Log in

View Full Version : Ketika Televisi Menjadi Orang Tua Ketiga


cumie
2nd December 2010, 11:45 AM
Ada dua fakta televisi yang tidak diperdebatkan lagi.
*. Pertama, televisi merupakan faktor perusak dan penghancur di sebagian besar program acaranya.
*. Kedua, televisi merupakan faktor pembangun di beberapa program, namun ini sangat minim.
Itulah opini para ibu di beberapa negara yang menjawab angket pendukung penulisan buku ini. 85% para ibu berpendapat bahwa televisi merupakan faktor negatif yang memengaruhi pendidikan anak.

Mereka mengatakan bahwa televisi sangat berbahaya, bahayanya melebihi menfaatnya, perusak perilaku anak, dan penyebab munculnya problematika anak.
Sementara itu, para ibu yang lainnya berpendapat bahwa televisi merupakan suatu kebutuhan, namun penggunaannya harus dengan beberapa persyaratan tertentu. Disini, kita membahas bahaya televisi karena kita sedang membahas televisi sebagai pengaruh negatif dalam pendidikan anak.

Bahaya Televisi terhadap Anak

Selama menelaah buku-buku yang berbicara seputar pengrah televisi terhadap anak, saya menemukan banyak penelitian yang menjelaskan bahaya televisi yang diklasifikasikan dalam beberapa bagian, diantaranya: bahaya dari sisi keberagaman anak, bahaya dari sisi perilaku anak, bahaya dari sisi kesehatan, dan bahaya dari sisi kemasyarakatan. Berikut ini beberapa bahaya yang paling tampak.

1) Televisi dan Agama

Tidak sedikit program televisi yang menyuguhkan acara anak yang merupakan hasil impor dari negara-negara Barat, yang dapat merusak fitrah keimanan anak kepada Allah subhanahu wa ta�ala. Terlebih lagi, ada program acara anak yang menceritakan adanya tuhan dengan nama tertentu, seperti bernama �Tuhan� Zella (Godzila) sang penyelamat manusia dari kejahatan. Ada cerita tentang peperangan di luar angkasa; menggambarkan adanya musuh manusia di planet lain yang dapat menghancurkan bumi. Acara tersebut menggambarkan alam semesta dan kehidupan seakan-akan sebuah dongeng, jauh dari gambaran islami tentang alam semesta, kehidupan, dan manusia. Kebanyakan program acara tersebut menceritakan tentang alam semesta yang besar tanpa ada kendali dari kekuasaan Allah subhanahu wa ta�ala.
Acara ini justru menceritakan bahwa alam semesta ini dikendalikan oleh dua kekuatan: kekuatan jahat dan kekuatan bagi yang saling berebut kekuasaan, padahal sebenarnya hanya Allah subhanahu wa ta�ala yang kuasa mengatur dan mengendalikan segala sesuatu di alam semesta ini. Contoh (buruk yang bertentangan dengan prinsip keimanan ini adalah) film yang menggambarkan akal di sentral alam semesta ini dan akal itulah sumber peraturan alam semesta ini

Bila kita perhatikan program acara tersebut, kita dapat menemukan bahwa sebagian besar acara anak itu tidak sesuai dengan ajaran agama kita.
Contohnya, acara anak �Hai Simsim, bukalah!� Acara ini merupakan terjemahan dari film Amerika. Meskipun program acara ini lebih sedikit efek negatifnya bagi anak, tetapi memiliki beberapa unsur negatif. Akibat pengaruh negatif program acara anak ini, salah seorang anak yang menonton acara tersebut bersujud kepada boneka agar mengabulkan semua permintaannya![2]

2) Televisi dan Perilaku Anak

Secara umum, televisi dapat membuat anak �dengan menyempatkan diri untuk menontonnya- berkepribadian negatif, menyebabkan anak menjadi bodoh, kurang peduli, kurang peka, dan dapat menyebabkan anak melakukan tindak anarkis, jauh dari sifat kasih sayang.

Anak menjadi korban iklan perdagangan yang acapkali mengandung norma-norma negatif bagi para pemirsanya, seperti sifat tamak, mubadzir, saling membanggakan diri, tidak peduli suka menguasai, bertindak anarkis, dan berusaha untuk menarik perhatian lawan jenis. Banyak iklan yang menayangkan orang telanjang, padahal iklan seperti ini mendapatkan kritik di negara-negara Barat sendiri!

