Log in

View Full Version : KDRT Pada Suami: Dipukuli IstriKarena Salah Potong Rambut


baksourat
27th May 2012, 03:19 PM
Semoga agan dan aganwati selalu dalam keadaan sehat selalu dan berlimpah rezekinya.



wolipop - Jakarta, Kekerasan dalam rumah

tangga (KDRT) tidak hanya terjadi pada istri.

Para suami pun rupanya mengalami hal serupa.

Pria ini misalnya mengaku dipukuli karena sang

istri tidak suka potongan rambutnya.

Paul, sebut saja namanya demikian,

mengisahkan KDRT yang dialaminya itu dalam

tulisannya di Daily Mail. Ia mengaku kerap

mengalami KDRT selama menikah dengan

istrinya Lisa.

Paul menceritakan KDRT pertama kali

dialaminya setelah ia memotong rambutnya.

Ketika itu, Lisa marah karena menurutnya

potong rambut suaminya tidak bagus.

"Dia menyeretku sepanjang lorong (rumah)

dengan menarik rambutku, dan memukuli

belakang leherku. Tidak lama kemudian, dia

terus memukuli kepalaku dengan mesin

penjawab telepon karena tidak suka dengan

perkataanku pada ibuku," kisah Paul.

Cerita KDRT yang cukup absurd dialami Paul

saat dia menjemur celana dalamnya tanpa

memegangnya dengan benar. Gara-gara itu,

istrinya memukulnya dengan stik golf mainan

anak-anak yang terbuat dari plastik.

Selama mengalami KDRT tersebut, Paul

mengaku tidak melakukan tindakan apapun.

Sama seperti korban KDRT pada umumnya, dia

terlalu malu untuk menceritakan apa yang

dialaminya tersebut. Dia pun selalu berusaha

meyakinkan diri sendiri bisa menjadi suami yang

lebih baik dan kekerasan tersebut akan berakhir.

Paul menikah dengan Lisa, enam bulan setelah

mereka berkenalan. Saat itu dia masih berusia

21 tahun dan baru saja lulus kuliah. Pria itu juga

baru putus cinta setelah tiga tahun pacaran.

Makanya ketika Lisa juga mengatakan cinta

padanya, Paul sangat senang dan langsung

melamar. Namun kebahagiaan itu berlangsung

tidak lama. Butuh waktu sebentar saja hingga

Lisa menunjukkan siapa dirinya sebenarnya.

Ia pertamakali melihat istrinya menjadi sangat

pemarah saat mereka berada di sebuah kapal

dalam perjalanan dari Hong Kong ke Shanghai.

Lisa marah hanya karena dia merasa Paul

pindah posisi dari tempat mereka semula

janjian. Lisa berteriak-teriak dan tidak mau

mendengarkan penjelasan Paul. Ketika itu Paul

berusaha berpikir positif dan tidak terlalu

menjadikan kejadian tersebut sebagai suatu

masalah.

KDRT terus dialaminya hingga ketika Lisa hamil.

Kekerasan tersebut malah semakin parah.

Namun Paul menganggap kemarahan istrinya

itu karena efek kehamilan. Dia juga tak sanggup

meninggalkan Lisa yang tengah hamil.

Kalau sudah tidak marah, Lisa juga bisa berubah

menjadi istri yang sangat baik dan penyayang.

Dia kerap memberi harapan kalau pernikahan

mereka bisa berjalan baik nantinya setelah sang

anak lahir. Rupanya sifat baik tersebut memang

tipikal dari para pelaku KDRT.

"Biasanya korban dalam posisi putus asa dan si

pelaku akan memberikan mereka cinta dan

kasih sayang," jelas Psikolog dari University of

Central Lancashire, Nicola Grahama-Kevan .

"Korban akan merasa mereka patut disalahkan

dan berusaha memperbaiki keadaan jadi lebih

baik, itulah yang membuat kekerasan terjadi

lagi," ucapnya lagi.

Paul bukanlah satu-satunya pria yang

mengalami KDRT dalam pernikahan.

Berdasarkan data dari British Crime Survey, 1/3

korban KDRT adalah pria. Setidaknya 400 ribu

pria mendapat KDRT setiap tahunnya.

"Semua bukti yang ada lebih banyak lagi

ketimbang data tersebut," ujar John Mays, dari

organisasi hak asasi manusia, Parity. "1 dari 3

dan 40% kasus KDRT pelakunya adalah wanita

dan korbannya pria. Menyedihkannya fakta ini

tidak diketahui banyak orang," tambahnya. http://img.kaskus.co.id/images/kaskusmobile_hp.gif


</div>