ondelondel
27th May 2012, 03:22 PM
Rasa keadilan di negeri ini kembali terusik ketika biaya operasi operasi payudara Inong Malinda alias Melinda Dee ditanggung negera lewat fasilitas Jaminan Kesehatan Masyarakat.
TERSANGKA kasus pembobolan Rp 17 miliar dana milik nasabah Citibank itu mengalami sakit radang implan pada payudaranya. Pemilik lima mobil supermewah berharga miliaran rupiah itu dinilai sangat tidak pantas menikmati fasilitas Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang lazim digunakan masyarakat miskin. Apakah Melinda sudah langsung jatuh miskin begitu menjadi tahanan ?
Pertanyaan itulah yang menyeruak dibenak banyak kalangan. Polri yang mempunyai inisiatif untuk melakukan operasi payudara Melinda pun menuai kritik. Kenapa reaksi Polri dan pemerintah begitu cepat untuk Melinda, sementara Dora, pasien 'keringat darah' asal Padang, Sumatera Barat, baru mendapat perhatian ketika media ramai memberitakan.
Wakil Ketua Komisi III DPR, Tjatur Sapto Edy sangat menyayangkan rencana Polri tersebut. Terlebih lagi Malinda Dee adalah seorang tahanan negara.
"Lah, Jamkesmas biasanya untuk orang yang tidak mampu, lalu mengajukan Jamkesmas. Tidak bijak kan Jamkesmas, untuk orang tidak mampu, ini malah untuk orang kaya yang kena kasus lagi," ujar Tjatur di gedung DPR, Jakarta, Kamis (9/6).
Menurut Tjatur, apabila hal itu terus dilakukan, bisa-bisa uang negara terus habis dipakai membiayai tahanan negara yang sakit. "Tidak bijak yang seperti itu," sambung anggota DPR dari Fraksi PAN tersebut.
Pendapat serupa juga dilontarkan Anggota Komisi III DPR, Eva Kusuma Sundari. Eva melihat peruntukkan Jamkesmas adalah untuk rakyat kecil dan bukan dipakai Melinda Dee yang diketahui kaya raya.
"Aku melihatnya merasa aneh juga karena kan peruntukannya jatahnya orang miskin ya, sejak kapan Melinda fakir miskin dan pengobatannya juga kan pengobatan operasi kosmetik bukan sesuatu yang sifatnya nyawa atau apa," jelas Eva
Anggota DPR dari Fraksi PDIP ini memandang sangat tidak sesuai apabila Melinda Dee harus dioperasi menggunakan dana Jamkesmas. "Apakah sesuai dengan peruntukkan karena Jamkesmas kan dipakai untuk kelas 3, yang pasti kan tidak ada yang operasi plastik, jadi nggak sesuai," ujarnya.
Penggunaan dana Jamkesmas oleh Malinda dinilai mencederai rasa keadilan masyarakat terutama rakyat kecil. "Cepat sekali meresponnya, semua biaya ditanggung negara," kata anggota DPR dari Fraksi PDI-P Rieke Dyah Pitaloka.
Rieke menghendaki agar mekanisme pelayanan masyarakat bagi masyarakat miskin dipelakukan sama dengan ditanggung negara seperti Malinda Dee. "Rakyat yang dalam keadaan miskin seharusnya diperlakukan sama," imbuh 'Oneng' yang getol memperjuangakan Jaminan Sosial bagi rakyat.
Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso. Menurutnya langkah Polri menggunakan fasilitas Jamkesmas tidak patut. Jika pun harus memakai dana negara, jangan Jamkesman.
Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra, Fadli Zon juga memprotes operasi
payudara milik Melinda Dee dibiayai melalui Jamkesmas. Meski berhak secara hukum, sebagai tahanan, namun secara etika dana Jamkesmas lebih berhak diberikan kepada mereka yang tidak mampu, daripada Melinda Dee yang dianggap publik mampu.
