bakpaoayam
27th May 2012, 03:22 PM
http://cdn-u.kaskus.co.id/50/bcedgfhk.gif
Create Thread by Minishedd (http://www.kaskus.co.id/member.php?u=3041036)
http://cdn-u.kaskus.co.id/50/bcedgfhk.gif
[/quote]
Pengertian Weda
http://1.bp.blogspot.com/-hs-hz-jHUbc/TV4TRZAQsyI/AAAAAAAAAKk/PlCoPKAD-VE/s1600/images.jpg
Sumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan
ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para Maha Rsi.
Weda merupakan jiwa yang meresapi seluruh ajaran Hindu, laksana sumber air yang
mengalir terus melalui sungai-sungai yang amat panjang dalam sepanjang abad. Weda
adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa.
Weda secara ethimologinya berasal dari kata "Vid" (bahasa sansekerta), yang artinya
mengetahui atau pengetahuan. Weda adalah ilmu pengetahuan suci yang maha
sempurna dan kekal abadi serta berasal dari Hyang Widhi Wasa. Kitab Suci Weda
dikenal pula dengan Sruti, yang artinya bahwa kitab suci Weda adalah wahyu yang
diterima melalui pendengaran suci dengan kemekaran intuisi para maha Rsi. Juga
disebut kitab mantra karena memuat nyanyian-nyanyian pujaan. Dengan demikian
yang dimaksud dengan Weda adalah Sruti dan merupakan kitab yang tidak boleh
diragukan kebenarannya dan berasal dari Hyang Widhi Wasa.
Bahasa Weda
Bahasa yang dipergunakan dalam Weda disebut bahasa Sansekerta, Nama sansekerta
dipopulerkan oleh maharsi Panini, yaitu seorang penulis Tata Bahasa Sensekerta yang
berjudul Astadhyayi yang sampai kini masih menjadi buku pedoman pokok dalam
mempelajari Sansekerta.
Sebelum nama Sansekerta menjadi populer, maka bahasa yang dipergunakan dalam
Weda dikenal dengan nama Daiwi Wak (bahasa/sabda Dewata). Tokoh yang merintis
penggunaan tatabahasa Sansekerta ialah Rsi Panini. Kemudian dilanjutkan oleh Rsi
Patanjali dengan karyanya adalah kitab Bhasa. Jejak Patanjali diikuti pula oleh Rsi
Wararuci.
Pembagian dan Isi Weda
Weda adalah kitab suci yang mencakup berbagai aspek kehidupan yang diperlukan
oleh manusia. Berdasarkan materi, isi dan luas lingkupnya, maka jenis buku weda itu
banyak. maha Rsi Manu membagi jenis isi Weda itu ke dalam dua kelompok besar
yaitu Weda Sruti dan Weda Smerti. Pembagian ini juga dipergunakan untuk
menamakan semua jenis buku yang dikelompokkan sebagai kitab Weda, baik yang
telah berkembang dan tumbuh menurut tafsir sebagaimana dilakukan secara turun
temurun menurut tradisi maupun sebagai wahyu yang berlaku secara institusional
ilmiah. Kelompok Weda Sruti isinya hanya memuat wahyu, sedangkan kelompok
Smerti isinya bersumber dari Weda Sruti, jadi merupakan manual, yakni buku
pedoman yang sisinya tidak bertentangan dengan Sruti. Baik Sruti maupun Smerti,
keduanya adalah sumber ajaran agama Hindu yang tidak boleh diragukan
kebenarannya. Agaknya sloka berikut ini mempertegas pernyataan di atas.
Srutistu wedo wijneyo dharma
sastram tu wai smerth,
te sarrtheswamimamsye tab
hyam dharmohi nirbabhau. (M. Dh.11.1o).
Artinya:
Sesungguhnya Sruti adalah Weda, demikian pula Smrti itu adalah dharma sastra, keduanya harus tidak boleh diragukan dalam hal apapun juga karena keduanya adalah
kitab suci yang menjadi sumber ajaran agama Hindu. (Dharma)
Weda khilo dharma mulam
smrti sile ca tad widam,
acarasca iwa sadhunam
atmanastustireqaca. (M. Dh. II.6).
Artinya:
Seluruh Weda merupakan sumber utama dari pada agama Hindu (Dharma), kemudian
barulah Smerti di samping Sila (kebiasaan- kebiasaan yang baik dari orang-orang yang
menghayati Weda). dan kemudian acara yaitu tradisi dari orang-orang suci serta
akhirnya Atmasturi (rasa puas diri sendiri).
Srutir wedah samakhyato
dharmasastram tu wai smrth,
te sarwatheswam imamsye
tabhyam dharmo winir bhrtah. (S.S.37).
