kumisfauzi
27th May 2012, 03:05 PM
[/quote]
Welcome to My Thread
Mohon maaf kalo :repost:
Kalo Berkenan :melonndan:
http://ceri.ws/images/smilies/war.gifBUDAYAKAN COMMENT AND NO JUNKhttp://ceri.ws/images/smilies/war.gif
CARA BERKOMUNIKASI DENGAN ANAK
http://www.epochtimes.co.id/fotokeluarga/Komunikasi-big(16Apr11).jpg
Di tengah rutinitas dan kesibukan, orang tua diharapkan untuk tidak melupakan komunikasi dengan anak-anak mereka, karena komunikasi merupakan cara mendidik anak yang sangat mudah dan efektif.
Komunikasi yang baik akan membantu memupuk kepercayaan diri, membangun relasi yang baik, yang dapat membuat anak menjalani hidup dengan lebih menyenangkan, serta sangat berpengaruh untuk mempertahankan perasaan yang sehat dalam proses pertumbuhan bagi dirinya maupun orang lain.
1. Membantu perkembangan kemampuan berbicara anak dan balita
Perkembangan kemampuan berbicara merupakan tonggak penting, karena kemampuan bersosialisasi dan perkembangan kecerdasan balita berhubungan erat dengan kemampuan berbicaranya. Perkembangan berbicara yang terlambat dapat menyebabkan anak menutup diri, sulit belajar, dan dapat timbul masalah lainnya. Namun demikian banyak orang tua beranggapan, bahwa balita belajar berbicara adalah sebuah proses alami. Sebenarnya, bayi sejak dilahirkan sudah mulai belajar berbicara.
Bayi belajar berbicara dengan mendengarkan pembicaraan dan ketika orang tua berbicara dengannya. Ketika satu rangkaian kata diulang berkali-kali, bahasa yang diterima secara pasif tersebut akan berangsur-angsur berubah menjadi perbendaharaan kata yang aktif bagi bayi. Dan dia akan menggunakannya.
Penelitian menunjukkan bahwa sebelum balita bisa mengucapkan satu kata, paling sedikit harus mendengarkan kata ini sebanyak 500 kali. Hal ini berarti orang tua harus menciptakan lebih banyak kesempatan bagi anak untuk lebih banyak mendengarkan percakapan mereka.
Selain itu, saat berbicara, orang tua dapat membantu mencarikan kata atau rangkaian kata untuk menyatakan pemikiran si anak. Orang tua juga dapat membetulkan kesalahan dan memperbanyak perbendaharaan kata, serta menjelaskan arti kata yang diucapkan. Dengan demikian akan membantu dan memajukan kemampuan berbicara anak.
2. Membantu pemahaman dan membangun hubungan baik dengan anak
Hubungan erat yang terbentuk pada masa awal pertumbuhan anak akan mendorong anak untuk mencari bantuan Anda jika ia menjumpai masalah atau ketika mengalami kegagalan. Dan sebagai orang tua, seharusnya mereka lebih peka terhadap perubahan perasaan anak. Anak yang dekat dengan orang tua-nya dalam proses pertumbuhan, jarang sekali muncul masalah pada mentalnya.
Orang tua harus bisa mendengarkan suara hati anak secara serius, karena perkataan yang diucapkannya merupakan proses penyampaian pemikiran, perasaan dan pendapat anak. Walaupun terkadang tidak terlalu tepat dan jelas, tetapi mengandung banyak sekali informasi. Di dalam proses tersebut akan membuat orang tua lebih memahami watak, karakter serta proses pertumbuhan anak mereka.
Ucapan yang adil, sabar, dan penuh semangat akan meningkatkan kepercayaan diri anak akan kemampuan dirinya dalam berbicara dan menyatakan pendapat, membantu meluruskan perilaku anak yang kurang benar, serta menyampaikan rasa sayang dan perhatian orang tua terhadap mereka.
3. Membimbing Anak
Bagi anak kecil, dunia ini boleh dikatakan sangat rumit dan penuh tantangan. Banyak sekali hal-hal yang tidak dapat mereka pahami, bahkan beberapa dapat membuat mereka menjadi khawatir dan takut. Dengan berkomunikasi, orang tua dapat memahami keraguan dan ketidakpahaman anak mereka. Setelah itu cobalah gunakan bahasa sederhana untuk menjelaskan mereka.