Fadli menegaskan, seharusnya Melinda Dee ditanya dulu, apakah bersedia biaya operasinya dibayar pakai uang negara, pakai uang rakyat. Dan tak mungkin, Melinda Dee yang memiliki beberapa mobil mewah merek Kuda Jingkrak tak mampu membiayai operasi payudaranya.
"Tinggalnya saja di apartemen. Jadi, kalau bicara kepantasan, yang lebih berhak dibiayai negara kalau sakit, ya rakyat yang tidak mampu, bukan Melinda Dee," tandas Fadli Zon.
Rabu (8/6) lalu Polri menyatakan bertanggung jawab atas biaya operasi payudara tersangka pembobol dana nasabah Citibank Rp 17 miliar Melinda Dee. Kabareskrim Polri Komjen Pol Ito Sumardi mengatakan biaya pengobatan Malinda selama di RS. Polri akan ditanggung melalui Jamkesmas.
Namun kemarin, Ito meralat pernyataannya. Ito mengatakan, hanya sebagian biaya operasi payudara Melinda yang akan ditanggung pemerintah melalui Jamkesmas. Pasalnya, kata Ito, setiap tahanan di seluruh rumah tahanan (rutan) di Indonesia mendapat Jamkesmas.
"Dananya memang ditanggung pemerintah tapi dengan standar tertentu. Tidak berarti semuanya (ditanggung). Jadi kalau ada yang dia minta lebih dan biaya tidak sesuai dengan Jamkesmas, itu jadi tanggungjawab keluarga," kata Ito di Kementerian Hukum dan HAM, Kamis (9/6 ).
Sebagaimana diberitakan, pihak Rumah Sakit Bhayangkara Jakarta merencanakan operasi payudara Malinda. Ibu tiga anak itu didiagnosa terkena radang payudara sebagai efek operasi payudara yang dilakukannya untuk memperindah penampilan
TKP: http://pekanbaru.tribunnews.com/2011...da-tuai-kritik (http://pekanbaru.tribunnews.com/2011/06/10/operasi-payudara-melinda-tuai-kritik)
</div>
TERSANGKA kasus pembobolan Rp 17 miliar dana milik nasabah Citibank itu mengalami sakit radang implan pada payudaranya. Pemilik lima mobil supermewah berharga miliaran rupiah itu dinilai sangat tidak pantas menikmati fasilitas Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang lazim digunakan masyarakat miskin. Apakah Melinda sudah langsung jatuh miskin begitu menjadi tahanan ?
Pertanyaan itulah yang menyeruak dibenak banyak kalangan. Polri yang mempunyai inisiatif untuk melakukan operasi payudara Melinda pun menuai kritik. Kenapa reaksi Polri dan pemerintah begitu cepat untuk Melinda, sementara Dora, pasien 'keringat darah' asal Padang, Sumatera Barat, baru mendapat perhatian ketika media ramai memberitakan.
Wakil Ketua Komisi III DPR, Tjatur Sapto Edy sangat menyayangkan rencana Polri tersebut. Terlebih lagi Malinda Dee adalah seorang tahanan negara.
"Lah, Jamkesmas biasanya untuk orang yang tidak mampu, lalu mengajukan Jamkesmas. Tidak bijak kan Jamkesmas, untuk orang tidak mampu, ini malah untuk orang kaya yang kena kasus lagi," ujar Tjatur di gedung DPR, Jakarta, Kamis (9/6).
Menurut Tjatur, apabila hal itu terus dilakukan, bisa-bisa uang negara terus habis dipakai membiayai tahanan negara yang sakit. "Tidak bijak yang seperti itu," sambung anggota DPR dari Fraksi PAN tersebut.
Pendapat serupa juga dilontarkan Anggota Komisi III DPR, Eva Kusuma Sundari. Eva melihat peruntukkan Jamkesmas adalah untuk rakyat kecil dan bukan dipakai Melinda Dee yang diketahui kaya raya.
