from malaysia
Sebuah kisah untuk dijadikan pengalaman dan pengajaran......
Sebagai ibu kita patut juga menghalang perbuatan suami kita memukul
especially pada anak2 yg masih kecil dan tak tau apa2.
Mengajar dgn cara memukul bukanlah cara terbaik, mungkin sudah sampai
waktunya untuk badan2 kebajikan educate org M'sia untuk praktikkan konsep
'time out" jika anak2 buat salah.
rgds.kay
Sepasang suami isteri - seperti pasangan lain di kota-kota besar -meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah semasa keluar bekerja.
Anak tunggal pasangan ini, perempuan berusia tiga setengah
tahun.Bersendirian di rumah dia kerap dibiarkan pembantunya yang sibuk
bekerja bermain diluar, tetapi pintu pagar tetap dikunci.
Bermainlah dia sama ada berayun-ayun di atas buaian yang dibeli bapanya, ataupun memetik bunga raya, bunga kertas dan lain-lain di halaman
rumahnya.
Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dia pun mencoret semen tempat
mobil ayahnya diparkirkan tetapi kerana lantainya terbuat dari
marmer,coretan tidak kelihatan. Dicobanya pada mobil baru ayahnya. Ya...
kerana mobil itu bewarna gelap, coretannya tampak jelas.Apa lagi kanak-kanak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya. Hari itu bapak dan ibunya bermotor ke tempat kerja kerana macet ada perayaan Thaipusam.
Setelah penuh coretan yg sebelah kanan dia beralih ke sebelah kiri mobil.
Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing
dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa
disadari si pembantu rumah.
Pulang petang itu, terkejut pasangan itu melihat kereta yang baru setahun
dibeli dengan bayaran angsuran. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, "Kerjaan siapa ini?"
Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga
beristighfar.
Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan
'Tak tahu... !" "kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?"
hardik si isteri lagi.
Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari
kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata "Ita yg membuat itu abahhh.. cantik kan!"
katanya sambil memeluk abahnya ingin bermanja seperti biasa. Si ayah yang
hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon bunga raya di
depannya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya. Si anak
yang tak mengerti apa-apa terlolong-lolong kesakitan sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan
anaknya. Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan.
Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa?. Si bapak cukup rakus memukul-mukul tangan kanan dan kemudian tangan kiri anaknya. Setelah si bapak masuk ke rumah dituruti si ibu, pembantu rumah menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.
Dilihatnya telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 dan
berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiram air
sambil dia ikut menangis. Anak kecil itu juga terjerit-jerit menahan
kepedihan saat luka2nya itu terkena air. Si pembantu rumah kemudian
menidurkan anak kecil itu. Si bapak sengaja membiarkan anak itu tidur
bersama pembantu rumah.
Keesokkan harinya, kedua-dua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu. "Oleskan obat saja!" jawab tuannya, bapak si anak.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan
waktu di kamar pembantu. Si bapak konon mau mengajar anaknya. Tiga hari
berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu
tetapi setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. "Ita demam... " jawap
pembantunya ringkas.
"Kasih minum panadol ," jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia
menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Ita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lg pintu kamar pembantunya.
Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Ita terlalu panas. "Sore nanti kita bawa ke klinik. Pukul 5.00 siap" kata
majikannya itu.
Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Doktor mengarahkan ia dirujuk ke hospital kerana keadaannya serius. Setelah seminggu di rawat inap doktor memanggil bapak dan ibu anak itu.
"Tidak ada pilihan.." katanya yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu
dipotong karena gangren yang terjadi sudah terlalu parah. "Ia sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya kedua tangannya perlu
dipotong dari siku ke bawah" kata doktor.
Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa
dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan. Si ibu meraung
merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si
bapak terketar-ketar manandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar
dari bilik pembedahan, selepas obat bius yang suntikkan habis, si anak
menangis kesakitan. Dia juga heran2 melihat kedua tangannya berbalut kasa
putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya.
Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. "Abah.. Mama... Ita tidak akan melakukannya lagi. Ita tak mau ayah pukul Ita tak mau jahat. Ita sayang abah.. sayang mama." katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya.
"Ita juga sayang Kak Narti.." katanya memandang wajah pembantu rumah,
sekaligus membuatkan gadis dari Surabaya itu meraung histeris.
"Abah.. kembalikan tangan Ita. Untuk apa ambil.. Ita janji tdk akan
mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Ita mau makan nanti? Bagaimana Ita mau bermain nanti? Ita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi," katanya berulang-ulang.
Serasa copot jantung si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi, tiada manusia dapat menahannya.
*"jika tidak dapat apa yang kita suka...belajarlah utk menyukai apa yang
kita dapat.." *SoMeTiMeS GoOd PeOpLe Do EvIl ThiNgs....
</div>