Artinya:
Ketahuilah olehmu Sruti itu adalah Weda (dan) Smerti itu sesungguhnya adalah
dharmasastra; keduanya harus diyakini kebenarannya dan dijadikan jalan serta dituruti
agar sempurnalah dalam dharma itu.
Dari sloka-sloka diatas, maka tegaslah bahwa Sruti dan Smerti merupakan dasar utama
ajaran Hindu yang kebenarannya tidak boleh dibantah. Sruti dan Smerti merupakan dasar yang harus dipegang teguh, supaya dituruti ajarannya untuk setiap usaha.
BAHASA WEDA
Bahasa Sanskerta Weda atau disingkat sebagai bahasa Weda adalah bahasa yang dipergunakan di dalam kitab suci Weda, teks-teks suci awal dari India. Teks Weda yang paling awal yaitu Ṛgweda, diperkirakan ditulis pada milennium ke-2 SM, dan penggunaan bahasa Weda dilaksanakan sampai kurang lebih tahun 500 SM, ketika bahasa Sanskerta Klasik yang dikodifikasikan Panini mulai muncul.
Bentuk Weda dari bahasa Sanskerta adalah sebuah turunan dekat bahasa Proto-Indo-Iran, dan masih lumayan mirip (dengan selisih kurang lebih 1.500 tahun) dari bahasa Proto-Indo-Europa, bentuk bahasa yang direkonstruksi dari semua bahasa Indo-Eropa. Bahasa Weda adalah bahasa tertua yang masih diketemukan dari cabang bahasa Indo-Iran dari rumpun bahasa Indo-Eropa. Bahasa ini masih sangat dekat dengan bahasa Avesta, bahasa suci agama Zoroastrianisme. Kekerabatan antara bahasa Sansekerta dengan bahasa-bahasa yang lebih mutakhir dari Eropa seperti bahasa Yunani, bahasa Latin dan bahasa Inggris bisa dilihat dalam kata-kata berikut: Ing. mother /Skt. मतृ matṛ or Ing. father /Skt. पितृ pitṛ.
Sebuah persamaan menarik lain bisa diketemukan dari kata Sanskerta dan Persia berikut sthaan dan staan yang artinya adalah �tanah� atau �negara� (berkerabat dengan kata Inggris to stand yang artinya "berdiri").
TATA BAHASA
Bahasa Weda memiliki sebuah bunyi frikatif labial [f], yang disebut upadhmaniya, dan sebuah frikatif velar [x], yang disebut jihwamuliya. Kedua-duanya merupaka alofon daripada wisarga: upadhmaniya muncul sebelum p dan ph, jihwamuliya sebelum k dan kh. Bahasa Weda juga memiliki huruf khusus ळ (aksara Devanagari) untuk l retrofleks, sebuah alofon antara vokal ḍ, yang biasa dialihaksarakan sebagai ḷ atau ḷh. Dalam membedakan l vokalik daripada l retrofleks, l vokalik kadangkala dialihaksarakan dengan menggunakan tanda diakritis berbentuk lingkaran di bawah huruf, l̥; apabila hal ini dilaksanakan, r vokalik juga digambarkan dengan sebuah lingkaran, r̥, demi asas konsistensi.
Bahasa Weda merupakan bahasa yang memiliki pitch accent (Indonesia ?). Karena sejumlah kecil kata-kata menurut pelafazan Weda mengandung apa yang disebut swarita mandiri pada sebuah vokal pendek, maka bisa dikatakan bahwa bahasa Weda �mutakhir� adalah sebuah bahasa nada secara marginal. Namun harap diperhatikan bahwa pada versi-versi Rgweda yang telah direkonstruksi secara metrik, hampir semua sukukata yang mengandung swarita harus dikembalikan kepada sebuah sekuensi dua sukukata di mana yang pertama mengandung sebuah anuswāra dan yang kedua mengandung apa yang disebut swarita bebas. Jadi bahasa Weda awal bukanlah sebuah bahasa nada melainkan sebuah bahasa yang menggunakan pitch accent.
Selain itu bahasa Weda memiliki bentuk subjunktivus, yang tidak disebut dalam tatabahasa Panini dan pada umumnya dianggap telah hilang pada saat itu, paling tidak pada konstruksi kalimat umum.
Dasar i-panjang membedakan infleksi Dewi dan infleksi Wrkis, sebuah pembedaan yang sudah hilang pada bahasa Sansekerta Klasik.
