stupid
1st December 2010, 05:54 PM
http://www.mediaindonesia.com/spaw/uploads/images/article/image/20101201_022323_lokal2.jpg
Badan Urusan Logistik (Bulog) tidak mampu menyerap beras lokal produksi petani di Kalimantan Selatan (Kalsel) akibat tingginya harga bahan pangan itu di pasaran.
"Harga beras lokal di pasaran masih tinggi, sehingga Bulog tidak mampu membeli beras petani," kata Kepala Dinas Pertanian Kalsel Yohanes Sriyono di Banjarmasin, Rabu (1/12). Salah satu penyebab tingginya harga beras lokal di pasaran adalah kegagalan tanam dan panen petani
akibat cuaca buruk dan banjir.
Ia mengatakan, banyak petani enggan menjual beras mereka dan memilih menyimpannya untuk cadangan pangan masing-masing, menyusul kegagalan tanam dan panen. Kondisi itulah yang memicu kelangkaan beras yang berimbas pada melambungnya harga beras di pasaran.
Sriyono mengungkapkan, cuaca buruk dan bencana banjir menyebabkan produksi padi Kalsel mengalami penurunan dari target 2,1 juta ton menjadi 1,9 juta ton gabah kering giling. Meski demikian, tambahnya, Kalsel masih mengalami surplus hingga 500.000 ton.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Publik Bulog Divisi Regional Kalsel Muhammad Zainal sebelumnya mengatakan pihaknya terpaksa mendatangkan beras dari luar kalsel, karena tingginya harga beras lokal. Beras lokal jenis siam unus mencapai harga di atas Rp10.000 per kilogram, atau jauh di atas harga pembelian pemerintah senilai Rp 5.060.
∞∞∞ sumber (http://www.mediaindonesia.com/read/2010/12/01/185253/127/101/Bulog-tidak-Mampu-Beli-Beras-Petani-Kalsel) ∞∞
Badan Urusan Logistik (Bulog) tidak mampu menyerap beras lokal produksi petani di Kalimantan Selatan (Kalsel) akibat tingginya harga bahan pangan itu di pasaran.
"Harga beras lokal di pasaran masih tinggi, sehingga Bulog tidak mampu membeli beras petani," kata Kepala Dinas Pertanian Kalsel Yohanes Sriyono di Banjarmasin, Rabu (1/12). Salah satu penyebab tingginya harga beras lokal di pasaran adalah kegagalan tanam dan panen petani
akibat cuaca buruk dan banjir.
Ia mengatakan, banyak petani enggan menjual beras mereka dan memilih menyimpannya untuk cadangan pangan masing-masing, menyusul kegagalan tanam dan panen. Kondisi itulah yang memicu kelangkaan beras yang berimbas pada melambungnya harga beras di pasaran.
Sriyono mengungkapkan, cuaca buruk dan bencana banjir menyebabkan produksi padi Kalsel mengalami penurunan dari target 2,1 juta ton menjadi 1,9 juta ton gabah kering giling. Meski demikian, tambahnya, Kalsel masih mengalami surplus hingga 500.000 ton.
Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Publik Bulog Divisi Regional Kalsel Muhammad Zainal sebelumnya mengatakan pihaknya terpaksa mendatangkan beras dari luar kalsel, karena tingginya harga beras lokal. Beras lokal jenis siam unus mencapai harga di atas Rp10.000 per kilogram, atau jauh di atas harga pembelian pemerintah senilai Rp 5.060.
∞∞∞ sumber (http://www.mediaindonesia.com/read/2010/12/01/185253/127/101/Bulog-tidak-Mampu-Beli-Beras-Petani-Kalsel) ∞∞