Terlebih lagi iklan-iklan seperti itu menarik simpati anak untuk membeli produk yang terkadang berbahaya bagi kesehatan anak!

Penayangan informasi internasional maupun nasional tentang para artis dan atlet sebagai bintang dan pahlawan, hal ini dapat mendorong anak untuk mengagumi dan mengidolakan mereka dan tidak mengetahui para bintang dan pahlawan sebenarnya, orang-orang yang terkemuka dalam sejarah, ilmu pengetahuan, dan perjuangan, khususnya di negerinya sendiri, juga dalam sejarah Islam.

Para dokter ahli menilai bahwa televisi merupakan sumber bahaya bagi perilaku anak yang memiliki kecenderungan seksual. Televisi juga berperan sebagai pembangkit diri naluri seksual pada anak.

Televisi dapat mencetuskan sifat anarkis (kekerasan) pada jiwa anak atau menambah kenakalan anak. Ada penelitian yang menjelaskan bahwa 70% orang tua mencela tindakan anarkis anak yang disebabkan oleh cerita-cerita dan tayangan kriminal secara brutal di televisi atau disiarkan di radio.

Tayangan tentang tindakan kriminal dan brutal tersebut mendorong anak yang tidak memiliki kecenderungan bersikap anarkis untuk mencoba dan menirunya, juga dapat menambah kenakalan pada anak yang memiliki kecenderungan sikap anarkis.[10] Anak yang sering menonton acara televisi yang mengandung unsur tindakan anarkis, kecenderngannya untuk bertingkah nakal menjadi lebih tinggi daripada anak yang tidak menontonnya.

3) Televisi dan Bahaya Kesehatan Anak

Duduk dalam waktu lama di depan televisi dapat menyebabkan bahaya di punggung, sama seperti bahayanya membawa barang berat.

Berlebihan dalam mengisi muatan informasi pada susunan saraf anak dengan kondisi cahaya yang menyilaukan akan menyebabkan anak mengidap penyakit yang dikenal dengan sebutan epilepsi televisi. Penyakit itu akan menjadi bertambah parah bila anak masih sangat kecil!

Televisi dapat mempersempit waktu anak untuk bermain, khususnya permainan yang melatih kemampuan daya kreativitas, dan mempersingkat waktu tidur anak. Juga berdampak negatif bagi indera pendengaran dan penglihatan anak.
Menurut kesehatan, anak kecil di bawah usia dua tahun sangat berbahay menonton televisi.

4) Bahaya Televisi terhadap Daya Berpikir Anak

Sebagian besar acara televisi untuk anak-termasuk acara program pendidikan-tidak mampu mengembangkan potensi kecerdasan anak karena mayoritas acara tersebut menyuguhkan jawabab/solusi praktis. Hal ini melemahkan potensi anak untuk berpikir.

5) Televisi dan Keluarga

Televisi dapat menjauhkan hubungan di antara individu keluarga. Sebagian keluarga ada yang tidak berkumpul bersama kecuali ketika menonton sinetron dan film. Kebersamaan seperti ini tidak mengandung unsur interaksi antarindividunya, juga membuat anak tidak leluasa dalam berbuat dan bersikap dengan kedua oran tua tercinta.


Prinsip-prinsip yang Ditawarkan untuk Menjauhkan Anak dari Bahaya Televisi

*. Jauhkan mengizinkan anak menonton televisi lebih dari satu jam per hari. Adapun anak yan masih menyusui ASI (anak di bawah usia dua tahun), dokter menyarankan agar ketika menyusui, ibu tidak memposisikan anak berhadapan dengan televisi karena pertumbuhan fungsi otak anak masih belum sempurna.

*. Jadikanlah apa yang ditonton anak sebagai kesempatan bagi orang tua untuk menajarkannya; perbuatan mana yang benar dan yang salah.

*.Berikanlah kepada anak kegiatan sosial di dalam atau di luar rumah dan berikanlah hiburan pengganti.