SUMBER (http://asal-usul-motivasi.blogspot.com/2011/02/asal-usul-sejarah-pengertian-weda-kitab.html)
[quote]
:melonndan::melonndan::melonndan::melonndan::melon ndan:
http://cdn-u.kaskus.co.id/46/k5rebqpn.png
</div>
Create Thread by Minishedd (http://www.kaskus.co.id/member.php?u=3041036)
http://cdn-u.kaskus.co.id/50/bcedgfhk.gif
[/quote]
Pengertian Weda
http://1.bp.blogspot.com/-hs-hz-jHUbc/TV4TRZAQsyI/AAAAAAAAAKk/PlCoPKAD-VE/s1600/images.jpg
Sumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan
ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para Maha Rsi.
Weda merupakan jiwa yang meresapi seluruh ajaran Hindu, laksana sumber air yang
mengalir terus melalui sungai-sungai yang amat panjang dalam sepanjang abad. Weda
adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa.
Weda secara ethimologinya berasal dari kata "Vid" (bahasa sansekerta), yang artinya
mengetahui atau pengetahuan. Weda adalah ilmu pengetahuan suci yang maha
sempurna dan kekal abadi serta berasal dari Hyang Widhi Wasa. Kitab Suci Weda
dikenal pula dengan Sruti, yang artinya bahwa kitab suci Weda adalah wahyu yang
diterima melalui pendengaran suci dengan kemekaran intuisi para maha Rsi. Juga
disebut kitab mantra karena memuat nyanyian-nyanyian pujaan. Dengan demikian
yang dimaksud dengan Weda adalah Sruti dan merupakan kitab yang tidak boleh
diragukan kebenarannya dan berasal dari Hyang Widhi Wasa.
Bahasa Weda
Bahasa yang dipergunakan dalam Weda disebut bahasa Sansekerta, Nama sansekerta
dipopulerkan oleh maharsi Panini, yaitu seorang penulis Tata Bahasa Sensekerta yang
berjudul Astadhyayi yang sampai kini masih menjadi buku pedoman pokok dalam
mempelajari Sansekerta.
Sebelum nama Sansekerta menjadi populer, maka bahasa yang dipergunakan dalam
Weda dikenal dengan nama Daiwi Wak (bahasa/sabda Dewata). Tokoh yang merintis
penggunaan tatabahasa Sansekerta ialah Rsi Panini. Kemudian dilanjutkan oleh Rsi
Patanjali dengan karyanya adalah kitab Bhasa. Jejak Patanjali diikuti pula oleh Rsi
Wararuci.
Pembagian dan Isi Weda
Weda adalah kitab suci yang mencakup berbagai aspek kehidupan yang diperlukan
oleh manusia. Berdasarkan materi, isi dan luas lingkupnya, maka jenis buku weda itu
banyak. maha Rsi Manu membagi jenis isi Weda itu ke dalam dua kelompok besar
yaitu Weda Sruti dan Weda Smerti. Pembagian ini juga dipergunakan untuk
menamakan semua jenis buku yang dikelompokkan sebagai kitab Weda, baik yang
telah berkembang dan tumbuh menurut tafsir sebagaimana dilakukan secara turun
temurun menurut tradisi maupun sebagai wahyu yang berlaku secara institusional
ilmiah. Kelompok Weda Sruti isinya hanya memuat wahyu, sedangkan kelompok
Smerti isinya bersumber dari Weda Sruti, jadi merupakan manual, yakni buku
pedoman yang sisinya tidak bertentangan dengan Sruti. Baik Sruti maupun Smerti,
keduanya adalah sumber ajaran agama Hindu yang tidak boleh diragukan
kebenarannya. Agaknya sloka berikut ini mempertegas pernyataan di atas.
Srutistu wedo wijneyo dharma
sastram tu wai smerth,
te sarrtheswamimamsye tab
hyam dharmohi nirbabhau. (M. Dh.11.1o).
Artinya:
Sesungguhnya Sruti adalah Weda, demikian pula Smrti itu adalah dharma sastra, keduanya harus tidak boleh diragukan dalam hal apapun juga karena keduanya adalah
kitab suci yang menjadi sumber ajaran agama Hindu. (Dharma)
Weda khilo dharma mulam
smrti sile ca tad widam,
acarasca iwa sadhunam
atmanastustireqaca. (M. Dh. II.6).
Artinya:
Seluruh Weda merupakan sumber utama dari pada agama Hindu (Dharma), kemudian
barulah Smerti di samping Sila (kebiasaan- kebiasaan yang baik dari orang-orang yang
menghayati Weda). dan kemudian acara yaitu tradisi dari orang-orang suci serta
akhirnya Atmasturi (rasa puas diri sendiri).
Srutir wedah samakhyato
dharmasastram tu wai smrth,
te sarwatheswam imamsye
tabhyam dharmo winir bhrtah. (S.S.37).