"Aku melihatnya merasa aneh juga karena kan peruntukannya jatahnya orang miskin ya, sejak kapan Melinda fakir miskin dan pengobatannya juga kan pengobatan operasi kosmetik bukan sesuatu yang sifatnya nyawa atau apa," jelas Eva
Anggota DPR dari Fraksi PDIP ini memandang sangat tidak sesuai apabila Melinda Dee harus dioperasi menggunakan dana Jamkesmas. "Apakah sesuai dengan peruntukkan karena Jamkesmas kan dipakai untuk kelas 3, yang pasti kan tidak ada yang operasi plastik, jadi nggak sesuai," ujarnya.
Penggunaan dana Jamkesmas oleh Malinda dinilai mencederai rasa keadilan masyarakat terutama rakyat kecil. "Cepat sekali meresponnya, semua biaya ditanggung negara," kata anggota DPR dari Fraksi PDI-P Rieke Dyah Pitaloka.
Rieke menghendaki agar mekanisme pelayanan masyarakat bagi masyarakat miskin dipelakukan sama dengan ditanggung negara seperti Malinda Dee. "Rakyat yang dalam keadaan miskin seharusnya diperlakukan sama," imbuh 'Oneng' yang getol memperjuangakan Jaminan Sosial bagi rakyat.
Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso. Menurutnya langkah Polri menggunakan fasilitas Jamkesmas tidak patut. Jika pun harus memakai dana negara, jangan Jamkesman.
Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra, Fadli Zon juga memprotes operasi
payudara milik Melinda Dee dibiayai melalui Jamkesmas. Meski berhak secara hukum, sebagai tahanan, namun secara etika dana Jamkesmas lebih berhak diberikan kepada mereka yang tidak mampu, daripada Melinda Dee yang dianggap publik mampu.
Fadli menegaskan, seharusnya Melinda Dee ditanya dulu, apakah bersedia biaya operasinya dibayar pakai uang negara, pakai uang rakyat. Dan tak mungkin, Melinda Dee yang memiliki beberapa mobil mewah merek Kuda Jingkrak tak mampu membiayai operasi payudaranya.
"Tinggalnya saja di apartemen. Jadi, kalau bicara kepantasan, yang lebih berhak dibiayai negara kalau sakit, ya rakyat yang tidak mampu, bukan Melinda Dee," tandas Fadli Zon.
Rabu (8/6) lalu Polri menyatakan bertanggung jawab atas biaya operasi payudara tersangka pembobol dana nasabah Citibank Rp 17 miliar Melinda Dee. Kabareskrim Polri Komjen Pol Ito Sumardi mengatakan biaya pengobatan Malinda selama di RS. Polri akan ditanggung melalui Jamkesmas.
Namun kemarin, Ito meralat pernyataannya. Ito mengatakan, hanya sebagian biaya operasi payudara Melinda yang akan ditanggung pemerintah melalui Jamkesmas. Pasalnya, kata Ito, setiap tahanan di seluruh rumah tahanan (rutan) di Indonesia mendapat Jamkesmas.
"Dananya memang ditanggung pemerintah tapi dengan standar tertentu. Tidak berarti semuanya (ditanggung). Jadi kalau ada yang dia minta lebih dan biaya tidak sesuai dengan Jamkesmas, itu jadi tanggungjawab keluarga," kata Ito di Kementerian Hukum dan HAM, Kamis (9/6 ).
Sebagaimana diberitakan, pihak Rumah Sakit Bhayangkara Jakarta merencanakan operasi payudara Malinda. Ibu tiga anak itu didiagnosa terkena radang payudara sebagai efek operasi payudara yang dilakukannya untuk memperindah penampilan
TKP: http://pekanbaru.tribunnews.com/2011...da-tuai-kritik (http://pekanbaru.tribunnews.com/2011/06/10/operasi-payudara-melinda-tuai-kritik)
</div>