*. Penting sekali bagi orang tua untuk memberikan contoh kepada anak supaya tidak menonton program acara televisi yang tidak bermanfaat dan bertentangan dengan agama.

*. Janganlah menggunakan televisi sebagai alat untuk menenangkan anak, atau untuk memberikan ganjaran atau hukuman. Menurut persaksian para ibu-yang turut menjawab angket yang disebarkan- ada di antara mereka yang menjadika tontonan televisi sebagai cara untuk memberikan ganjaran atau hukuman bagi anak!

*.Tanamkanlah pada diri anak untuk menghargai waktu melalui ucapan dan praktik agar anak tidak menghabiskan waktu di depan televisi.
Pastikanlah anak meminta izin terlebih dahulu sebelum menghidupkan televisi, tentunya setelah orang tua membatasi program acara televisi apa saja yang boleh ditonton anak dan menentukan waktu untuk menonton; selama tidak lebih dari satu jam. Yang terpenting lagi, biasakanlah anak menonton televisi sambil duduk.

*. Berikanlah hadiah per minggu bagi anggota keluarga yang paling jarang menonton televisi dalam seminggu.

*. Hendaknya memperhatikan syarat-syarat kesehatan dalam menonton televisi, seperti minimal jarak antara televisi dan penonton sejauh enam kaki (l.k. dua meter), layar TV sejajar dengan pandangan mata atau di bawahnya, dan ruang tempat menonton haru terang untuk menetralisasi cahaya yang memancar dari layar televisi.

sumber artikel (http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/ketika-televisi-menjadi-orang-tua-ketiga.html)


UPDATE ARTIKEL (http://ceriwis.us/showpost.php?p=604288&postcount=22)

legend
2nd December 2010, 01:35 PM
harus dibatasi tuh menonton untuk anak2

hexxer
2nd December 2010, 02:24 PM
Yang paling penting jangan punya banyak televisi apalagi ditempat yang paling banyak kita ngehabisin waktu, seperti kamar tidur, tempat bermain, ruang makan.
Ni supaya waktu kita gak habis dengan televisi dan menjadikan setiap aktifitas ditemani televisi

fairypotter
2nd December 2010, 03:53 PM
acara tv skrg emg banyak yg kurang mendidik... :kuning:
perlu ati2 tuh bwt yg punya anak atau adek kecil...

TaufiqR
2nd December 2010, 05:27 PM
banyak acara gossip yang kurang mendidik sekarang ini :capedeh:

Theamor
2nd December 2010, 05:59 PM
sinetron, infotainment, dan bbrapa tayangan yg ga pntg...

tp jujur, kadang misal ny ane lg mkn, kadang ngeliatin infotainment sih hahahahaha, tp ga lama lama sih ndan:nyahaha:

TaufiqR
2nd December 2010, 06:52 PM
sinetron, infotainment, dan bbrapa tayangan yg ga pntg...

tp jujur, kadang misal ny ane lg mkn, kadang ngeliatin infotainment sih hahahahaha, tp ga lama lama sih ndan:nyahaha:
halah ngaku juga :nyahaha:

Theamor
2nd December 2010, 07:14 PM
ia ndan jujur, tp itu semata mata cuma buat nambah pengetahuan aja gitu....tontonan favorit ya di Metro Tv ndan....acara infotainment jg kebetulan klo lg mkn aja, liat tv, pas Metro Tv ny lg iklan, pindah chanel ktmu infotainment y nonton bntr menjelang iklan di Metro tv abis hehehehehe:nyahaha:

NgejunK
2nd December 2010, 07:45 PM
Sudah lama ane gak nonton tv... serasa buang waktu. Acara tv kbanyakan gak mendidik. Mending belajar. :tersipu:

cumie
2nd December 2010, 08:32 PM
harus dibatasi tuh menonton untuk anak2

Yang paling penting jangan punya banyak televisi apalagi ditempat yang paling banyak kita ngehabisin waktu, seperti kamar tidur, tempat bermain, ruang makan.
Ni supaya waktu kita gak habis dengan televisi dan menjadikan setiap aktifitas ditemani televisi