Artinya:
Ketahuilah olehmu Sruti itu adalah Weda (dan) Smerti itu sesungguhnya adalah
dharmasastra; keduanya harus diyakini kebenarannya dan dijadikan jalan serta dituruti
agar sempurnalah dalam dharma itu.
Dari sloka-sloka diatas, maka tegaslah bahwa Sruti dan Smerti merupakan dasar utama
ajaran Hindu yang kebenarannya tidak boleh dibantah. Sruti dan Smerti merupakan dasar yang harus dipegang teguh, supaya dituruti ajarannya untuk setiap usaha.
BAHASA WEDA
Bahasa Sanskerta Weda atau disingkat sebagai bahasa Weda adalah bahasa yang dipergunakan di dalam kitab suci Weda, teks-teks suci awal dari India. Teks Weda yang paling awal yaitu Ṛgweda, diperkirakan ditulis pada milennium ke-2 SM, dan penggunaan bahasa Weda dilaksanakan sampai kurang lebih tahun 500 SM, ketika bahasa Sanskerta Klasik yang dikodifikasikan Panini mulai muncul.
Bentuk Weda dari bahasa Sanskerta adalah sebuah turunan dekat bahasa Proto-Indo-Iran, dan masih lumayan mirip (dengan selisih kurang lebih 1.500 tahun) dari bahasa Proto-Indo-Europa, bentuk bahasa yang direkonstruksi dari semua bahasa Indo-Eropa. Bahasa Weda adalah bahasa tertua yang masih diketemukan dari cabang bahasa Indo-Iran dari rumpun bahasa Indo-Eropa. Bahasa ini masih sangat dekat dengan bahasa Avesta, bahasa suci agama Zoroastrianisme. Kekerabatan antara bahasa Sansekerta dengan bahasa-bahasa yang lebih mutakhir dari Eropa seperti bahasa Yunani, bahasa Latin dan bahasa Inggris bisa dilihat dalam kata-kata berikut: Ing. mother /Skt. मतृ matṛ or Ing. father /Skt. पितृ pitṛ.
Sebuah persamaan menarik lain bisa diketemukan dari kata Sanskerta dan Persia berikut sthaan dan staan yang artinya adalah �tanah� atau �negara� (berkerabat dengan kata Inggris to stand yang artinya "berdiri").
TATA BAHASA
Bahasa Weda memiliki sebuah bunyi frikatif labial [f], yang disebut upadhmaniya, dan sebuah frikatif velar [x], yang disebut jihwamuliya. Kedua-duanya merupaka alofon daripada wisarga: upadhmaniya muncul sebelum p dan ph, jihwamuliya sebelum k dan kh. Bahasa Weda juga memiliki huruf khusus ळ (aksara Devanagari) untuk l retrofleks, sebuah alofon antara vokal ḍ, yang biasa dialihaksarakan sebagai ḷ atau ḷh. Dalam membedakan l vokalik daripada l retrofleks, l vokalik kadangkala dialihaksarakan dengan menggunakan tanda diakritis berbentuk lingkaran di bawah huruf, l̥; apabila hal ini dilaksanakan, r vokalik juga digambarkan dengan sebuah lingkaran, r̥, demi asas konsistensi.
Bahasa Weda merupakan bahasa yang memiliki pitch accent (Indonesia ?). Karena sejumlah kecil kata-kata menurut pelafazan Weda mengandung apa yang disebut swarita mandiri pada sebuah vokal pendek, maka bisa dikatakan bahwa bahasa Weda �mutakhir� adalah sebuah bahasa nada secara marginal. Namun harap diperhatikan bahwa pada versi-versi Rgweda yang telah direkonstruksi secara metrik, hampir semua sukukata yang mengandung swarita harus dikembalikan kepada sebuah sekuensi dua sukukata di mana yang pertama mengandung sebuah anuswāra dan yang kedua mengandung apa yang disebut swarita bebas. Jadi bahasa Weda awal bukanlah sebuah bahasa nada melainkan sebuah bahasa yang menggunakan pitch accent.
Selain itu bahasa Weda memiliki bentuk subjunktivus, yang tidak disebut dalam tatabahasa Panini dan pada umumnya dianggap telah hilang pada saat itu, paling tidak pada konstruksi kalimat umum.
Dasar i-panjang membedakan infleksi Dewi dan infleksi Wrkis, sebuah pembedaan yang sudah hilang pada bahasa Sansekerta Klasik.
SUMBER (http://asal-usul-motivasi.blogspot.com/2011/02/asal-usul-sejarah-pengertian-weda-kitab.html)
[quote]
:melonndan::melonndan::melonndan::melonndan::melon ndan:
http://cdn-u.kaskus.co.id/46/k5rebqpn.png
</div>