Saya teringat akan kejadian pintu mobil suami yang tertabrak cukup keras hingga meninggalkan sebuah lekukan yang dalam. Setiap kali melihat mobil itu, anak saya akan selalu bertanya apa yang terjadi dengan mobil ayah. Saya selalu menjelaskan dengan kalimat sederhana, seperti, �Mobil itu berkata, mengemudi harus berhati-hati, jika tidak mengalah dapat melukai saya. Sakit sekali.�
Dia selalu teringat dengan perkataan saya, sehingga setiap kali saya mengemudi dia selalu mengingatkan agar berhati-hati dan jangan terlalu kencang. �Jika tidak mobilnya sakit.� begitu katanya. Bayangan akan kecelakaan yang mengerikan tidak menempel di benaknya, malah sebaliknya, hal ini akan mengingatkan anak bahwa segala sesuatu harus berhati-hati jika tidak ingin �sakit�.
Terkadang orang tua bisa merasakan perasaan anak mereka mendadak berubah menjadi sangat kacau, risau, marah, tidak tenang dan menangis tanpa sebab. Mengesampingkan unsur-unsur pengaruh dari luar seperti terlalu lelah, haus atau lapar, juga ada kemungkinan di tempat yang lain seperti sekolah atau tempat lain terjadi peristiwa yang tidak menyenangkan hati anak. Jika Anda bisa perlahan-lahan menanyakannya, mungkin bisa menemukan akar penyebabnya.
Orang tua dapat merasakan perubahan perasaan anak yang tiba-tiba, seperti perasaan gelisah, marah, tidak tenang, atau bahkan menangis tanpa sebab. Ada banyak hal seperti terlalu lelah, haus atau lapar, juga ada kemungkinan terjadinya hal yang tidak menyenangkan bagi anak di tempat lain seperti sekolah dan lain sebagainya. Kuaklah akar permasalahannya dengan berbicara dari hati ke hati.
4. Ciptakan dan Gunakan Kesempatan
Baik anak maupun orang tua, masing-masing memiliki rutinitas sendiri. Sehingga tidak menutup kemungkinan sangat jarang sekali terdapat kesempatan untuk duduk bersama dan saling berkomunikasi. Untuk itu, gunakanlah setiap kesempatan dalam hidup ini untuk mencoba berkomunikasi dengan anak. Karena berkomunikasi mengandung makna kebaikan, seperti anak akan merasakan keterbukaan diri Anda, maka setiap saat mereka akan senang berbicara dengan Anda, dan Anda pun akan dengan senang berbicara dengan mereka.
Anda dapat menggunakan kesempatan seperti ketika menonton televisi bersama. Mulailah dengan mendiskusikan acara televisi yang baru saja ditonton. Anda dapat membimbing anak untuk mempelajari hal-hal yang positif. Pada saat makan siang dalam mobil, berjalan-jalan, atau sesaat sebelum tidur, merupakan kesempatan paling baik yang dapat Anda gunakan untuk berkomunikasi dengan anak.
5. Perhatikan cara Anda ketika berbicara
Komunikasi akan jauh lebih mudah jika orang tua telah sepenuhnya dapat menerima kehadiran anak, tidak membanding-bandingkan anak yang satu dengan anak yang lain. Jangan menggunakan cara seperti nada memerintah, sindiran, olokan atau menyalahkan ketika berbicara. Karena hal itu dapat mendorong anak semakin jauh dengan orang tua.
Seperti contoh di bawah ini :
Dani memberitahu ibunya, �Saya takut tidur sendirian.�
Ibu A menjawab, �Sungguh tidak pantas, sudah besar masih seperti seorang bayi, tidak ada yang perlu ditakutkan.�
Ibu B menjawab, �Ibu tahu kau takut, tapi lampu tidur akan ibu nyalakan, pintu kamar juga akan ibu biarkan terbuka.�
Jika Anda seorang anak kecil, jawaban mana yang bisa Anda terima?
Yang perlu di perhatikan, orang tua seharusnya berdiskusi dengan anak, bukan orang tua memerintah anak.
Berdiskusi merupakan pembicaraan dua arah, berarti juga harus mendengarkan apa yang dikatakan anak. Sedangkan memerintah merupakan sebuah pembicaraan satu arah, hanya mengindoktrinasi pemikiran Anda sendiri kepada mereka. Berkomunikasi secara dua arah tersebut sangat penting bagi pasca balita. Masih ada satu poin yang penting, nada ucapan yang penuh kasih, menyemangati dan menghormati, dapat membantu anak melakukan sesuatu lebih baik.