iya ndan acara televisi yang bermutu buat anak2 sekarang tambah berkurang saja, lebih banyak gosip, infotainment yang kerjaannya cuma buka aib orang, malah sekarang jam2 waktu belajar anak malah di suguhin kartun, anak jadi gak konsen belajar karena film kartun diputar pas jam belajar :rokok:

cumie
2nd December 2010, 08:39 PM
acara tv skrg emg banyak yg kurang mendidik... :kuning:
perlu ati2 tuh bwt yg punya anak atau adek kecil...
iya memang harus di batasi anak2 menonton tivi, terutama pada jam2 waktu belajar, dan waktu maghrib, karena sekarang ada stasiun tivi yang nanyangin film kartun pas jam segitu, sehingga mendorong anak menonton film kartun ketimbang sholat maghrib

banyak acara gossip yang kurang mendidik sekarang ini :capedeh:

iya ndan jadi ajang ghibah, baik yang terlibat maupun yang mendengarkan kebagian dosanya...

sinetron, infotainment, dan bbrapa tayangan yg ga pntg...

tp jujur, kadang misal ny ane lg mkn, kadang ngeliatin infotainment sih hahahahaha, tp ga lama lama sih ndan:nyahaha:

sinetron, wah kalo ane mah dah begah ngliat acara begituan, gak mendidik, dah giu kebanyakan skenarionya itu2 aja dari dulu...

Sudah lama ane gak nonton tv... serasa buang waktu. Acara tv kbanyakan gak mendidik. Mending belajar. :tersipu:

:blink: mantap ndan.............

boyzsan
10th December 2010, 01:31 PM
mulai saat ini
mari kita kurangi nonton tv buat anak2 kita

Y451R
10th December 2010, 02:56 PM
saya nonton TV cuma buat liat bola doang...:kejarbola:
sisanya kaga dah..

Theamor
10th December 2010, 04:56 PM
iya sinetron kn emang g pntg, tp ada loh sinetron yg dakwah...Islam KTP judul ny di SCTV tuh, bagus tuh sinetron ny, sekalian dakwah, dg hadist2 Rasul dan contoh2 perbuatan ma'ruf dan mungkar

cumie
10th December 2010, 05:38 PM
mulai saat ini
mari kita kurangi nonton tv buat anak2 kita

yup bener ndan.....harus di batasi dan di dampingi setiap anak menonton TV........

saya nonton TV cuma buat liat bola doang...:kejarbola:
sisanya kaga dah..

sama ndan..........:)
iya sinetron kn emang g pntg, tp ada loh sinetron yg dakwah...Islam KTP judul ny di SCTV tuh, bagus tuh sinetron ny, sekalian dakwah, dg hadist2 Rasul dan contoh2 perbuatan ma'ruf dan mungkar

ane blom pernah nonton nich ndan.........ntar coba ane cek....:)

Theamor
11th December 2010, 12:01 AM
bagus tu ndan, cerita ny menyinggung masalah2 yg terjadi seputar masalah umat ndan....bagus dah pokok ny, kadang ane dapet pelajaran baru dari sinetron itu ndan....
di SCTV klo ga salah jam 18.30 WIB

ukid
25th December 2010, 03:23 PM
tv mang leebih banyak bawwa dampak negatif sekarang ini...:stress

basta323
1st January 2011, 11:13 AM
TV Lebih Banyak Negativenya Kalo jaman Sekarang :hipnotis:

cumie
2nd January 2011, 11:58 PM
tv mang leebih banyak bawwa dampak negatif sekarang ini...:stress

TV Lebih Banyak Negativenya Kalo jaman Sekarang :hipnotis:

bener ndan.....kebanyakan sinetron .....

Theamor
3rd January 2011, 01:21 PM
sinetron, infotainment yg kadang nampilin yg ga ga, yg bikin miris tuh pas perayaan tahun baru masehi itu, pada nampilin kegiatan merayakan tahun baru yg mesti di rayakan dg meriah, padahal itu sesuatu yg tidak boleh di rayakan oleh umat muslim...miris miris, dunia oh dunia.....

cumie
3rd January 2011, 11:07 PM
Menurut sebuah survey yang dirilis oleh sebuah harian umum nasional, acara televisi di Indonesia ternyata 86 persennya merupakan acara-acara yang amoral dan membahayakan bagi mentalitas dan perkembangan jiwa anak. Sementara 14 persen sisanya masih mengandung unsur pendidikan dan moral.