[quote]
Sepuluh cara berkomunikasi antara orang tua dan anak:
1. Dimulai sejak dini
2. Diskusi dengan anak
3. Menciptakan suatu lingkungan yang terbuka
4. Menyampaikan nilai dan pandangan Anda kepada anak
5. Mendengarkan suara hati anak
6. Harus jujur
7. Sabar
8. Menggunakan setiap kesempatan untuk berdiskusi
9. Sekali, sekali dan sekali lagi
10. Perkataan yang penuh kasih dan saling menghormati.
</div>
Welcome to My Thread
Mohon maaf kalo :repost:
Kalo Berkenan :melonndan:
http://ceri.ws/images/smilies/war.gifBUDAYAKAN COMMENT AND NO JUNKhttp://ceri.ws/images/smilies/war.gif
CARA BERKOMUNIKASI DENGAN ANAK
http://www.epochtimes.co.id/fotokeluarga/Komunikasi-big(16Apr11).jpg
Di tengah rutinitas dan kesibukan, orang tua diharapkan untuk tidak melupakan komunikasi dengan anak-anak mereka, karena komunikasi merupakan cara mendidik anak yang sangat mudah dan efektif.
Komunikasi yang baik akan membantu memupuk kepercayaan diri, membangun relasi yang baik, yang dapat membuat anak menjalani hidup dengan lebih menyenangkan, serta sangat berpengaruh untuk mempertahankan perasaan yang sehat dalam proses pertumbuhan bagi dirinya maupun orang lain.
1. Membantu perkembangan kemampuan berbicara anak dan balita
Perkembangan kemampuan berbicara merupakan tonggak penting, karena kemampuan bersosialisasi dan perkembangan kecerdasan balita berhubungan erat dengan kemampuan berbicaranya. Perkembangan berbicara yang terlambat dapat menyebabkan anak menutup diri, sulit belajar, dan dapat timbul masalah lainnya. Namun demikian banyak orang tua beranggapan, bahwa balita belajar berbicara adalah sebuah proses alami. Sebenarnya, bayi sejak dilahirkan sudah mulai belajar berbicara.
Bayi belajar berbicara dengan mendengarkan pembicaraan dan ketika orang tua berbicara dengannya. Ketika satu rangkaian kata diulang berkali-kali, bahasa yang diterima secara pasif tersebut akan berangsur-angsur berubah menjadi perbendaharaan kata yang aktif bagi bayi. Dan dia akan menggunakannya.
Penelitian menunjukkan bahwa sebelum balita bisa mengucapkan satu kata, paling sedikit harus mendengarkan kata ini sebanyak 500 kali. Hal ini berarti orang tua harus menciptakan lebih banyak kesempatan bagi anak untuk lebih banyak mendengarkan percakapan mereka.
Selain itu, saat berbicara, orang tua dapat membantu mencarikan kata atau rangkaian kata untuk menyatakan pemikiran si anak. Orang tua juga dapat membetulkan kesalahan dan memperbanyak perbendaharaan kata, serta menjelaskan arti kata yang diucapkan. Dengan demikian akan membantu dan memajukan kemampuan berbicara anak.
2. Membantu pemahaman dan membangun hubungan baik dengan anak
Hubungan erat yang terbentuk pada masa awal pertumbuhan anak akan mendorong anak untuk mencari bantuan Anda jika ia menjumpai masalah atau ketika mengalami kegagalan. Dan sebagai orang tua, seharusnya mereka lebih peka terhadap perubahan perasaan anak. Anak yang dekat dengan orang tua-nya dalam proses pertumbuhan, jarang sekali muncul masalah pada mentalnya.
Orang tua harus bisa mendengarkan suara hati anak secara serius, karena perkataan yang diucapkannya merupakan proses penyampaian pemikiran, perasaan dan pendapat anak. Walaupun terkadang tidak terlalu tepat dan jelas, tetapi mengandung banyak sekali informasi. Di dalam proses tersebut akan membuat orang tua lebih memahami watak, karakter serta proses pertumbuhan anak mereka.
Ucapan yang adil, sabar, dan penuh semangat akan meningkatkan kepercayaan diri anak akan kemampuan dirinya dalam berbicara dan menyatakan pendapat, membantu meluruskan perilaku anak yang kurang benar, serta menyampaikan rasa sayang dan perhatian orang tua terhadap mereka.
3. Membimbing Anak
Bagi anak kecil, dunia ini boleh dikatakan sangat rumit dan penuh tantangan. Banyak sekali hal-hal yang tidak dapat mereka pahami, bahkan beberapa dapat membuat mereka menjadi khawatir dan takut. Dengan berkomunikasi, orang tua dapat memahami keraguan dan ketidakpahaman anak mereka. Setelah itu cobalah gunakan bahasa sederhana untuk menjelaskan mereka.
Saya teringat akan kejadian pintu mobil suami yang tertabrak cukup keras hingga meninggalkan sebuah lekukan yang dalam. Setiap kali melihat mobil itu, anak saya akan selalu bertanya apa yang terjadi dengan mobil ayah. Saya selalu menjelaskan dengan kalimat sederhana, seperti, �Mobil itu berkata, mengemudi harus berhati-hati, jika tidak mengalah dapat melukai saya. Sakit sekali.�
Dia selalu teringat dengan perkataan saya, sehingga setiap kali saya mengemudi dia selalu mengingatkan agar berhati-hati dan jangan terlalu kencang. �Jika tidak mobilnya sakit.� begitu katanya. Bayangan akan kecelakaan yang mengerikan tidak menempel di benaknya, malah sebaliknya, hal ini akan mengingatkan anak bahwa segala sesuatu harus berhati-hati jika tidak ingin �sakit�.
Terkadang orang tua bisa merasakan perasaan anak mereka mendadak berubah menjadi sangat kacau, risau, marah, tidak tenang dan menangis tanpa sebab. Mengesampingkan unsur-unsur pengaruh dari luar seperti terlalu lelah, haus atau lapar, juga ada kemungkinan di tempat yang lain seperti sekolah atau tempat lain terjadi peristiwa yang tidak menyenangkan hati anak. Jika Anda bisa perlahan-lahan menanyakannya, mungkin bisa menemukan akar penyebabnya.
Orang tua dapat merasakan perubahan perasaan anak yang tiba-tiba, seperti perasaan gelisah, marah, tidak tenang, atau bahkan menangis tanpa sebab. Ada banyak hal seperti terlalu lelah, haus atau lapar, juga ada kemungkinan terjadinya hal yang tidak menyenangkan bagi anak di tempat lain seperti sekolah dan lain sebagainya. Kuaklah akar permasalahannya dengan berbicara dari hati ke hati.
4. Ciptakan dan Gunakan Kesempatan
Baik anak maupun orang tua, masing-masing memiliki rutinitas sendiri. Sehingga tidak menutup kemungkinan sangat jarang sekali terdapat kesempatan untuk duduk bersama dan saling berkomunikasi. Untuk itu, gunakanlah setiap kesempatan dalam hidup ini untuk mencoba berkomunikasi dengan anak. Karena berkomunikasi mengandung makna kebaikan, seperti anak akan merasakan keterbukaan diri Anda, maka setiap saat mereka akan senang berbicara dengan Anda, dan Anda pun akan dengan senang berbicara dengan mereka.
Anda dapat menggunakan kesempatan seperti ketika menonton televisi bersama. Mulailah dengan mendiskusikan acara televisi yang baru saja ditonton. Anda dapat membimbing anak untuk mempelajari hal-hal yang positif. Pada saat makan siang dalam mobil, berjalan-jalan, atau sesaat sebelum tidur, merupakan kesempatan paling baik yang dapat Anda gunakan untuk berkomunikasi dengan anak.
5. Perhatikan cara Anda ketika berbicara
Komunikasi akan jauh lebih mudah jika orang tua telah sepenuhnya dapat menerima kehadiran anak, tidak membanding-bandingkan anak yang satu dengan anak yang lain. Jangan menggunakan cara seperti nada memerintah, sindiran, olokan atau menyalahkan ketika berbicara. Karena hal itu dapat mendorong anak semakin jauh dengan orang tua.
Seperti contoh di bawah ini :
Dani memberitahu ibunya, �Saya takut tidur sendirian.�
Ibu A menjawab, �Sungguh tidak pantas, sudah besar masih seperti seorang bayi, tidak ada yang perlu ditakutkan.�
Ibu B menjawab, �Ibu tahu kau takut, tapi lampu tidur akan ibu nyalakan, pintu kamar juga akan ibu biarkan terbuka.�
Jika Anda seorang anak kecil, jawaban mana yang bisa Anda terima?
Yang perlu di perhatikan, orang tua seharusnya berdiskusi dengan anak, bukan orang tua memerintah anak.
Berdiskusi merupakan pembicaraan dua arah, berarti juga harus mendengarkan apa yang dikatakan anak. Sedangkan memerintah merupakan sebuah pembicaraan satu arah, hanya mengindoktrinasi pemikiran Anda sendiri kepada mereka. Berkomunikasi secara dua arah tersebut sangat penting bagi pasca balita. Masih ada satu poin yang penting, nada ucapan yang penuh kasih, menyemangati dan menghormati, dapat membantu anak melakukan sesuatu lebih baik.
[quote]
Sepuluh cara berkomunikasi antara orang tua dan anak:
1. Dimulai sejak dini
2. Diskusi dengan anak
3. Menciptakan suatu lingkungan yang terbuka
4. Menyampaikan nilai dan pandangan Anda kepada anak
5. Mendengarkan suara hati anak
6. Harus jujur
7. Sabar
8. Menggunakan setiap kesempatan untuk berdiskusi
9. Sekali, sekali dan sekali lagi
10. Perkataan yang penuh kasih dan saling menghormati.
</div>