Itulah karenanya kita akan sangat sulit menemukan program TV yang benar-benar kondusif untuk perkembangan mental, moral dan jiwa anak-anak kita.

Sulit sekali. sesulit memilah koin emas dari tumpukan kepingan uang palsu yang menggunung. Kalau pun ada acara TV yang mengandung ajaran moral dan pesan kebaikan, tetap saja masih berbaur dan campur aduk dengan sikap hidup dan pola hidup yang tidak mendidik.

Sebagai misal, lihatlah sinetron salah satu sinetron yg dulu pernah di gemari anak, SI ENTONG. Harus diakui banyak ajaran moral dari tayangan ini. Tetapi lihat juga unsur klenik dan magis (baca: khurafat dan takhayul) , dan pola pikir instan yang diajarakan film ini.

Fenomena seperti itu ditemukan bukan hanya pada program yang diperuntukkan bagi non anak-anak. Acara yang dilabeli sebagai acara-acara anak pun tak luput dari minimnya pesan moral dan pendidikan yang diusung. Apalagi pesan-pesan agama. Jauh panggang dari api! Tapi memang begitulah pola pikir yang telah menggurita di dunia pertelevisian.

Pertimbangan utamanya adalah laku dan tidak. Rating naik atau anjlok. Dan akhirnya bermuara pada DUIT. Dunia TV tidak malu dan canggung menggadaikan moralitas dan agama demi pasar, popularitas, rating dan uang.

Dengan kenyataan seperti itu,
masih kah Anda merasa TV aman bagi anak-anak Anda?
Bagi adik-adik manis Anda?
Bagi murid-murid Anda?
Dan bagi Anda sendiri?

Rasa-rasanya kita akan sepakat untuk meneriakkan TIDAAAAAAAAK. Mudah-mudahan masih segar dalam ingatan kita semua, kasus anak-anak yang mempraktekkan SMACK DOWN dalam permainan dengan temannya. Dan korban pun berjatuhan. Tangan patah, tulang rusuk patah, hidung berdarah-darah.

Atau Anda pun mungkin pernah mendengar celotehan anak-anak kecil di lingkungan sekitar dengan kata-kata tidak sopan, olok-olok tidak bermoral, dan lagu-lagu seronok meluncur mulus dari mulut-mulut manis mereka. Akibat dari apakah semua itu?????
Baik saya hanya ingin menunjukkan betapa acara-acara TV tidak aman bagi anak-anak kita. Pertanyaannya sekarang bagaimana kita menyiasatinya agar anak-anak kita, belahan jiwa kita, masa depan kita itu terjaga dari pengaruh negatif TV.

Saya ingin memulainyan dengan bercerita bagaimana hal itu saya lakukan terhadap anak-anak saya. Saya mempunyai dua anak. Yang pertama SYARAH sekarang 6 tahun usianya. Yang kedua FAQIH yang baru 3 tahun (tapi dia sendiri sering bilang 5 tahun. Katanya, FAQIH kan udah tinggi dan gede. Ada-ada aja anakku ini). Sewaktu anak pertamaku masih kecil antara usia 1-3 tahun saya lebih sering menyiapkan cd-cd yang menurut pertimbanganku isinya bagus untuk perkembangannya. Maka dia sering lihat CD lagu-lagu anak-anak. CD edukasi untuk anak pra sekolah seperti doa-doa atau kartun yang benar-benar bagus. Pernah ada CD Tom and Jerry, tetapi karena adegannya penuh kekerasan maka aku musnahkan
Dalam hal TV tanpa ku sadari anakku mulai menyenanginya. Jadi lah TV teman mainnya di rumah ketika tidak teman manusia mengajaknya bermain. Saat itu, sekitar usia 3-4 tahun kalau aku tawarkan, Udah ya nonton TV dia ga mau, kadang marah, dan akhirnya nangis. Aku bersabar dan mikir-mikir bagaimana caranya. Yang jelas sejak awal aku mencoba menerapkan prinsip dialog dan melatih pola pikir anak. Agak lama juga. Akhirnya seiring dengan kemampuan baca tulis anakku mulai terbentuk dan terlatih aku merasa menemukan pintu masuk.
O ya, berkat usaha serius dan sungguh-sungguh isteriku anakku alhamdulillah lebih cepat bisa baca tulis. Nah setelah dia bisa itu, aku sering mengajaknya surat-suratan. Kalau nanya sesuatu aku lakukan secara tertulis. Maksudnya tiada lain untuk menguji kemampuan baca tulisnya. Dan ternyata nyambung. Dia mengerti yang aku tulis.
Bermula dari situ aku mulai masuk pada tujuanku. Menceraikannya dari acara TV. Eh menghindarkannya dari TV maksudnya. Pada mulanya aku obrolkan bagaimana acara TV pengaruhnya bagi anak-anak. Mungkin kalau orang lain bilang materi obrolanya terlalu tinggi. Tetapi aku selalu yakin, anakku pasti ngerti omonganku. Jadi aku bahasakan sesederhana mungkin. Kadang aku ceritakan di koran ada berita ini itu yang menyebutkan bahayanya acara TV bagi anak-anak. Dari situ aku mulai tawarkan sebuah janji dan komitmen. Saat itu, komitmennya kurang lebih begini.


Hanya nonton acara anak-anak
Tidak lupa shalat dan ngaji
Tidak lupa belajar
Bila melanggar TV akan langsung dimatikan.

Nah semua komitmen itu anakku sendiri yang nulis di buku diari kecil yang aku belikkan untuknya. Dia tulis, SYARAH JANJI dst
Alhamdulillah. Komitmen ini cukup ampuh. Kalau dia nonton sinteron remaja, aku ingatkan SYARAH INGAT JANJINYA GA?

Akhirnya dia sadar, YA, YA, SYARAH GANTI. Kalau datang waktu belajar dan masih nonton aku katakan hal yang sama. Lumayan ampuh dan terkendali. Tetapi meskipun demikian tetap saja harus dibarengi untuk menjelaskan tayangan acara anak-anak yang boleh jadi anak salah menafsirkannya. Sebagai contoh, jagoanku, FAQIH. Dia senang sekali dengan POWER RANGERS. Di situ kan ada adegan kekerasannya. Maka aku jelaskan. POWER RANGERS hanya mukul dan nendang yang JAHAT. Kalau sama yang baik mah suka membantu, menolong dan menjaga. Demikian aku coba jelaskan setiap adegan yang rawan salah tafsir dari anak.
Tapi akhirnya komitmen itu roboh juga. Perkaranya adalah dia membandingkan dengan anak-anak lain yang juga boleh nonton TV. Seiring dengan usianya yang makin besar, dia makin ngerti dan banyak gaul ke rumah teman-temannya di lingkunganku. Wah gimana lagi nih caranya. Aku coba lagi ajak ngobrol SYARAH sampai dia ngerti dan nerima. Dan ditemukanlah sebuah solusi. Aku tawarkan kepadanya boleh nonton tapi hanya 1 hari dalam seminggu. Dia setuju. Lalu aku persilahkan mau hari apa. Dia menyebut satu hari yang disitu ada program yang mulai disukainya. Aku harus menghargai keputusannya. Aku bilang YA BOLEH. Pernah pada suatu kesempatan dia lagi nonton di hari yang ditentukan. Aku tegur ko nonton acara gitu. Dia balik mengkritikku. Kan kata ABII boleh nonton hari ini. Aku diam. Aku harus komitmen juga pada kesepakatan kami. Namun hatiku tetap ga tenang karena di hari itu ada acara yang tidak mendidik. O ya, di luar hari yang disepakati untuk nonton. TV aku amankan. Boosternya aku sembunyikan. Jadi meskipun dia coba nyuri-nyuri kesempatan. TV tidak bisa ditonton. Kalau hari yang dijanjikan sudah tiba aku pasang lagi alat-alat itu. Dan aku sendiri tidak nonton TV di hari-hari itu baik siang mau pun malam. Kadang aku merasa ketinggalan informasi. Tapi ga apa-apa deh. Yang penting anak terjaga dan aman.

SUMBER (http://kajiislam.wordpress.com/)